Empat Alasan, Mengapa Perempuan Manado Selalu Dibilang Cantik

Empat Alasan, Mengapa Perempuan Manado Selalu Dibilang Cantik

SULUTDAILY || MANADO – Apa yang terlintas dibenak Anda ketika mendengar perempuan asal Manado? Yeah.. perempuan atau wanita cantik. Ada juga yang menyebutkan jika perempuan Manado itu menarik secara fisik dan memiliki sikap dasar manusia yang baik antara lain pintar bersosialisasi.

Terlepas dari pandangan negatif akibat kecantikan tersebut, sebenarnya ada empat alasan mengapa perempuan Manado selalu dibilang cantik. Berikut ulasannya menurut keterangan berbagai narasumber kompeten;

1.Perempuan Manado memiliki kulit yang putih dan mulus.

Perempuan Manado sebagian besar memiliki kulit yang bersih yang seringkali diidentikan dengan kulit putih dan mulus. Banyak yang menyebutkan hal itu disebabkan kawasan pengunungan yang dingin mendominasi daerah Provinsi Sulawesi Utara. Udara dingin menyebabkan kelembapan kulit terjaga dan terbebas dari paparan sinar matahari sehingga terciptalah kulit bersih, putih dan mulus.

Faktanya, daerah Manado banyak di dominasi pantai dan perempuan yang tinggal di pantai kulitnya tetap putih. Sebenarnya tidak semuanya putih, ada juga yang sawo matang. Hanya saja sebagian besar perempuan Manado khususnya dari suku Minahasa yang dominan di daerah ini, memang kulitnya cenderung putih dan mulus.

Menurut Vebry Daendra, tokoh pemuda yang berprofesi sebagai pengacara berdomisili di Manado ini, kulit putih dan mulus itu dipengaruhi faktor keturunan dan juga kebiasaan masyarakat yang turun-temurun mengajarkan perempuan harus hidup bersih dan rapih. “Orang Manado termasuk perempuan Manado memang terkenal suka bersolek sebenarnya bukan bersolek tetapi lebih kepada keinginan untuk tampil rapih dan cantik,” ungkap pria berdarah Jawa-Palu yang pernah berprofesi sebagai jurnalis investigasi, Selasa (15/1/2019).

Tidak heren jika Anda berbaur dengan masyarakat pedesaan di sekitar Kota Manado, masih akan menemukan perawatan kecantikan menggunakan bahan-bahan tradisonal. Misalnya, merawat rambut menggunakan parutan kelapa dalam, yang mengunakan alat cukur khusus (disebut kukuran, red) sehingga parutan kelapa itu lebih kasar.

Parutan kelapa dalam itu juga dipakai untuk membersihkan kulit dengan aplikasi seperti mengunakan lulur. Selain itu, perempuan Manado terbiasa harus mandi dua kali sehari, yaitu minimal pagi dan malam. Demikian juga dalam perawatan tubuh, mulai dari masker wajah dengan ramuan daun-daunan atau buah-buahan sampai cara mengosok kaki di batu (batu sungai, red) supaya tidak ada kapalan di telapak atau tumit kaki.

Nah, zaman canggih sekarang dengan kebiasaan tersebut banyak perempuan Manado yang hobi ke salon atau membeli peralatan dan produk-produk kecantikan sesuai mode terbaru. Tidak percaya? Anda pasti akan menemukan seorang gadis desa atau perempuan Manado, yang memiliki alat catok rambut atau berbagai lipstick di rumahnya yang hanya berdinding kayu bahkan beratap rumbia!

“Merawat diri itu sudah diajarkan dari kecil dan turun-temurun bagi perempuan Manado dan orang Manado umumnya. Hanya saja saat ini bergeser menjadi gaya hidup sehingga ada istilah ‘biar kalah nasi jangan kalah aksi’ yang artinya biar tidak makan asalkan bisa membeli baju atau mengikuti perkembangan fashion yang terbaru,” ujar pria yang juga beristri perempuan Manado ini.

2.Perempuan Manado memiliki memiliki tingkat kecerdasan di atas rata-rata dan kompetitif

Doktor Mieke Imbar, MPd, dosen sejarah dari Universitas Negeri Manado (Unima), mengatakan perempuan Manado memang memiliki banyak talenta yang diberikan Tuhan sang pencipta. Bukan hanya soal kecantikan tetapi juga kecerdasan.

