JARAK: Akibat Pandemi Covid-19, Pekerja Anak Meningkat dan Perlu Upaya Besar dalam Menanggulanginya
Setiap Tanggal 12 Juni diperingati sebagai Hari Dunia Menentang Pekerja Anak (World Day Against Child Labour – WDACL). Peringatan WDACL 2020 ini dibayang-bayangi oleh meningkatnya jumlah pekerja anak secara drastis karena dampak dari pandemi Covid-19. Jika proyeksi kemiskinan meningkat di tahun 2020 yakni mencapai 12.4% (33,4 juta orang), maka kemiskinan anak sekitar 11 juta anak (1/3 total masyarakat miskin) dan potensial menjadi pekerja anak.
Salah satu dampak serius dari pandemi COVID-19 di Indonesia adalah kemiskinan baru. Hal ini terjadi akibat dari pemutusan hubungan kerja (PHK), matinya sejumlah usaha mikro, dan terhambatnya pemasaran produk-produk pertanian rakyat. Menurut proyeksi SMERU Research Institute, tingkat kemiskinan pada tahun 2020 ini akan meningkat menjadi 12,4% dari 9,7% (24,97 juta) pada tahun 2019, data ini menyiratkan terjadi peningkatan 8,5 juta orang akan menjadi miskin, maka jumlah masyarakat miskin pada akhir 2020 diproyeksikan mencapai 33,4 juta orang. Pada umumnya kemiskinan akan berdampak pada terhambatnya pemenuhan hak dasar anak, terutama pendidikan dan potensial memunculkan terjadinya pekerja anak.
Meskipun belum ada data statistik tentang pertambahan jumlah pekerja anak dari dampak pandemi Covid-19, namun menurut JARAK (Jaringan LSM untuk Penanggulangan Pekerja Anak) peningkatan jumlah pekerja anak tidak dapat dipungkiri. Jika pada tahun 2009 jumlah pekerja anak berjumlah 1,76 juta tahun 2009 dan menurun di 2018 menjadi 974 ribu. Jika peningkatan kemiskinan diproyeksi meningkat 12% tahun 2020, maka jumlah pekerja anak juga diproyeksi akan meningkat. Namun dengan adanya dampak pandemi Covid-19 tentu semua sektor mengalami perlambatan atau bahkan kemunduran. Termasuk dalam upaya penanggulangan pekerja anak. Menurut Kementerian Ketenagakerjaan jumlah korban PHK akibat pandemi Covid-19 sudah mencapai 2,8 juta (20 April 2020). Sementara menurut Kamar Dagang dan Industri (KADIN), jumlah ini dari angka yang melapor dan belum menghitung pada mereka yang di usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang terdampak, maka jumlahnya bisa mencapai 15 juta jiwa (CNN Indonesia, 01/05/2020).
Momentum Bekerja Lebih Keras untuk Menanggulangi Pekerja Anak.
International Labour Organization (ILO) telah menetapkan 12 Juni sebagai Hari Dunia Menentang Pekerja Anak (World Day Against Child Labour – WDACL). Peringatan WDACL ini merupakan momentum bagi dunia untuk menfokuskan perhatian pada urgensi dan pentingnya penghapusan pekerja anak di seluruh dunia termasuk Indonesia. Situasi pandemi Covid-19 diproyeksikan membawa dampak meningkatnya jumlah pekerja anak, maka diperlukan bersama seluruh dunia dan memastikan tujuan SDGs Tujuan 8.7 bisa tercapai dalam mewujudkan Dunia Bebas Pekerja Anak Tahun 2025. Oleh karena itu, pada momentum Hari Dunia Menentang Pekerja Anak ini, JARAK mengajak :
1. Semua pihak, baik pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Sektor Bisnis, Media dan termasuk kelompok-kelompok anak, untuk bersama-sama melakukan refleksi dan koreksi terhadap dampak pandemi Covid-19 bagi pekerja anak agar situasi dapat dipetakan secara menyeluruh untuk dijadikan dasar dalam pemenuhan hak dan memberikan layanan yang tepat.
2. Melakukan kerja lebih keras lagi dalam menanggulangi pekerja anak. Sumberdaya yang tersedia perlu dimobilisir yang lebih besar lagi, dan tentunya perlu merumuskan ulang kebijakan-kebijakan dan program yang lebih strategis, untuk pemulihan dan percepatan penanggulangan pekerja anak.
Di samping itu, pada momentum Hari Dunia Menentang Pekerja Anak, JARAK bekerjasama dengan International Labour Organization (ILO), Kementerian PPN/Bappenas, PAACLA Indonesia dan Kementerian Ketenagakerjaan menyelenggarakan Webinar Nasional tentang Pandemi Covid-19: Tantangan dan Strategis Penanggulangan Pekerja Anak secara Kolektif dan Berkelanjutan. Webinar Nasional berlangsung pada Jum’at, 12 Juni 2020 jam 09.00 – 12.00 WIB dengan menggunakan Platform Zoom Meeting dan disiarkan langsung (live) melalui Facebook dan YouTube. Sedikitnya 450 peserta dari berbagai profesi dan wilayah di Indonesia akan berpartisipasi dalam event ini, dan peserta akan mendapatkan arahan langsung dari Ibu Ida Fauziah (Menteri Tenaga Kerja), Ibu Michiko Miyamoto (Direktur ILO) dan Bapak Pungky Sumadi (Deputi Bappenas bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan. Empat narasumber ahli juga akan hadir memaparkan analisis dan praktik baiknya dalam penanggulangan pekerja anak, yaitu Bapak Drs. Asep Gunawan, M.M (Direktur Pengawasan Norma Kerja Perempuan dan Anak-Kemnaker), Bapak Irham Saifuddin (ILO Indonesia), Ibu Widjajanti Isdijoso (Direktur Eksekutif SMERU Institute) dan Bapak Anwar Sholihin (Direktur LPKP Jawa Timur), serta dua panelis dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Ibu Valentina Ginting, dan dari GAPKI Pusat, Bapak Sumarjono Saragih.
Achmad Marzuki, selaku Direktur JARAK menyerukan kepada seluruh anggota, pemerintah, sahabat-sahabat PAACLA Indonesia, sektor bisnis dan pengiat perlindungan anak untuk mengambil bagian dalam agenda besar penanggulangan pekerja anak. Apapun kontribusi semua pihak, akan sangat berarti untuk menyelamatkan anak-anak dari dampak pandemi Covid-19, memastikan mereka tetap sekolah dan tercegah menjadi pekerja anak.
“SALAM HARI DUNIA MENENTANG PEKERJA ANAK”
Untuk penjelasan lebih lanjut dapat menghungi pada narahubung:
- Misran Lubis (Kepala Seknas PAACLA Indonesia): 0812-606-4126;
- Maria Clara Bastiani: 08128033905