SHS: Laut adalah masa depan kita!

SULUT DAILY|| Jakarta- Bakal Calon Presiden RI dari konvensi Partai Demokrat (PD) DR Sinyo Harry Sarundajang (SHS) semakin getol mensosialisasikan konsep-konsep cemerlangnya untuk Indonesia menuju perubahan.

Kali ini salah satu konsep utama dalam pembangunan ekonomi Indonesia yakni “Blue Economi” diangkat oleh SHS yang juga Gubernur Sulut, dalam dialog interaktif pada forum Soegeng Sarjadi Syindicate (SSS), yang digelar di Wisma Kodel lantai 11, jalan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta, Rabu (13/11) lalu.

Dialog interaktif yang adalah program acara rutin yang disiarkan oleh Televisi Republik Indonesia (TVRI) tersebut, mengambil tema “Pembangunan Ekonomi dalam Konstitusi”, hadir sebagai narasumber yakni Ketua DPR RI Marzuki Ali, mantan Pemred Majalah Tempo Bambang Harimukti, pakar ekonomi makro Kristianto Widisono dan Sinyo Harry Sarundajang selaku Gubernur Sulut.

Mencermati tema yang diangkat dalam diskusi tersebut oleh moderator Soegeng Sarjadi, Marzuki Ali langsung menyatakan, untuk mencapai pembangunan ekonomi Indonesia yang sehat, pihak pemerintah, baik itu pemerintah pusat hingga ketingkat pemerintah daerah beserta seluruh steakholder perekonomian yang ada, harus memiliki tujuan yang sama. “Kita harus mempunyai mimpi yang sama dulu dalam membangun ekonomi kita. Ini harus sama, dari tingkat pusat sampai tingkat daerah. Ini akan menjadi fundamental kita dalam mencapai ekonomi yang kuat,” katanya.

Menanggapi hal ini, SHS mengatakan, saat ini memang pemerintah cenderung memiliki visi dan misi yang berbeda dalam pembangunan ekonomi di era reformasi ini. “Saya lebih setuju, ketika kita dalam pembangunan ekonomi kedepan kembali berpegang pada Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN, red). Sebab, program pembangunan yang ada di GBHN membuat kita memiliki nafas pembangunan yang sama,” kata SHS yang merupakan sosok dengan mottonya, “Cinta Kasih Menembus Perbedaan”.

Memang, lanjutnya, banyak pandangan yang mengatakan bahwa pembangunan ekonomi Indonesia saat ini, terutama di beberapa daerah, banyak yang dinilai gagal. Untuk itu, perlu ada evaluasi secara keseluruhan pelaksanaan pembangunan ekonomi yang telah dilakukan hingga saat ini. “Akan tetapi, jangan kita lupa, bahwa banyak juga yang kita telah capai dan berhasil. Dalam arti, tidak semua program dan pelaksanaan pembangunan ekonomi itu gagal total,” jelas SHS.

Maka itu, jelas SHS, pembangunan ekonomi saat ini harus beralih dengan mengandalkan semua potensi yang ada di wilayah kelautan. Sebab, Indonesia memiliki luas wilayah kelautan lebih besar yakni mencapai 75 persen, dari wilayah daratan yang hanya mencapai 25 persen. Selain itu, mayoritas kemiskinan ada di wilayah pesisir laut dan di pulau-pulau kecil. “Laut adalah masa depan kita. Karena wilayah daratan sudah terkuras, dan tidak cukup lagi untuk menopang perekonomian Indonesia. Nah, saat ini, pemanfaatan dan pengelolaan potensi kelautan yang begitu besar, belum maksimal. Sebab itu, pembangunan ekonomi kita mulai saat ini harus berbasis kelautan. Sudah saatnya kita menggali kekayaan di laut untuk menjadi sumber perekonomian kita,” tegasnya.(oro/JeT)

CATEGORIES
TAGS
Share This