“Banyak perempuan berdarah Manado yang mempunyai peranan penting dalam perjuangan bangsa ini. Catatan sejarah menyebutkan beberapa nama perempuan pejuang antara lain yang sangat dikenal Maria Walanda Maramis sebagai pejuang kemajuan dan emansipasi perempuan di dunia politik dan pendidikan. Banyak juga perempuan pejuang yang tidak tercatat dalam buku sejarah namun sebenarnya punya prestasi yang menbanggakan dan patut jadi teladan bagi perempuan lain,” ungkapnya.

Sejarah membuktikan jika dokter perempuan pertama di negara Indonesia adalah Marie Thomas. Perempuan kelahiran Likupang, (berjarak 90 menit dari Kota Manado) pada 17 Februari 1896 dari pasangan suami-istri Adriaan Thomas dan Nicolina Maramis.

Bukan itu saja, Marie Thomas memilih bidang spesialisasi yang bukan terkategori mudah dalam ilmu kedokteran yaitu ginekologi dan kebidanan. Setelah menikah dengan Mohammad Yusuf, pria asal Padang, Marie mendirikan sekolah kebidanan pertama di Sumatera.

Pada 1898 ada juga dr Anna Warouw yang mengikuti jejak Marie Thomas menjadi dokter. Hingga saat ini, banyak tokoh perempuan asal Manado yang memberi sumbangsih bagi negara ini. Bidang olahraga ada Lilyana Natzir di Bulutangkis, soft tenis ada Anadeleyda Kawengian, voli ada Aprillia Manganang dan Amasya Manganang serta lainnya.

Begitu juga dalam ajang pencarian bakat menyanyi yang sedang tren saat ini. Baru saja Anneth gadis belia asal Manado yang memenangkan kompetesi bergengsi ini. Selain itu, banyak selebriti papan atas yang berdarah Manado sebut saja Lidya Kandou, Tessa Kaunang, Angel Karamoy, Shandy Aulia, Julie Estelle, Velove Vexia, Mikha Tambayong, Nagita Slavina Tengker, Jessica Mila, Felcia Angelista, Amanda Manoppo dan masih banyak lagi.

Hingga saat ini banyak politisi perempuan muncul dari Manado seperti Aryanthi Baramuli Putri, Vanda Sarundajang, Paula Sinjal, dan Angelina Sondakh yang juga pernah menjadi Putri Indonesia. Provinsi Sulawesi Utara bahkan dikenal sebagai provinsi dengan banyak kepala daerah perempuan dan cantik. Sebut saja Bupati Minahasa Selatan Tetty Paruntu, Bupati Minahasa Utara Vonny Panambunan, Wakil Walikota Tomohon Syerly Adelyn Sompotan (SAS).

Tidak heran juga jika banyak pejabat, pengusaha bahkan perwira-perwira di TNI dan Polri yang memilih perempuan Manado untuk menjadi istrinya. Bukan itu saja, ada banyak perempuan Manado yang dipersunting warga negara asing (WNA). “Paras yang cantik dibarengi kecerdasan akan membuat seorang perempuan benar-benar memesona selayaknya putri atau ratu sebuah kerajaan yang dilatih dan dirawat sedemikian rupa,” ungkap Dr.Meike.

3.Perempuan Manado pintar bersosialisasi (pintar bergaul)

Percaya atau tidak, jika Anda mengajak seorang perempuan Manado ke suatu acara dan bertemu orang baru sekalipun tidak akan membuatnya kesulitan dalam berkomunikasi. Pintar bergaul atau pintar beradaptasi sudah menjadi kebiasaan orang Manado khususnya suku Minahasa yang terbiasa berbaur dengan orang lain di daerahnya.

Menurut sejarah, Kota Manado adalah kota perdagangan. Penduduk aslinya adalah suku Minahasa namun seiring perkembangan zaman, pedagang dari Tiongkok, Jepang, Filiphina, Korea, Arab, India, Melayu bahkan dari Eropa dan Amerika sering berkunjung ke daerah ini. Hal ini pula yang menyebabkan perempuan Manado terbiasa bergaul dengan orang yang baru dikenalnya.

