OJK : Rendah, Tingkat Literasi dan Inklusi Keuangan Masyarakat Sulut
SULUTDAIY|| Manado- Perekonomian Indonesia tumbuh 5,06% (yoy) pada Triwulan-III 2017. Perekonomian Sulut tumbuh 5,80% (yoy) pada triwulan-II 2017. ” Sebagaimana kita ketahui bersama, perekonomian Indonesia telah berhasil mengarungi dinamika perkembangan ekonomi global yang terjadi selama tahun 2017. Perekonomian Indonesia pada Triwulan- III mencatatkan pertumbuhan sebesar 5,06% (yoy),” kata Anggota Dewan Komisioner OJK Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen Tirta Segara saat menyampaikan sambutan diacara Lokakarya Keuangan bertajuk ‘ Sinergi Pemerintah dan Lembaga dalam Peningkatan Perekonomian Daerah dan Pencapaian Inklusi Keuangan’ yang digelar di Bunaken Room Gedung BI Manado Senin (27/11/2017).
Menurut Tirta, perekonomian Provinsi Sulawesi Utara pada triwulan-II 2017 mencatatkan pertumbuhan sebesar 5,80% (yoy), lebih tinggi dari perekonomian nasional walaupun melambat dibandingkan pertumbuhan pada triwulan-I 2017 yang tumbuh 6,43% (yoy). Namun demikian, di tengah optimisme pertumbuhan tersebut, kita masih dihadapkan pada berbagai kerentanan yang menaungi perekonomian Indonesia, mulai dari ketimpangan kesejahteraan masyarakat sampai dengan rendahnya tingkat literasi dan inklusi keuangan masyarakat.”Masih terdapat 10,64% penduduk yang dikategorikan sebagai penduduk miskin,” katanya.
Saat ini, jumlah penduduk Indonesia sudah mencapai lebih dari 250 juta, dengan hampir setengah diantaranya tinggal di daerah pedesaan dan daerah terpencil. Selain tu, data BPS bulan Maret 2017 menunjukkan bahwa masih terdapat 27,8 juta (10,64%) penduduk Indonesia yang masih dikategorikan sebagai penduduk miskin. Disampaikan Tirta, jumlah penduduk miskin di Provinsi Sulawesi Utara pada bulan Maret 2017 sebesar 198,9 ribu (8,1%).
Hal Ini tentunya merupakan tanggung jawab kita bersama untuk meningkatkan kesejahteraan mereka, terutama masyarakat yang hidup di daerah pedesaan dan pelosok. ” Untuk hasil survei nasional literasi dan inklusi keuangan tahun 2016 menunjukkan 67,8% masyarakat yang telah menggunakan produk dan layanan keuangan, namun hanya 29,7% masyarakat yang well literate. Hal ini menunjukkan banyak masyarakat yang telah menggunakan produk keuangan tanpa dibekali pemahaman keuangan yang memadai. Untuk Provinsi Sulawesi Utara, indeks literasi keuangan juga masih rendah, yaitu 28,7% dengan tingkat inklusi keuangan sebesar 68,4%.62è,” jelas Tirta.
Hadir dalam acara ini Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sulawesi Utara Jenny Karouw mewakili Gubernur Sulut .