GPG Sebuah Panggilan Iman, Tidak Terkait Pilkada 2020 dan Tahun Politik 2024
SULUTDAILY|| Manado-Salah satu penggagas Gerakan Peduli GMIM (GPG) Pnt. Dra. Joice Worotikan meluruskan pernyataan yang disampaikan sejumlah pihak bahwa aktifitas yang dilaksanakan GPG selama ini, terkait dengan pilkada serentak 2020 dan tahun politik 2024 mendatang.
“Kehadiran GPS adalah untuk menolak keras adanya kepentingan politik dalam berbagai agenda BPMS GMIM. Jadi tidak benar jika ada pihak yang menciptakan opini publik bahwa GPG sudah disusupi kepetingan politik,” kata Pnt Joice.
Dalam sebuah diskusi terbatas akhir pekan lalu, aktifis perempuan yang pernah tercacat sebagai caleg PDIP ke Senayan ini mengatakan, perjuangan GPG untuk menolak pelaksanaan SMSI (Sidang Majelis Sinode Istimewa) tahun ini adalah murni panggilan iman dari para penatua, syamas, pendeta maupun anggota jemaat yang terpanggil untuk ‘menyelamatkan’ GMIM kedepan, mengingat pelaksanaan SMSI dalam bentuk apapun, apakah daring (dalam jaringan), luring (luar jaringan) maupun tatap muka adalah bentuk pelanggaran terhadap Tata Gereja GMIM tahun 2016.
“Semua pelayan khusus tahu bahwa, pelaksanaan SMSI harus diputuskan dalam SMSI dan harus disetujui oleh 2/3 anggota majelis sinode GMIM. Bukan diputuskan dalam SMST (Sidang Majelis Sinode Tahunan). Itu fokus kita, soal pasal-pasal dalam draft perubahan Tata Gereja, kami tidak ada interest (Kepentingan,red) sama sekali,” beber Worotikan yang juga Owner JW Printing yang sukses membuka cabang hampir di seluruh kabupaten/kota di Sulut ini.
Menurut Pnt Joice , selama melaksanakan misi panggilan iman, GPG tidak pernah menerima sumbangan atau sponsor dari pihak manapun, apakah kepala daerah, partai politik maupun elit partai.
“Ini perlu kami sampaikan, supaya 1120 jemaat se GMIM tahu bahwa ini adalah panggilan iman sebagai warga Gereja. Siapa lagi yang wajib mengingatkan BPMS GMIM, kalau bukan warga Gerejanya sendiri,” tutur Penatua di salah satu jemaat di Tomohon ini.
Sebagai bentuk langkah persuasif kepada BPMS GMIM dan para stake holder lainnya, GPG telah mengirim surat permohonan kepada BPMS GMIM untuk bersedia melaksanakan tatap muka.
“Surat permohonan sudah kami kirimkan pekan lalu. Bukan hanya ke BPMS GMIM, tapi juga kami kirimkan ke Gubernur Sulut dan Kapolda Sulut,” jelasnya.
GPG perlu melakukan tatap muka dengan BPMS GMIM sebagai sebuah langkah persuasif untuk mengingatkan BPMS GMIM bahwa, banyak jemaat sudah memutusakan untuk tidak mengirimkan peserta dalam pelaksanaan SMSI. “Kami sudah menerima notulen sidang majelis jemaat, yang umumnya menolak pelaksanaan SMSI tahun ini,” tutup Pnt Joice sambil berharap kedepannya GMIM akan lebih baik. (*/Jr)