Bedah Buku ‘Tomohon Menuju Kota’, Kisah Historis Perjuangan Yang Tuntas
SULUTDAILY|| Tomohon – Bedah Buku yang bertajuk “Tomohon Menuju Kota” karya dari Sejarawan Judie Turambi SH, sukses digelar dengan menghadirkan sejumlah pelaku peristiwa pembentukan Kota Tomohon bersama wartawan, (19/1/2022) di D’Ana Cafe Tomohon.
Penyusunan buku yang menggaris bawahi kisah historis sebuah perjuangan yang tuntas hingga Kota Tomohon disahkan melalui UU Nomor 10 Tahun 2003, setelah melalui Rapat Paripurna DPR RI sebagai usulan inisiatif lembaga tersebut pada tanggal 27 Januari 2003 silam.
Peristiwa pembentukan Kota Tomohon telah diawali oleh komponen generasi muda yang dimotori Ibrahim R Tular dan Jefferson SM Rumajar dengan gerakan terbuka melalui Deklarasi Pembentukan Kota Administratif Tomohon dihadapan Bupati Minahasa Johan O Bolang memanfaatkan momentum Apel Siaga Generasi Muda Tomohon.
Kemudian, ditindaklanjuti pada Pemerintahan Kabupaten Minahasa yang dipimpin Bupati Minahasa Drs Karel L Senduk pada Tahun 1996. Sr ribg berakhirnya masa jabatan, perjuangan diteruskan pada Bupati Minahasa Drs Dolfie Tanor. Hal ini makin diseriusi para pejuang setelah terbitnya UU Otonomi Daerah yang memberikan pelyang terjadibya pemekaran. Langkah perjuangan disambut positif Bupati Dolfie Tanor yang rela wilayahnya dikurangi demi menjawab harapan masyarakat.
Hal ini salahsatu catatan penting yang terungkap saat bedah buku Tomohon Menuju Kota sebagai bagian dari perjuangan administratif, hingga historis perjalanannya dibuat dalam sebuah buku sebagai informasi bagi generasi selanjutnya.
Kegiatan ini sendiri, dihadiri Asisten Administrasi Umum Setdakot Tomohon Drs Octavianus DS Mandagi yang mewakili Pemerintah Kota Tomohon. Dalam sambutannya mengatakan jika buku tersebut menjadi aset bagi pemerintah sebagai kontribusi warisan bagi generasi selanjutnya untuk mengetahui apa dan kenapa ada Kota Tomohon di Sulawesi Utara.
Penulis memulai kisah perkembangan Kota Tomohon, diawali dari ditemukannya dokumentasi Tugu Pembebasan sejak 1958 yang sudah ada di Tomohon tepatnya simpang tiga utama Matani yang kini sudah berdiri Tugu Tololiu. Diketahui, tugu pembebasan diprakarsai Mayor Sumadi selaku Komandan Batalion 501 pada 16 Agustus 1958, hingga menuntaskan perjuangan melalui dibentuknya Panitia Pembentukan Kota Tomohon (P2KT) yang dipimpin Jefferson SM Rumajar.
Menurut Turambi sebagai penulis, jika hasil cetakan buku ini akan disumbangkan bagi masyarakat Kota Tomohon. “Satu hal penting juga dimana buku ini akan menjadi referensi yang akan dishare ke gerakan membaca buku Kota Tomohon,” kata Turambi.
Ikut hadir sejumlah tokoh pejuang Kota Tomohon Ibrahim ‘Bam’ Tular, Piet Pungus, Hanny Matindas, Harryanto YS Lasut, Albertus Tulus, Pdt Richard Siwu, Ronny Pandey, Jack Palar, Johny Orah, Keis Kainde, Jhonson Liuw, James Rotikan, Tenny Assa, serta lainnya. (davyt)