Sehari Diduga 2 Kasus Bunuh Diri Terjadi di Manado dan Minahasa; Ini Tips dari Psikolog
MANADO – Kasus bunuh diri diduga terjadi siang tadi, Jumat (28/05/2021) di Hotel Peninsula Manado. Seorang calon pengantin berinisial GFS alias Alen lompat dari lantai 7 dan jatuh persis di samping kolam renang hotel bintang lima ini.
Peristiwa naas itu sudah viral di media sosial bahkan di daftar pencarian Facebook nama GS tertulis ‘sedang populer.’ Beberapa postingan dan komentar di akun medsos yang ditujukan langsung ke akun FB GS menuliskan jika peristiwa itu terjadi beberapa jam sebelum pemberkatan nikahnya dengan calon istri MB alias Meiske.
Beredar juga undangan pernikahan yang menuliskan rencana pemberkatan di GMIM Sentrum jam 2 siang dan resepsi Resto Rumah Alam pada malam harinya.
Sebelumnya tadi pagi, warga dihebohkan juga dengan ditemukannya sesosok mayat di perkebunan Desa Koha, Kecamatan Mandolang, Kabupaten Minahasa.
Disinyalir mayat yang ditemukan dalam kondisi membusuk dan terdapat tali dileher seperti gantung diri tersebut merupakan FK alias Ferry selaku terduga pelaku pemerkosaan dan pembunuhan dengan korban adik MS yang sekampung dengannya.
CEGAH BUNUH DIRI
Tindakan bunuh diri bukanlah pilihan terbaik dalam menyelesaikan masalah. Apapun alasannya manusia punya kesempatan untuk memperbaiki diri kendatipun dijeruji besi; hukuman seumur hidup, atau sanksi sosial lainnya.
Dilansir dari Tempo.Co penyebab bunuh diri ada banyak antara lain faktor kepribadian, seperti individu yang cenderung introvert, kurang suka bersosialisasi, sering memendam masalah sendiri, rentan muncul ide bunuh diri terutama saat menghadapi masalah yang berat.
Selain itu, kondisi psikis tertentu yang menyertai juga berpengaruh, misalnya depresi, gangguan kecemasan, gangguan kepribadian, trauma, psikotik, atau dalam pengaruh penggunaan NAPZA.
Psikolog Lyly Puspa Palupi mengatakan adanya gangguan suasana hati pada seseorang bisa terindikasi menjadi penyebab munculnya orang yang berkeinginan melakukan bunuh diri.
Lily siapa saja bisa tiba-tiba muncul ‘pikiran pendek’ tersebut. Bagaimana mencegahnya? Lily menganjurkan untuk menjadi pribadi yang sehat secara fisik, jasmani, mental dan spiritual. Jika ada kesibukan misalnya melakukan olahraga rutin lalu juga rutin mendengarkan cermah-ceramah positif dari organisasi atau tempat ibadah pasti menjadi pribadi yang kuat.
“Jangan membanding-bandingkan diri sendiri dengan orang lain, jika ingin meraih sesuatu untuk menetapkan target atau keinginan yang realistis, selalu menjalin pertemanan dengan banyak orang di sekitar sebagai lingkungan yang bisa mendukung di saat sulit,” jelasnya.
“Jika merasa memiliki beban masalah yang telah melampaui batas kemampuan untuk menyelesaikannya, jangan sungkan untuk menceritakan ke orang terdekat yang dapat dipercaya, usahakan untuk tidak memendam masalah seorang diri,” pesannya. (*)