Ini Dia Daftar Profesi Rawan Perceraian dan yang Tidak Rawan

Ini Dia Daftar Profesi Rawan Perceraian dan yang Tidak Rawan

SULUTDAILY|| Manado – Sebuah riset yang dipublikasi di situs web Flowingdata.com menunjukkan adanya hubungan antara jenis pekerjaan tertentu dan risiko perceraian. Riset yang dilakukan oleh Nathan Yau, doktor bidang statistik di University of California, Los Angeles, itu mendapati adanya pekerjaan atau profesi tertentu yang lebih rentan terhadap perceraian dibanding pekerjaan lainnya.

 

Menggunakan data American Community Survey 2015, ia menghitung persentase orang Amerika yang bercerai dan mencatat profesinya. Hasilnya, sejumlah profesi rawan terhadap perceraian, yaitu:

  1. Bartender,
  2. Penyanyi,
  3. Aktor/ Selebriti
  4. Penyiar
  5. Olahragawan
  6. Sekretaris
  7. Ilmuwan sosial
  8. Awak kabin pesawat.

Lalu pekerjaan yang kurang rawan, yaitu:

  1. Aktuaris (seorang ahli yang dapat mengaplikasikan berbagai ilmu)
  2. Penulis
  3. Analis keuangan
  4. Dokter gigi
  5. Pekerja keagamaan
  6. Pendidik
  7. Ilmuwan medis.

 

Psikolog keluarga Anna Surti Ariani mengatakan fenomena yang terjadi di Amerika tak bisa disamakan dengan di Indonesia. Penyebabnya adalah perbedaan budaya. Walau begitu, Anna mengakui jenis pekerjaan berpengaruh terhadap kehidupan secara umum, tak hanya pernikahan. “Bukan berarti profesi tertentu otomatis mengalami kesulitan pernikahan,” kata Anna dilansir dari Tempo.co.

 

Dia mencontohkan, pekerjaan bartender dianggap rawan perceraian karena senantiasa berada dalam lingkungan tempat orang-orang berdandan baik untuk bergaul. Jadi, ada kemungkinan ketertarikan terhadap orang lain. Persoalan lainnya adalah lingkungan bar biasanya penuh dengan minuman beralkohol yang bisa mempengaruhi kesehatan rumah tangga. “Sedang ada masalah sama pasangan, dia minum. Tersulut sedikit, bisa minta cerai,” ucap dia.

Pekerjaan lain yang juga rentan menurut riset Yau adalah ilmuwan bidang ilmu sosial. Anna berpendapat, pekerjaan ini membuat seseorang bertemu dengan banyak orang, sehingga memungkinkan adanya ketertarikan terhadap orang lain. Sebaliknya, ilmuwan di bidang eksakta mempunyai tingkat interaksi dengan orang lain yang cenderung lebih rendah, sehingga godaannya juga tidak terlalu besar.

 

Menurut riset Yau pula, pekerjaan yang memiliki penghasilan tinggi cenderung memiliki tingkat perceraian yang rendah. Anna melihat kondisi ini masuk akal karena tekanan ekonomi memang berpotensi mengganggu pernikahan. Dia mengimbuhkan, selain penghasilan, tekanan pekerjaan bisa memberi gangguan pada hubungan dengan pasangan. Dia mencontohkan, tenaga pemasaran yang dikejar-kejar target bisa tertimpa stress, dan mempengaruhi kualitas hubungan dengan pasangan.

 

Jadi, secara umum, ia menyimpulkan, kerentanan hubungan pernikahan akibat pekerjaan dipengaruhi oleh seberapa menarik orang-orang yang ditemui seseorang saat bekerja, dan seberapa banyak interaksi dengan orang lain saat bekerja. Ia juga memberi contoh guru taman kanak-kanak yang mungkin tidak rentan, karena yang dihadapinya anak kecil terbiasa dengan sabar dan penuh kasih sayang.(yr)

TAGS
Share This