BI Sulut: Pergerakan Harga Barito Terjadi Secara Natural

BI Sulut: Pergerakan Harga Barito Terjadi Secara Natural

SULUTDAILYII Manado- Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Sulawesi Utara melakukan sidak ke pasar Bersehati, Rabu (06/07/2022) untuk memastikan perkembangan harga Barito (Bawang, Rica, Tomat) yang kini masuk pada kategori pangan bergejolak dilanjutkan dengan konferensi pers di Kantor BI Sulut.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulut Arbonas Hutabarat mengungkapkan sebagai komoditas yang masuk dalam kategori volatile food (pangan bergejolak), pergerakan harga bawang merah, cabai dan tomat memang terjadi secara natural, baik karena faktor musiman, meningkatnya permintaan menjelang Hari Besar Keagamaan dan Nasional (HBKN) Idul Adha, permasalahan yang tidak terduga (bencana) dan permasalahan lain yang terjadi pada masing-masing daerah.

‘’ Komoditas Barito secara nasional juga mengalami peningkatan. Berdasarkan data dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), sampai dengan minggu pertama Juli 2022, Rica mencapai harga tertinggi sejak 2020-2022 dengan rata-rata nasional Rp86.950, sementara bawang merah secara nasional mencapai harga Rp62.050,’’kata Arbonas yang juga adalah Direktur Eksekutif BI.

Menurut Arbonas, di Sulawesi Utara, kenaikan harga bawang merah, cabai rawit, dan tomat juga terjadi didorong oleh peningkatan harga di sentra pemasok serta tingginya harga di daerah sekitar Sulut sehingga pasokan cenderung mengalir ke luar daerah. Hal tersebut tidak lepas dari kondisi cuaca yang kurang kondusif sehingga berpengaruh terhadap tidak optimalnya produksi Barito. Di samping itu, petani juga mengeluhkan adanya kenaikan harga pupuk yang dalam jangka panjang, tren proteksionisme dan restriksi ekspor pupuk dari Tiongkok, Rusia, dan Ukraina juga berdampak terhadap produksi.

Dalam pantauan BI Sulut, Minggu pertama Juli 2022, cabai rawit tercatat turun dari Rp82.150 pada minggu ke-4 Juni 2022 menjadi Rp71.350. Sama halnya dengan bawang merah yang tercatat turun dari Rp 73.150 di minggu ke-4 menjadi Rp71 .750 di minggu ke-l Juli 2022.

Konferensi pers TPID Sulawesi Selatan di Kantor BI Sulut

Lebih khusus di Kota Manado, rata-rata harian komoditas barito juga telah menunjukkan tren penurunan. Sebagai salah satu kesepakatan pertemuan TPID pada tanggal 29 Juni 2022 dan persiapan menjelang HBKN Idul Adha, hari ini tanggal 6 Juli 2022 TPID Sulawesi Utara turun ke pasar utama di Kota Manado untuk memantau kondisi dan kendala di lapangan secara langsung. Hal ini dilakukan sebagai pertimbangan apabila diperlukan respons lebih lanjut dari TPID untuk melakukan intervensi distribusi dan pasokan dari luar daerah.

Intervensi Distribusi dan Pasokan

Tingginya inflasi volatile food yang pada bulan Juni 2022 disebabkan oleh supply yang tidak memadai memerlukan perhatian khusus melalui sinergi dan koordinasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) baik pada tingkat Provinsi Sulawesi Utara ataupun Kabupaten/Kota.

TPID Provinsi Sulawesi Utara dalam menanggapi pergerakan harga Barito telah menyelenggarakan rapat koordinasi pada tanggal 29 Juni 2022. Berdasarkan informasi dari Dinas Pertanian, pasokan Barito terutama tomat lokal Sulut diperkirakan baik hingga akhir tahun. Namun karena harga jual di wilayah sekitar Sulut cenderung lebih tinggi, daerah pemasok memilih untuk mengirimkan pasokannya ke luar Sulut.

TPID Sulawesi Utara menindaklanjuti dengan pemantauan pasar secara langsung pada tanggal 6 Juli 2022. Selain iłu, telah disepakati beberapa penguatan akan dilakukan oleh TPID Sulut antara lain melalui pemantauan volume perdagangan Barito ke luar Sulut berkoordinasi dengan Balai Karantina, pemetaan potensi pertanian di Sulut, pemetaan rantai pasok Barito, pemetaan harga di tingkat petani hingga pedagang eceran, penguatan Satgas Pangan untuk mengantisipasi adanya ketidakwajaran baik pada pasokan, harga, ataupun distribusi.

Arbonas mengingatkan, peningkatan tekanan inflasi secara umum masih akan terjadi pada bulan Juli 2022. ” Namun demikian, inflasi Juli 2022 diperkirakan akan lebih rendah karena adanya normalisasi terutama pada komponen ‘Volatile Food’ dari komoditas Barito.,’’katanya.

Meski demikian, kelompok inflasi inti dan harga yang beredar di masyarakat berdasarkan aturan pemerintah (administered price) diperkirakan masih memberikan tekanan inflasi dari kebijakan peningkatan tarif dasar listrik bagi pelanggan rumah tangga mampu non-subsidi golongan 3.500 Volt Ampere (VA) ke atas per 1 Juli 2022, pencabutan subsidi pupuk ZA, SP36, dan Organik per 1 Juli 2022, serta potensi pembatasan pembelian BBM jenis Pertalite.

Melalui perkembangan harga dan tingkat inflasi terkini, Bank Indonesia memperkirakan tekanan inflasi Sulawesi Utara cenderung meningkat meski masih akan terjaga pada rentang sasaran inflasi 3±1 % (yoy).(Jr)

CATEGORIES
TAGS
Share This