“Selain mudah beradaptasi dengan lingkungannya, perempuan Manado itu percaya diri karena sejak kecil diajarkan harus berani tampil. Apalagi mayoritas orang Manado adalah umat Kristiani yang membebaskan laki-laki ataupun perempuan untuk tampil bernyanyi, memimpin ibadah bahkan harus bisa memimpin doa di depan banyak orang,” ungkap Vebry.  

Namun demikian, menurut Vebry, kelebihan inilah yang acapkali menjerumuskan perempuan Manado kepada image yang negatif. “Ketika seseorang mudah bergaul maka akan gampang dipengaruhi untuk melakukan hal-hal yang negatif seperti mencari uang dengan cara gampang yaitu menjadi ‘perempuan penghibur’ atau menjadi ‘selingkuhan’ pejabat atau pengusaha. Itulah juga yang membuat perempuan Manado banyak yang terjebak dalam pergaulan tidak benar, apalagi di zaman sekarang yang dipenuhi dengan dunia gemerlap dan tuntutan gaya hidup yang tinggi,” tambahnya.

Lucunya lagi, saking terkenalnya kecantikkan perempuan Manado di kalangan ‘dunia malam’, ada sejumlah perempuan ‘pekerja seks komersial’ yang seringkali mengaku berdarah Manado untuk mendapatkan ‘klien’. Tentu saja hal seperti itulah yang semakin merusak citra perempuan Manado yang sebenarnya baik.

4.Perempuan Manado mewarisi hal-hal baik dari leluhurnya (Faktor Keturunan).

Dalam website kemendikbud.go.id, catatan berjudul: ‘Etnik Minahasa, Asal Usul dan Proses Menjadi Sebuah Suku Bangsa’ oleh Steven Sumolang, seorang antropolog asal Manado, ditulisnya ada 92 versi tentang leluhur orang Manado yang didominasi Suku Minahasa dan terkenal dengan perempuan-perempuan cantiknya.

Satu versi menyebutkan bahwa nenek moyang orang Minahasa berasal dari Mongolia dan Cina (Tiongkok). Konon, ada seorang putri kerajaan Tiongkok (Lumimuut) yang jatuh cinta dengan seorang jendral dari Mongolia (Toar) namun tidak mendapat restu karena kondisi perang saat itu.

Mereka akhirnya menikah namun ‘dibuang’ ke ujung Pulau Sulawesi. Mereka memiliki anak yang banyak dan turun temurun kawin-mawin dengan pelancong-pelancong yang berpetulang atau datang berdagang dari berbagai negara.

Fakta membuktikan sampai saat ini ada banyak orang Manado yang berdarah blasteran (hasil kawin campur) Belanda, Cina, Jepang, Portugis, Spanyol dan negara lainnya. Keturunan belsteran Minahasa-Portugis sampai saat ini masih ada dan dikenal sebagai Komunitas borgo mereka banyak berdomisili di  Sindulang, Pondol, Tanawangko, Amurang, dan Kema.

Ada juga keturunan Minahasa bercampur Eropa-Yahudi yang sampai saat ini masih bertahan dan telah menjalankan tempat ibadah yakni satu-satunya Sinagog di Tondano. Jadi asal suku Minahasa dari Cina-Mongol bercampur bangsa Eropa-Yahudi. Lalu, kini bercampur lagi dengan etnis lain dari Jawa, Bugis, Gorontalo, Ternate, dan lainnya. Tak heran banyak perempuan cantik juga yang muncul dari kelompok masyarakat baru yang sampai saat ini masih ada di kampung Jawa Tondano (Jaton), Kampung Jawa di Tomohon, Kampung Arab, Kampung Ternate, dan tentu saja Kampung Cina ada di hampir setiap kota kabupaten.

Bisa dibayangkan perpaduan genetika dalam diri perempuan Manado. Selain penampilan fisik tentu saja kecerdasan juga diwarisi dari nenek moyangnya.

Perempuan Manado juga dikenal pemberani karena mewarisi keberanian dari leluhurnya yang merupakan seorang jendral atau prajurit kerajaan. Sikap lembut, ramah dan murah senyum masih diwarisi dari leluhurnya yang juga konon seorang putri kerajaan.

Penulis: Yudith Rondonuwu

CATEGORIES
TAGS
Share This