Ini Cara Unik ‘Komunitas Likupang Raya’ Merayakan HUT RI ke-76
SULUTDAILY|| Minut – Komunitas Likupang Raya (KLiR) merayakan HUT RI ke-76 dengan pengibaran bendera merah-putih di Pulau Napomanu yang merupakan pulau kosong dan berupa hutan mangrove. Uniknya pengibaran bendera dilakukan secara estafet semacam triathlon dengan menempuh jarak sekitar 7,6 kilo meter dari darat melewati tiga desa lalu sungai bakau hingga tiba di pulau Napomanu yang berlokasi di Desa Sarawet, Kecamatan Likupang Timur, Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara.
Bermula dari penyerahan bendera merah-putih oleh Camat Likupang Timur Ibu Delby Wahiu, SE yang juga merupakan pembina KLiR kepada pengurus KLiR yaitu Marlen Sumual, Sandra Rondonuwu dan Yudith Rondonuwu di Kantor Camat, Desa Likupang Satu. Setelah diterima, bendera tersebut diserahkan kepada pengurus KLiR lainnya, Ayu Mega dan Hendro Kodoatie sebagai pelari yang sudah bersiap melintasi jalan raya.
Selanjutnya bendera tersebut diestafet lagi ke pelari cilik Kiara Maramis yang didampingi si kembar batita Kay dan Key Rondonuwu di perbatasan antara Desa Likupang Satu dan Desa Likupang Dua.
Tiba di Depan Bengkel Kreatif KLiR, bendera diestafet lagi ke pengendara trail Gerrit Luntungan yang merupakan Bendahara KLiR dan juga anggota DRPD Minahasa Utara yang memang terkenal lowprofile.
Dari sepeda motor trail diserahkan ke pesepeda tokoh pemuda Minahasa Utara Gilbert Mojojoh Maramis untuk menuju ke dermaga di Desa Sarawet, Dusun Kualabatu.
Dari situ bendera diestafet lagi ke Ketua Harian KLiR, Jelly K. Maramis yang bersiap dengan perahu kayak melewati sungai mangrove yang cukup jauh sekitar 2,5 kilo meter.
Dari perahu kayak, bendera diserahkan ke Allan Rondonuwu yang menggunakan stand up paddle (SUB) sejenis selancar di depan Pulau Napomanu. Perlu diketahui ‘perahu kayak’ maupun ‘SUB’ yang digunakan merupakan hasil produksi lokal oleh sesepuh KLiR, Tonny Rondonuwu.
Dari selancar tersebut bendera diserahkan kepada Jovanca yang juga personil Kelompok Pecinta Alam (KPA) Likupang yang harus membawa bendera tersebut dengan berenang menuju lokasi upacara pengibaran bendera yang dihadiri sejumlah pengurus dan simpatisan KLiR.
Dari perenang Jovanca bendera diterima oleh Julio Pelealu, Galatia Rawung dan Oshin Balau yang merupakan Koordinator KLiR wilayah Likupang Kepulauan. Sebagaimana gerakan pengibar bendera, ketiga personil KLiR ini menyerahkan bendera untuk dikibarkan pengurus inti KLiR yang sudah berkumpul.
Upacara berlangsung sangat khidmat. Sambil menyanyi lagu Indonesia Raya, semua yang hadir menghormati bendera hingga lagu selesai. Selesai upacara pengibaran yang sederhana semua saling mengucapkan selamat HUT RI yang ke-76.
“Mengapa pengibaran bendera harus melalui estafat dan melewati banyak rute? Itu makna dari keberagaman dan kebersamaan. Kami berharap HUT RI kali ini bisa memberikan motivasi akan adanya harapan bahwa badai pasti berlalu; tantangan dan rintangan bisa kita hadapi bersama-sama dan pasti akan sampai kepada tujuan dengan kemenangan yang menjadi milik bersama,” ungkap Ketua Harian KLiR, Jelly K. Maramis.
Maramis juga mengatakan alasan pemilihan lokasi Pulau Napomanu untuk memperkenalkan lokasi wisata baru di Likupang. “Selain itu untuk menegaskan pulau ini adalah milik masyarakat adat Likupang khususnya warga Desa Sarawet, jangan sampai diklaim milik pribadi seseorang, sehingga bisa menimbulkan polemik lagi dalam masyarakat,” ujar tokoh masyarakat Minahasa Utara ini.
Demikian dipesankan Ketua Umum KLiR, Arnold Nelwan Sompie bahwa semua harus semangat berkarya di profesi masing-masing walau pandemi tetap berjuang dengan tidak melupakan doa, ibadah dan beramal. “Semoga pandemi ini segera berlalu. Semoga Komunitas Likupang Raya bisa terus memberi inspirasi dan energi positif bagi sesamanya walawpun dalam keterbatasan karena memang tidak ada organisasi yang sempurna sebagaimana tidak ada manusia yang sempurna,” tutur Ketum Arnold yang sedang bekerja di Jakarta.
Sementara itu, Camat Likupang Timur Delby Wahiu, memberi apresiasi atas ide kreatif pengurus KLiR yaitu estafet bendera dan tetap prokes. Ia pun berharap ada sinergitas dengan pemerintah sehingga pembangunan di wilayah Likupang bisa berjalan lancar terutama menyukseskan KEK Likupang.
“KEK Pariwisata Likupang membutuhkan ide-ide brilian dan dukungan warga lokal. Kehadiran KLiR kiranya bisa memberi warna dan menopang program pemerintah yang sedang bergulir supaya ada keseimbangan,” ungkap camat.
Adapun seluruh rangkaian kegiatan ini akan dibuat menjadi sebuah video dokumenter yang akan dipublikasikan di media sosial Facebook grup: Komunitas Likupang Raya. (*)