SDI dan FJPI Sulut Gelar Diskusi Kerusakan Hutan

SULUTDAILY||Manado-Srikandi Demokrasi Indonesia (SDI) Sulut bekerjasama dengan Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) Sulut dalam rangka memperingati International Womans Day 2017 menggelar diskusi bertajuk ‘Kerusakan Hutan Kita Semakin Parah’ sebagai Refleksi dari Bencana Banjir Bandang dan Tanah Longsor  yang Terus Mengancam Sulawesi Utara pada Rabu (01/03/2017) Pukul 14.00- selesai di Ruang Rapat DPRD Sulawesi Utara

Diskusi ini akan menghadirkan Narasumber  dari akademisi yakni Dr. Ir. Martina A. Langi, M.Sc, dosen Universitas Sam Ratulangi Manado dan Sekjen DPP SDI Dr Eleonora Moniung SH,MH (Salah satu Penasehat Hukum Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI) yang dipandu oleh Ketua IJTI Sulut Amanda Komaling.

Sekjen DPP SDI Dr Eleonora Moniung SH,MH bersama Lidya Kandouw saat membantu korban bencana tahun 2014

Sekjen DPP SDI Dr Eleonora Moniung SH,MH bersama Lidya Kandouw saat membantu korban bencana tahun 2014

Menurut Ketua SDI Sulut Jeane Rondonuwu bahwa dunia tidak bisa menutup mata bahwa ketika bencana alam terjadi, maka sebagian besar yang menjadi korban  adalah perempuan (dan juga anak-anak). ”Perubahan iklim kini merupakan ancaman global atas bencana kemanusiaan dan bisa saja menjadi senjata pemusnah massal bagi peradaban manusia,” kata Jeane yang juga adalah Ketua FJPI Sulut.
Seperti diketahui bahwa mengawali tahun 2017, hampir seluruh wilayah di Sulawesi Utara (Sulut) ditimpah bencana banjir dan tanah longsor. Salah satu penyembabnya adalah perubahan iklim yang dipengaruhi oleh pengrusakan hutan. Menurut  Dinas Kehutanan Provinsi Sulut, hutan sangat kritis di Sulut telah mencapai 23.785,68 hektare dan hutan kritis sejumlah 274.786,98 hektare.

Kondisi ini menunjukan bahwa kerusakan hutan di Sulawesi Utara sudah semakin parah dan membutuhkan keseriusan semua pihak untuk melakukan terobosan merehabilitasi hutan yang dapat mencegah atau meminimalisir terjadinya bencana alam seperti banjir dan longsor.

Sekjen DPP SDI Dr Eleonora Moniung SH,MH mengatakan SDI dideklarasikan di Jakarta pada hari Selasa, 8 Maret 2005 bertepatan dengan Hari Perempuan Sedunia. Srikandi Demokrasi Indonesia adalah Lembaga Swadaya Masyarakat dibawah naungan Yayasan Srikandi  yang mengemban VISI “Terwujudnya masyarakat Indonesia yang demokratis dalam kehidupan yang berkeadilan sosial, pluralis, damai, sejahtera, dan toleran dengan menjunjung nilai nilai hak asasi manusia’’.  ” Kemitraan antara SDI Sulut dan  Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) Sulut merupakan kolaborasi yang pas untuk kita memperjuangkan nasib perempuan Sulawesi Utara,”kata pengacara senior ini.

Selain Diskusi, SDI dan FJPI Sulut juga akan melakukan kunjungan ke lokasi bencana untuk berbagi kasih dengan para perempuan yang menjadi korban bencana banjir dan tanah longsor dengan bantuan sponsor PT Indomarco Prismatama (Indomaret) .(Jr)

TAGS
Share This