BI Sulut Ingatkan Potensi Inflasi Bulan September 2022, Optimalkan Program GNPIP

BI Sulut Ingatkan Potensi Inflasi Bulan September 2022, Optimalkan Program GNPIP

SULUTDAILY|| Manado – Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Utara Arbonas Hutabarat mengatakan penurunan harga Barito dan angkutan udara mendorong deflasi di Kota Manado dan Kota Kotamobagu pada Agustus 2022.

“Kota Manado dan Kota Kotamobagu catatkan deflasi pada periode Agustus 2022 masing-masing sebesar -0,37% (mtm) dan -0,55% (mtm) lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang mencatatkan infiasi cukup tingi di kedua Kota,” kata Arbonas dalam rilis BI Kamis (01/09/2022).

Ia menjelaskan secara tahunan, infiasi Kota Manado tercatat sebesar 3,85% (yoy), dan Kota Kotamobagu sebesar 3,82% (yoy), berada pada rentang sasaran infiasi nasional sebesar 4,69 %
(yoy).

“Ditinjau lebih detail, pendorong menurunnya İHK Manado dan Kotamobagu pada Agustus 2022 ini adalah dari komponen infiasi bahan makanan yang bergejolak (volatile food) terutama seiring turunnya harga komoditas bawang merah, cabai rawit/rica, dan tomat (Barito), serta inflasi harga yang diatur pemerintah (administered price) dari koreksi komoditas Angkutan Udara,” kata Arbonas.

Di sisi lain, infiasi inti mencatatkan kenaikan yang disebabkan oleh berbagai komoditas seperti kebutuhan pribadi, tarif dokter, semen, dan Pendidikan Sekolah Dasar.
Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau di Kota Manado memberikan andil deflasi terbesar yaitu (mtm), disusul dengan Kelompok Transportasi dengan andil deflasi (mtm).

Keduanya tercatat lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Dari kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau, komoditas bawang merah, cabai rawit/rica, dan tomat menjadi kontributor deflasi dengan andil masing-masing (mtm), -0,07% (mtm), dan (mtm).

“Tersedianya pasokan dari berbagai sentra prodüksi bawang merah seperti Kab. Bima (NTB) yang melaksanakan panen secara bersamaan, serta stabilnya permintaan menyebabkan harga komoditas bawang merah menurun. Di samping itu, beberapa komoditas lain yang juga menyumbangkan deflasi adalah kangkung dan ayam hidup dengan andil
(mtm),” jelasnya.

Di sisi lain, dari sub kelompok Tembakau, komoditas rokok putih, rokok kretek filter, dan rokok kretek memberikan andil infiasi sebesar total 0,14% (mtm). Sementara dari Kelompok Transportasi, komoditas angkutan udara juga mencatatkan penurunan harga karena adanya peningkatan frekuensi penerbangan dan himbauan dari Pemerintah untuk menekan tingginya harga tiket pesawat. Di Manado, komoditas angkutan udara memberikan andil deflasi sebesar (mtm).

Meşki demikian, Kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya menahan deflasi Manado yang lebih dalam dengan mencatatkan andil infiasi sebesar (mtm) dari komoditas popok bayi sekali pakai/diaper, sabun wajah, dan krim wajah. Fenomena berbeda ditunjukkan oleh Kelompok Pendidikan yang secara historis selalu tercatat meningkat pada bulan Agustus karena dimulainya tahun ajaran baru.

Sementara pada tahun 2022, Kelompok Pendidikan di Kota Manado tidak memberikan andil infiasi atau masih tercatat stabil dari periode bulan sebelumnya.
Sama halnya dengan di Kota Manado, Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau di Kotamobagu pun menjadi kontributor utama deflasi dengan andil (mtm).

Penurunan harga komoditas Barito juga mendorong terjadinya deflasi di Kotamobagu dengan total andil -0,61% (mtm) dari infiasi umum Kotamobagu. Komoditas lainnya seperti ikan cakalang/ikan şişik, minyak goreng, dan beras juga mengalami deflasi dengan andil masing-masing -0,15% (mtm), (mtm), dan (mtm). Di sisi lain infiasi terjadi pada komoditas cakalang diawetkan dengan andil (mtm), daun bawang dengan andil 0,11% (mtm), dan telur ayam ras dengan andil (mtm).

