De Djawatan Banyuwangi Mirip Hutan ‘Lord of The Rings’ Kini Jadi Tujuan Wisata Favorit

De Djawatan Banyuwangi Mirip Hutan ‘Lord of The Rings’ Kini Jadi Tujuan Wisata Favorit

Sulutdaily||Banyuwangi – Dalam film The Lord of The Rings terdapat lokasi syuting berupa hutan lebat dengan pohon-pohonnya yang besar. Ternyata hutan semacam itu juga ada di dunia nyata dan ada juga di Indonenesia.

Tepatnya di De Djawatan Banyuwangi. De Djawatan merupakan hutan yang ada di tengah kota dan memang sepintas mirip hutan yang ada di film ‘The Lord of The Rings’.

Obyek wisata ini, kini menjadi tujuan wisata favorit turis domestik maupun mancanegara. Lokasi hutan wisata ini menawarkan suasana teduh dengan rimbunnya pepohonan yang mampu mengusir panasnya siang hari.

De Djawatan terletak di Desa Benculuk, Kecamatan Cluring, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Jarak tempuh dari Kota Banyuwangi adalah sekitar 31,5 kilometer dengan waktu tempuh sekitar satu jam.

Pesona pohon trembesi raksasa yang instagramable. Nah, serunya lagi meski berada di tengah pohon-pohon trembesi raksasa, tidak ada kesan seram sama sekali di De Djawatan. Sebaliknya, pepohonan raksasa itu terasa sangat teduh dan indah dipandang. Wajar jika banyak orang yang datang, terutama saat hari libur. De Djawatan dikelola oleh Perhutani yang bekerja sama dengan Dinas Pariwisata Kabupaten Banyuwangi.

Suasana De Djawatan tempat wisata favorit di Banyuwangi. (kompas)

Oleh karena itu, fasilitas penunjang wisata, seperti jalan setapak di antara pepohonan sudah begitu baik. Rerumputan pun sudah dipangkas sehingga permukaan tanah tampak lapang dan mudah dilalui.

Jika hendak melakukan sesi pemotretan eksklusif seperti pre wedding, maka lebih baik datang saat hari biasa, bukan di akhir pekan. Banyaknya pengunjung saat akhir pekan membuat hasil jepretan akan bocor dengan orang lain yang ikut terpotret.

Aktivitas di De Djawatan Pengunjung yang datang ke De Djawatan tidak hanya bisa foto-foto saja. Mereka juga bisa melakukan aktivitas seperti naik kuda, naik andong, atau naik ATV. Tarif kuda tunggang adalah Rp 20.000 untuk dewasa dan Rp 15.000 untuk anak-anak. Sementara tarif naik dokar adalah Rp 10.000 untuk dewasa dan Rp 5.000 untuk anak-anak. Pengunjung juga bisa naik ATV dengan tarif Rp 50.000.

Pengunjung yang membawa anak kecil bisa memboncengkan mereka. Ada pula mini trail khusus anak-anak dengan tarif Rp 25.000.

Dengan fasilitas naik kuda, dokar, atau ATV, pengunjung bisa keliling De Djawatan tanpa harus susah-susah berjalan kaki. Telah tersedia rute khusus untuk berkeliling hutan Instagramable ini sehingga aman untuk dilalui. Pengunjung juga bisa berwisata kuliner di De Djawatan. Telah tersedia warung makan dan café outdoor sehingga wisatawan bisa bersantap sembari menikmati sejuk dan teduhnya hutan trembesi ini.

Berkunjung ke De Djawatan paling pas dilakukan saat baru buka atau pada sore hari. Cahaya matahari yang condong ke timur atau barat di sela-sela pepohonan akan membuat pemandangan semakin memukau.

Meski demikian, berkunjung pada siang hari juga tidak ada salahnya. Panasnya matahari siang tidak terasa karena terhalang oleh rindangnya pohon trembesi. Tarif tiket masuk De Djawatan cukup terjangkau, yakni Rp 5.000 per orang. Jam buka De Djawatan adalah mulai pukul 07.00 WIB dan tutup pukul 17.00 atau 17.30 WIB. (kompas/yr)

CATEGORIES
TAGS
Share This