Gramedia Siap Jual Buku ‘Anas Urbaningrum Tumbal Politik Cikeas’
SULUT DAILY|| Jakarta- Informasi pemberangusan atau pelarangan bahkan penarikan buku Anas Urbaningrum Tumbal Politik Cikeas sempat beredar luas dalam dua hari ini melalui media sosial maupun media massa. Namun pihak Toko Buku Gramedia membantah adanya penarikan buku tersebut dari pasaran.
“Perlu kami jelaskan, kami baru ditawari Senin kemarin. Dan hari ini kami sudah rapatkan dan akan ambil. Kami sudah pesan sebanyak 1.500 buku kepada distributor. Tapi ternyata di distributor kosong, karena buku masih di tangan penerbit. Kami berhubungan dengan distributor, bukan penerbit,” kata Sujana, Bagian Merchandising Toko Buku Gramedia.
Sujana pun meluruskan informasi beredar melalui jejaring sosial yang menyebut buku karya Ma’mun Murod ditarik dari peredaran karena adanya tekanan dari pihak tertentu. “Salah kalau disebut ditarik, bukan itu. Buku memang belum ada didistributor, apalagi di toko. Jadi bagaimana mau ditarik,” kata Sujana.
TB Gramedia akan memasarkan buku tersebut. “Baru saja, gramedia mengirim email pemesanan. Buku akan kami jual, kalau memang ada, dan sudah di distributor,” katanya. Ia menyebut prosedur pemesanan buku baru memakan waktu beberapa hari. Setiap bulan, TB Gramedia menerima penawaran penjualan rata-rata 2.000 judul buku.
Sementara Muhammad Rahmat selaku pihak penerbit Pijar Ilmu sukacita menyambut kesediaan Gramedia memesan buku. Buku yang sama dapat dibeli di Toko Buku Gunung Agung. “Kami gembira mendengar kabar Gramedia, toko buku terbesar di Indonesia akhirnya bersedia memasarkan buku ini. Buku itu akhirnya masuk ke pasar setelah disuarakan media massa. Kami mengucapkan terima kasih kepada media massa yang menyuarakan kebenaran berdemokrasi dan kebebasan berekspresi,” kata Rahmat.
Rahmat mengaku telah mendengar kabar adanya pesanan dari Toko Buku Gramedia untuk buku yang menguak perselisihan Anas, Partai Demokrat dan keluarga Presiden SBY di Cikeas. Dia berharap, tidak ada lagi pihak-pihak yang menghambat perkembangan demokrasi dan kebebasan ekspresi melalui tekanan kepada pihak swasta, termasuk toko buku. “Ini akhirnya menjadi preseden yang baik. Awalnya ketika institusi swasata seperti itu sama- sama sejalan menghargai perkembangan demorkasi di ikita. Memang semestinya duni usaha pro takyat dan properjaungan bersama, jadi jangan karena ditekan lalu takut.
Menurutnya, jauh hari sebelum buku tersebut diluncurkan, pihak penerbit sudah menawarkan ke toko buku melalui distributor buku. Ketika buku belum terbit, semua toko buku menyatakan minat dan ketersediaan membeli. Namun setelah menimbulkan pro-kontra, dan terutama karena memuat keluarga penguasa, sejumlah pihak tarik diri. Tidak jadi ikut menjualkan.
Sebelumnya, Ma’mun mendengar kabar dari pihak penerbit buku, PT Pijar Ilmu tentang adanya penjegalan bukunya agar tidak beredar di toko buku. “Info yang saya terima dari penerbit, ada peringatan besar agar buku ini tidak dijual di Gramadia group. Info ini saya dapat, Senin sekitar pukul pukul 16.30,” kata Ma’mun, dosen Universitas Muhammadiyah Jakarta itu.(tribun/jbr)