GMKI Manado: Saatnya Berempati, Bukan ‘Sok Aksi !’
GMKI Peduli Bencana Manado
SULUTDAILY|| Manado- Menyikapi permasalahan pasca banjir di Kota Manado yang menimbulkan kerugian yang luar biasa, ternyata memunculkan dinamika tersendiri di masyarakat. Bencana yang datang tanpa pandang bulu tersebut, kemudian menjadi momentum pencitraan bagi pihak-pihak yang berkepentingan, sehingga memberikan kesan bahwa para korban banjir menjadi komoditas eksploitasi demi pencitraan oknum-oknum yang berkepentingan.
Menyikapi hal ini, GMKI Manado menghimbau agar kiranya bantuan dan simpati yang diberikan memang benar-benar disalurkan dengan sebaiknya tanpa pandang bulu. “Mari kita singkirkan segala kepentingan dan perbedaan yang ada sehingga uluran tangan kita dapat menjangkau seluruh korban tanpa dihalangi pagar perbedaan. Saatnya kita bersatu dan beraksi, jangan hanya sekedar sok aksi” Ujar Erick G. Kawatu, SE Ketua BPC GMKI Manado.
Kawatu mengungkapkan keprihatinannya atas bencana yang menimpa Kota Manado tercinta dan oleh karenanya ia mengajak segenap elemen masyarakat untuk tidak berpolemik dan saling menyalahkan pemerintah, selanjutnya ia menghimbau untuk mengutamakan aksi dan empati bagi para korban. “Saya kira saat ini yang menjadi prioritas kita bersama adalah penanganan korban pasca bencana karena dari hasil pantauan kami dilapangan selain permasalahan kebutuhan sandang pangan, para korban juga mulai diancam masalah kesehatan disamping trauma psikologis pasca bencana. Untuk itu akan lebih bermanfaat apabila kita mendahulukan empati ketimbang saling mengkritisi” tandas Kawatu.
GMKI Manado sendiri sampai saat ini telah mendistribusikan bantuan bencana hingga gelombang ke IV dan telah menyentuh 8 kecamatan yang terdampak bencana. Trisno Mais, Ketua Tim Kerja GMKI peduli yang dihubungi disela-sela kegiatan distribusi bantuan bencana yang digalang GMKI Manado mengatakan bahwa GMKI Manado telah merancang rencana aksi penanggulangan dampak bencana kedalam tiga tahapan. yang pertama adalah penanganan masalah sandang dan pangan yang telah direalisasikan dalam empat gelombang. ‘’Kemudian tahap kedua kami akan berkonsentrasi pada rehabilitasi psikologis korban bencana, yang nantinya akan dituangkan kedalam program-program pemulihan spiritual. pada tahapan yang ketiga adalah rehabilitasi sarana dan prasarana adalah target utama untuk dipulihkan,’’kata Trisno .(JbR)