Antisipasi Keamanan Siber, Kemenkopolkam RI Percepat Pembentukan TTIS di Sulawesi

Antisipasi Keamanan Siber, Kemenkopolkam RI Percepat Pembentukan TTIS di Sulawesi

SULUTDAILY|| Manado – Kementerian Koordinator Politik dan Keamanan Republik Indonesia (Kemenkopolkam RI) mendorong percepatan pembentukan Tim Tanggap Insiden Siber (TTIS) di seluruh sektor strategis Indonesia. Upaya ini dibahas dalam Rapat Koordinasi Percepatan Pembentukan dan Penguatan TTIS yang dipimpin Marsda TNI Eko Dono Indarto sebagai Deputi Bidang Koordinasi Komunikasi, Informasi, dan Aparatur Kemenkopolkam, Kamis (25/09/2025) di Four Points by Sheraton Manado

‘’ Rapat Koordinasi ini merupakan tindak lanjut arahan Presiden untuk memperkuat ekosistem keamanan siber nasional hingga ke daerah. TTIS atau Computer Security Incident Response Team (CSIRT) ditargetkan terbentuk sebelum 30 September 2025,’’kata Marsda TNI Eko dalam arahannya.

Ia menjelaskan pembentukan TTIS merupakan langkah strategis untuk memperkuat sistem keamanan siber nasional dan mendukung rencana digitalisasi layanan publik. ‘’TTIS diharapkan dapat mengantisipasi berbagai ancaman terhadap keamanan negara, termasuk ancaman siber yang dapat datang dari dalam maupun luar negeri,’’ujarnya.

Rakor ini menghadirkan narasumber Direktur Keamanan Siber dan Sandi Pembangunan Manusia Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Giyanto Awan Sularso dan Direktur Strategi dan Kebijakan Pengawasan Ruang Digital Kemkomdigi, Muchtarul Huda dan dipandu oleh Asisten Deputi Pencegahan dan Peningkatan Kapasitas Keamanan Siber, Budi Eko Pratomo.

Giyanto Awan Sularso pada kesempatan tersebut memaparkan konflik geopolitik global yang diawali dengan perang fisik dan kini beralih ke perang siber yang melibatkan beberapa negara dan kelompok peretas internasional yang telah merambah ke Asia Tenggara termasuk Indonesia.

‘’ Tren anomali trafik keamanan siber nasional di Indonesia periode 1 Januari- 31 Agustus 2025 adalah 4.065.024.695. Anomali trafik internet ini berpotensi mencurigakan dan dapat menginfeksi sistem keamanan siber,’’kata Giyanto.

Ia mengatakan, Tim Tanggap Insiden Siber (CSIRT) adalah sekelompok orang yang bertugas dan bertanggung jawab menangani Insiden Siber dalam ruang lingkup yang ditentukan terhadapnya.

‘’ Tujuannya untuk meminimalkan dan mengendalikan kerusakan akibat insiden siber, memberikan respons dan pemulihan yang efektif serta mencegah terjadinya insiden di masa mendatang,’’ katanya sambil menambahkan manfaat CSIRT  adalah untuk melakukan deteksi secara cepat, sehingga dapat mengendalikan dampak minimal. Diagnosa secara akurat, sehingga dapat memulihkan layanan terdampak dan mengendalikan insiden secara tepat, sehingga mencegah insiden selanjutnya.

Muchtarul Huda memaparkan bagaimana peran regulasi dalam penguatan keamanan digital dan perlindungan data pribadi di Indonesi. ‘’ Data insiden terkait Pelindungan Data Pribadi periode 2019-2025 yakni kebocoran data pribadi  89,5%, pengumpulan data pribadi tidak relevan 15 %, pengungkapan data pribadi 3,5%, pengumuman data pribadi 2%,  lainnya 3,5%,’’ ungkap Huda.

Rakor dihadiri sekitar 400 peserta dari pemerintah provinsi, kabupaten/kota se Sulawesi dan perwakilan sektor strategis seperti perbankan, lembaga pendidikan, industri dan media yang hadir secara ofline di ball room hotel dan online melalui zoom. (Jr)

CATEGORIES
TAGS
Share This