Ketika ‘Bunda Paulina’ Bercerita tentang Seekor Katak
84 anak Program PPA-PKH Siap Kembali ke Sekolah
MESKI duduk bersilah berkarpet biru, suasana riang dan gembira tercipta diruangan itu. Sejumlah 84 anak putus sekolah karena bekerja di pasar, tukang sapu, jualan korang, pemulung yang dibina dalam 4 shelter (rumah penampungan) memancarkan wajah gembira ketika datang seorang perempuan bergaung putih bercorak batik biru,kuning,ungu berpadu dengan setelan celana panjang biru dan dihiasi senyumnya yang khas.
Ketua Umum TP PKK Kota Manado Prof. DR. Julyeta Paulina Amelia Runtuwene, MS, DEA rupanya sedang dinanti oleh anak-anak dalam acara ‘Program Nasional Penarikan Pekerja Anak-Program Keluarga Harapan’ (PPA-PKH) yang digelar di Batalyon Infantri (Yonif) Raider 712 Teling Manado, Jumat (20/05/2016).
Suasana kian cair ketika Ibu Paulina mulai menyapa anak-anak kemudian bercerita tentang seekor katak. ” Katak hidup di dua tempat yaitu berair dan kering ,” kata Istri tercinta Walikota Manado Dr GS Vicky Lumentut mengawali cerita dan anak-anak terdiam mendengarkan dengan serius.
” Ada seekor Katak hidup di dalam parigi (sumur, red). Suatu ketika si katak melihat ke atas ada cahaya, dalam hati dengan tekad yang kuat si Katak memanjat ke atas. Setelah sampai, si katak melihat cahaya yang begitu besar. Kalau selama ini hanya melihat cahaya kecil sekarang sudah lebih besar. Kemudian sih katak berjalan lagi sampai di sebuah parit. Si katak berenang bermain sepuasnya. Terus si katak berjalan lagi dan ketemu telaga lalu si katak bermain sepuasnya. Katakpun terus berjalan dan akhirnya sampai di tepi pantai. Pikir si katak, wah ini air banyak sekali tidak seperti di rumahku,” tutur First Lady Manado itu.
Begitu besar kesempatan kita untuk hidup. ”Selama berada di shelter kalian semua dibina dan diberi bekal hidup , artinya lebih banyak ilmu pengetahuan yang didapat. Untuk itu kalian harus punya cita-cita, harus punya keinginan kuat dan harus berusaha dan belajar. Saya bangga karena program PPA-PKH ini mampu merubah cara berfikir anak anak, jadi ada perubahan,” kata Ibu Paulina.
” Ibu berharap semua anak anak disini bisa ikut sampai akhir shelter dan lanjut ke sekolah, tidak ada seorang anak pun yang terabaikan semua harus sekolah. Bapak walikota melalui Dinas Pendidikan Manado akan menyiapkan semuanya Tas sekolah sampai seragam dan sepatu sekolah,” janji Ibu Paulina diakhir cerita dan disambut sorakkan anak-anak.
Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Manado Atto Bulo, SH, MM pada kesempata tersebut mengatakan bahwa Pengurangan Pekerja Anak dalam rangka mendukung Program Keluarga Harapan (PPA-PKH) merupakan program nasional yang tertuang dalam RPJMN periode 2015-2019.
” Kegiatan PPA-PKH ini bersinergi dengan Program Keluarga Harapan yang dalam pelaksanaannya melibatkan berbagai instansi terkait antara lain Kementerian Pendidikan Nasional, Kementerian Sosial, Kementerian Kesehatan, Kementerian Agama dan Instansi/Lembaga terkait lainnya, baik Pemerintah maupun non Pemerintah termasuk Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang dirancang dengan tujuan untuk mengurangi/menghapus pekerja anak dariRumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) yang putus sekolah namun masih tergolong usia sekolah (13 tahun – 17 tahun) melalui pendampingan di tempat penampungan (shelter) selama 25 hari. Terutama anak-anak yang bekerja pada Bentuk-bentuk Pekerjaan Terburuk Untuk Anak (BPTA),”kata Bolu.
Sejumlah 84 anak yang berada di Shelter kini siap kembali ke sekolah. ” Anak-anak ini dibina oleh tutor dari Diknas Manado , relawan yang selama di shelter mendampingi anak anak. Mereka dilatih kedisiplinan dan kebersamaan,”kata Kadis.(Jeane Rondonuwu)