
Kadispar Sulut Bawa Pulang Topi Rimba dari Ginto yang Dipromosikan KPA Likupang
LIKUPANG – Kelompok Pecinta Alam (KPA) Likupang mendapat undangan khusus dari Dinas Pariwisata Sulawesi Utara ketika diketahui memiliki produk ekonomi kreatif (e-kraf) yang sedang dirintis. Empat personil pun diikutsertakan dalam Bimbingan Teknis Pelatihan Pemasaran Digital Kemenparekraf di Hotel Paradise Likupang, Kamis (26/05/2021).

Kepala Dinas Pariwisata Sulawesi Utara, Bapak Hendry Kaitjily, memberi apresiasi atas usaha yang dilakukan KPA Likupang yang didominasi anak muda. Bahkan produk topi anyaman dari ginto atau tali hutan di Desa Sarawet yang diberi nama ‘topi rimba Likupang’ ini langsung dibeli dan dibawa pulang Kadispar Sulut.

“Luar biasa ide dan kearifan lokal dari produk topi ini dan tentu harus dibuat lagi lebih bagus dan lebih banyak model lagi yah.. Saya langsung bawa pulang ini (topi, red) karena saya hobi pakai topi,” ujarnya disaksikan peserta pelatihan lainnya.
Hendry berharap KPA Likupang walaupun identik dengan mendaki gunung dan jalan-jalan tetapi harus terus berkarya di untuk mendukung e-kraf dari semua generasi khususnya generasi millenials dan generasi Z.
“Harus berkarya yah.. Nanti kalau jalan-jalan sudah bisa biaya sendiri kan kalau punya usaha (pendapatan sendiri, red)? ” kata pria yang senang memotivasi para kaum muda ini.
Hendry menuturkan dalam mendukung Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Likupang masyarakat lokal harus siap Sumber Daya Manusianya. Dijelaskannya dalam hal produk san kearifan lokal anak muda bisa terlibat dalam produksi maupun pemasaran.
“Anak muda itu hebat kalau soal teknologi jadi selain produksi barang atau jasa tour guide, anak-anak muda harus membantu memasarkan produk lokal yang ada di desa-desa di Likupang ini. Itu bisa membantu masyarakat karena produk lokal itu paling dicari wisatawan untuk dibawa pulang dijadikan ole-ole,” ungkapnya.
Salah satu pembina KPA Likupang, Jelly K. Maramis, menuturkan produk lokal Likupang sangat banyak namun memang kurang diperhatikan pemerintah setempat khususnya pemerintah desa di Likupang. “Kebetulan ada KEK Likupang jadi KPA Likupang sebagai bagian dari warga lokal harus ikut berpartisipasi secara nyata dengan berkreasi dan berkarya dari hal-hal positif antara lain menjaga kearifan lokal,” tutur Maramis yang juga Ketua Harian Komunitas Likupang Raya (KLiR) ini. (*)