Diskusi ‘Dampak Covid-19 bagi Perempuan’ Warnai Launching PEKA Manguni Sulut

Diskusi ‘Dampak Covid-19 bagi Perempuan’ Warnai Launching PEKA Manguni Sulut

SULUTDAILY|| Manado– Perkumpulan Perempuan untuk Kebudayaan dan Demokrasi (PEKA) Manguni Sulawesi Utara (Sulut), resmi launching secara virtual via zoom pada, Senin (25/5/2020).

Acara launching ini dibuka langsung oleh ketua PEKA Manguni Sulut, Dr Mayske Rini Liando, SPd, MPd., dan digelar bersamaan dengan diskusi virtual, bertajuk “Covid-19 dan Dampaknya Bagi Perempuan, Kebudayaan dan Demokrasi”.

PEKA Manguni Sulut menghadirkan empat orang narasumber yang berkompeten dibidangnya yakni Prof. Golda Juliet Tulung.S.S., M.A., Ph.D Koprodi S3 Linguistik Pascasarjana Unsrat dan Dosen Fakultas Ilmu Budaya Unsrat. Dr Hetty Geru Dosen, Dosen UPH Jakarta. Rayla Kusrorong, Sip, MA, Dosen UBK Jakarta dan Cindy Maria Magdalena Rantung, SH, MH, Pengurus pemuda lintas Agama Tomohon.

“Sebagai perempuan milenial kita harus menjadi agent of change (agen perubahan) dengan memiliki mental solusi, serta dimasa pergumulan pandemi kitat terus aktif dan menjadi anak muda penyambung informasi yang benar. Serta terus melaksanakan himbauan pemerintah,mengukuti protokok kesehatan yang ada. Sehingga sama2 menjadi bagian memutus mata rantai penyebaran covid 19,” jelas Cindy Maria Magdalena Rantung, SH, MH, Pengurus pemuda lintas Agama Tomohon.

Rayla Kusrorong, seorang milenial dan juga akademisi di Universitas Bung Karno (UBK) Jakarta memberikan pandangannya tentang kehidupan perempuan dan demokrasi Indonesia.

“Peran perempuan dalam partisipasi politik tidak hanya membawa kepentingan-kepentingan perempuan, tapi memperpanjang usia keberagaman bangsa Indonesia ini,” ucapnya.

Dilain hal, Prof. Golda JulietTulung.S.S., M.A., PhD., yang merupakan penasihat dari PEKA Manguni Sulut, sekaligus juga sebagai narasumber dalam kegiatan ini, mengatakan semoga perkumpulan ini dapat mewujudnyatakan tujuannya untuk mengedukasi masyarakat dan mendorong partisipasi perempuan dalam berdemokrasi yang berbudaya.

“Khususnya untuk perempuan Minahasa yang diuntungkan secara budaya karena berkedudukan sama dengan lelaki dan memiliki sifat pecinta anak, suka menolong, berkemauan keras, lebih cepat dan terbuka dalam bergaul dengan siapa saja, dapat mengambil kesempatan berpartisipasi dalam demokrasi yang dapat dimulai dari lingkaran terkecil yaitu keluarga. Salam Demokrasi Yang Berbudaya,” tutur Koprodi S3 Linguistik Pascasarjana Unsrat dan Dosen Fakultas Ilmu Budaya Unsrat.

Dalam Kegiatan ini, PEKA Manguni Sulut juga mendapat apresiasi dan dukungan dari aktivis perempuan sekaligus akademisi yang hadir sebagai narasumber, Dr. Dra. Hetty Geru Dosen., M.Si., Dosen Universitas Pelita Harapan (UPH) Jakarta.

“Ditopang dengan doa semoga PEKA Manguni menjadi gerakan di lini terdepan yang peduli terhadap perempuan Minahasa. Jangan menyerah, sebagai LSM sangat diperlukan di pasca pandemi menyongsong ‘The State of New Normality’. Sebagai senior yang menekuni bidang ini , jujur saya bangga dengan gerakan yang dimulai dengan passion yang tulus,” support Mantan Kepala Biro Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Pemprov Sulut ini.

Diskusi virtual ini diikuti oleh bebrapa kalangan, dari mahasiswa, pegiat pemilu, dan para akademisi dari luar Sulut, yakni dari Solo, Jakarta, Medan, bahkan dari mancanegara, Fiji.(***)

CATEGORIES
TAGS
Share This