Peningkatan harga telur ayam ras ini juga terjadi secara nasional karena kurangnya pasokan untuk memenuhi peningkatan permintaan. Selain itu, berdasarkan informasi dari Balai Karantina Pertanian Sulut, komoditas telur ayam ras dari Sulut cenderung mengalir ke luar daerah termasuk Ternate karena selisih harga yang lebih tinggj. Hal tersebut berpotensi menyebabkan berkurangnya pasokan di Sulut.

Di sisi lain, Kelompok Kesehatan menahan deflasi lebih dalam dengan mencatatkan infiasi sebesar 0,11% (mtm). Komoditas yang mendorong infiasi kelompok ini adalah tarif dokter umum. Selanjutnya, satu-satunya komoditas dalam Kelompok Pendidikan yang tercatat infiasi adalah biaya Sekolah Dasar dengan andil (mtm).

Menurut Arbonas, Sulawesi Utara diperkirakan akan kembali mencatatkan inflasi pada September 2022 dengan mempertimbangkan berbagai faktor pendorong jangka pendek. Potensi kenaikan harga imported goods atau produk turunan dari tingginya harga global, potensi kenaikan harga rumah sebagai dampak tingginya harga bahan material, potensi kenaikan harga BBM.

” Juga potensi peningkatan harga komoditas perikanan karena faktor cuaca yang telah memasuki musim penghujan di Sulut, serta potensi peningkatan konsumsi masyarakat pada periode Hari Pengucapan yang rencananya akan dilaksanakan pada bulan September 2022 menjadi faktor-faktor pendorong inflasi,” kata Arbonas.

BI Sulut menilai beberapa faktor penahan tingginya tekanan inflasi antara Iain adalah berlanjutnya normalisasi harga angkutan udara dan masih terjaganya pasokan serta harga komoditas volatile food.

“Berdasarkan perkembangan harga dan tingkat inflasi terkini, Bank Indonesia memperkirakan tekanan inflasi Sulawesi Utara cenderung meningkat dan berada pada kisaran batas atas sasaran nasional. Berbagai upaya telah dilakukan Oleh Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Sulawesi Utara dan Kabupaten/Kota se-Sulut,” kata Arbonas yang juga adalah Direktur Eksekutif BI mengingatkan.

TPID Provinsi Sulut telah mencanangkan kegiatan Gelar Pangan Murah (GPM) sepanjang tahun 2022 di 10 titik pada Kabupaten/Kota di Sulawesi Utara antara Iain Manado, Bitung, Bolaang Mongondow, Bolaang Mongondow Utara, Kotamobagu, Minahasa, dan Tomohon. Pembukaan rangkaian GPM telah dilaksanakan pada 11 Agustus 2022 bertepatan dengan momentum menjelang HUT RI ke-77 di Kantor Gubernur Sulawesi Utara yang dipimpin oleh Plt. Sekretaris Daerah Provinsi Sulut.

Dalam kegiatan tersebut, beberapa komoditas yang dijual di bawah harga pasar antara Iain adalah bawang merah, bawang putih, cabai rawit, tomat, minyak goreng, beras, jagung, gula, daging ayam, dan telur. Kegiatan ini juga merupakan sinergi dari Dinas Pertanian, Dinas Pangan, Dinas Koperasi dan UMKM, BULOG, Dharma Wanita Persatuan Prov. Sulut, dan juga Bank Indonesia.

Selanjutnya, sesuai arahan dari Presiden RI dalam Rakornas TPID untuk mengendalikan inflasi pangan, Bank Indonesia juga telah menggagas Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan atau GNPIP. Kegiatan tersebut telah dimulai pada Kick off GNPIP tanggal 10 Agustus 2022. Di Sulawesi Utara, berbagai kegiatan untuk mendukung pelaksanaan GNPIP akan dilakukan sepanjang tahun 2022 melalui sinergi TPID Prov. Sulut dan TPID Kabupaten/Kota.

Bank Indonesia sendiri dalam hal ini telah mensosialisasikan GNPIP pada seluruh stakeholders yang tergabung dalam TPID melalui rapat koordinasi TPID pada tanggal 30 Agustus 2021 dan 1 September 2022. (Jr)

CATEGORIES
TAGS
Share This