Dr Suryadi:  Isolasi Pengidap Covid-19 Lebih Aman 4 Minggu

Dr Suryadi: Isolasi Pengidap Covid-19 Lebih Aman 4 Minggu

Anggota American Society of Tropical Medicine and Hygiene (ASTMH) dan anggota European Society Pediatric Infection Disease (ESPID) Dr. dr. Suryadi Nicolaas Napoleon Tatura, Sp. A (K)

SULUTDAILY|| Manado- Dokter Anak Konsultan Infeksi dan Penyakit Tropis yang merupakan anggota American Society of Tropical Medicine and Hygiene (ASTMH) dan anggota European Society Pediatric Infection Disease (ESPID) Dr. dr. Suryadi Nicolaas Napoleon Tatura, Sp. A (K) mengatakan Isolasi Pengidap COVID19 yang aman adalah 4 minggu bukan 14 hari sejak onset (terinfeksi atau kontak erat).

” Alasannya, 33% SARCOV-2 virus masih positif setelah 20 hari. Didapatkan pasien negatif pada hari ke 21, 22 (2 kali periksa) dan positif kembali hari ke 23,24,” kata Dr Didi, demikian sapaan akrab Koordinator Penelitian Bagian Anak FK Unsrat di Fakultas Kedokteran Unsrat Manado ini.

Menurut Dr Didi, Viral load (banyak virus dalam tubuh penderita) paling tinggi pada minggu pertama, sehingga pada minggu pertama ini paling menular. Bila terlambat deteksi hilang kesempatan paling berharga.

” Tinggi viral load tidak berhubungan dengan beratnya penyakit. Artinya orang dengan gejala tidak khas atau malah tidak bergejela belum tentu tidak menularkan, bisa juga sangat menular. Anti bodi muncul pada hari ke 10 atau minggu ke 2. Artinya pemeriksaan serology hanya efektif di atas 10 hari. Kurang dari 10 belum efektif. Padahal ini masa penularan tertinggi,” jelasnya sambil menambahkan Pasien dengan comorbid ( penyakit lain) terutama pada orang tua dan lansia memiliki respon antibodi yang rendah, artinya lebih berbahaya.

Bila Demam Berdarah Dengue (DBD) Angka Kematian kurang dari 1%, berarti Infeksi Dengue Angka kematian berkisar 0.1%. Sedangkan covid 19 angka kematian 8-10 di Indonesia. ” Artinya Covid-19 memiliki angka kematian 100 kali Infeksi virus Dengue,” ujarnya.

Pemerintah dan masyarakat segera bergotong royong menentukan status yang jelas tentang epidemiologi daerahnya yaitu jumlah covid19 yang sebenarnya. Bila PCR belum ada bisa digunakan rapid test diagnostics (RDT) tapi bukan untuk pengobatan melainkan untuk menentukan apakah telah terjadi ledakan atau outbreaks di suatu wilayah sehingga dapat dilakukan karantina wilayah.

” tidak boleh panik, tetap waspada, jaga jarak 2 meter,” tutupnya. (***)

CATEGORIES
TAGS
Share This