SULUTDAILY // Manado – Aryanthi Baramuli Putri, SH, MH adalah politisi perempuan senior. Ia tercacat pernah tiga kali terpilih sebagai senator dari Provinsi Sulawesi Utara. Selama menjabat sebagai wakil rakyat ia selalu fokus dalam tugas dan tanggungjawabnya khususnya di bidang pendidikan, kesehatan, lingkungan, perempuan dan anak.
Buka hanya menyandang aktivis dalam berbagai bidang, wanita yang akrab disapa ABP ini berhasil membuktikan diri dengan eksistensinya di berbagai kegiatan sosialisasi hingga membantu orang sakit khususnya para pasien kanker dari anak-anak sampai orang dewasa. Wanita kelahiran 18 Oktober ini sudah mendirikan beberapa rumah singgah antara lain di Jakarta yang diperuntukkan bagi penderita penyakit kanker. “Target ke depan mendirikan rumah singgah diberbagai provinsi di Indonesia. Tentunya harapan saya, rumah singgah ini akan membantu pasien dan keluarga pasien kanker yang kurang mampu dalam masa-masa pengobatan,” ujar wanita yang awet muda dan murah senyum ini.
Ibu dua anak kelahiran Jakarta, 18 Oktober 1964 pada periode ini memilih tidak masuk ke bursa politik. Politisi perempuan dari Partai Golkar kini banyak dipanggil menjadi narasumber untuk sosialisasi di bidang kesehatan. Beberapa kali hadir sebagai bintang tamu di televisi swasta nasional bersama pengurus Cancer Information and Support Center (CISC).
CISC adalah sebuah organisasi yang dirintis Aryanthi, yang memang pernah menderita penyakit mematikan ini. Pernah menjalani kemoterapi ABP pun sangat memahami perasaan pasien dan keluarganya. Biaya pengobatan yang mahal dan rasa sakit yang luar biasa sudah pernah dilalui wanita enerjik ini.
“Organisasi ini (CISC) ada untuk mewujudkan harapan banyak orang. Banyak yang putus asa ketika tahu dirinya atau anaknya terkena kanker padahal dunia belum berakhir sampai disitu. Selalu ada harapan bagi mereka yang berusaha,” ujar putri mantan Gubernur Sulut, Dr Achmad Arnold Baramuli, SH dan ibu Prof Albertina Nomay Baramuli-Kaunang, SH, PhD.
Ada pelajaran penting dari ayah Aryanthi yang selalu diingatnya. “Ayah.. AA Baramuli almarhum, mengajarkan, banyak hal yang utama harus berani perjuangkan yang benar adalah benar,” tutur ibu dari Andhika dan Anissa ini.
ABP selalu ceria dan awet muda.
Selain itu kesederhanaan menjadi teladan yang selalu diikutinya. Tak heran kuliner tradisional menjadi pilihannya. Beberapa kali ABP makan di rumah makan pinggir Danau Tondano dan pada Juni 2018 ia tak henti-hentinya menceritakan nikmatnya “nike” (ikan-ikan kecil dari danau) yang dimasak dengan bumbu woku blanga (bumbu khas Manado).
Ada banyak sekali kegiatan yang diikuti Aryanthi, antara lain; pada Juni 2018 lalu, Aryanthi melakukan audiensi dengan dr. Cut Putri Arianie MHKes (Direktur P2PTM) Kementrian Kesehatan RI. Dari pertemuan itu disimpulkan pentingnya menjaga kesehatan. Bahkan Aryanthi mrmbaginya dengan sebutan Salam huruf C; CERDIK: Cek kesehatan, enyahkan asap rokok, Rajin olah raga, Diet seimbang, Istirahat cukup dan Kelola Stress.
Ditengah kesibukannya Aryanthi harus menghadiri acara iARMI DPP DKI JKT FGD bertema “menetralisasi Gerakan Radikalisme di Kampus” di Jakarta. Baginya sekali NKRI tetap NKRI! Ia juga gencar mendukung dan mendoakan pelestarian seni dan budaya.
Dalam sebuah acara pada 9 Juli 2018 Aryanthi memberikan cinderamata kepada Jane Mosseman fasilitator berpengalaman dari Inggris pada acara Workshop Advokasi pasien tanggal 4-5 Juli ini dibuka oleh ibu Hj Dewi Asmara SH.,MH komisi IX DPR RI. Narasumber dari Ditjend P2P Kemkes, Komite Penanggulangan Kanker Nasional ( KPKN) dan akademisi. “Perempuan sehat, keluarga sehat, Indonesia kuat.” ABP.
Pada Bulan Juli ABP mengaku senang dan sangat bersyukur bisa menjadi narasumber berbagi ilmu dan pengalaman tentang “Peran Masyarakat/Patient Support Group terhadap upaya penanggulangan kanker Serviks. Ucapan erimakasih kepada dokter-dokter POGI/HOGI. Ia juga mendukung Kongres Obstetri dan Ginekologi Indonesia XVII di Semarang.
Tanggal 27 Juli 2018 menjadi momen bersejarah bagi Aryanthi. Ia bersama dr Cut Putri Arianie Dir P2PTM Kemkes, Ketua KPKN, Dir RSCM, Dekan FK UI , para dokter, organisasi kesehatan bisa merayakan Pencanangan Hari Kanker Kepala dan Leher se-dunia di RSCM Jakarta. Iapun mengucapkan selamat dan sukses kepada Perhimpunan Dokter Onkologi Kepala Leher Indonesia (Perdokli) dan panitia.
Aryanthi hadir di acara World Cancer Leaders Summit foto bersama Her Royal Highness Princess Dina Mired of Jordan (baju putih), Kuala Lumpur Malaysia.
Pada 24 Agustus Aryanthi memberikan edukasi gizi dan demo masak bersama Seala Septiani dan Tegar Masloman. Terlepas dari urusan kuliner Aryanthi juga sering diundang mengikuti diskusi. Seperti pada tanggal 23 September ia hadir dalam Diskusi Publik tentang kedudukan caleg setelah putusan MA sebagai suatu tujuan yuridis di Pasca Sarjana Univ. Kristen Indonesia (UKI) Jakarta Pusat. “Ini bagian dari pengabdian dan sumbangaih pemikirian demi bangsa dan negara Indonesia yang lebih baik,” katanya.
Baru-baru ini 18 September, Aryanthi menemui Kepala Biro Hukum dan Organisasi Kementerian Kesehatan RI untuk memperjuangkan hak-hak pasien.
Pada 11 oktober Aryanthi hadir di acara World Cancer Leaders Summit Bersama Her Royal Highness Princess Dina Mired of Jordan (baju putih), Kuala Lumpur Malaysia. “Dan saya sangat bersyukur bisa berbagi pengalaman menjadi narasumber dalam Acara World Cancer Congress serta bisa hadir di World Cancer Leaders Summit pada 1-4 Oktober 2018.”
Banyak sekali kegiatan di berbagai bidang yang dilakukan Aryanthi. Eksistensinya terlihat dari akun media sosial funpage facebook (FB) miliknya. Prinsipnya berjalan dengan hati pastilah akan memberkati dan diberkati. (yudithrondonuwu).