Pulau Napomanu Sarawet di Likupang; Lokasi Mancing dan Instagramable

Pulau Napomanu Sarawet di Likupang; Lokasi Mancing dan Instagramable

Sulutdaily||Likupang – Anda petualang tempat wisata? Sepertinya lokasi wisata yang satu ini patut Anda eksplore. Yah, namanya Pulau Napomanu yaitu sebuah pulau kosong yang dikelilingi hutan bakau dan memiliki pasir putih.

Hamparan pasir putih yang ada di pulau ini disebut ‘Nyare Panjang’. Lokasi ini sangat instagramable jika Anda datang saat air surut. Hamparan pasir putih tersebut menghadap hutan bakau dan gugusan pulau yang memang masih berada di lokasi yang baru saja ditetapkan pemerintah untuk menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Likupang.

Suasana daratan yang ada di tengah Pulau Napomanu. (foto:yudithrondonuwu)

Jika berkunjung saat air pasang Anda bisa menikmati pasir putih yang ada di bagian tengah Pulau Ini. Lokasinya tepat berhadapan ke arah jalur masuk perahu di antara Hutan Bakau Desa Sarawet. Nah, Anda yang gemar memancing, ingin belajar memancing secara tradisional atau mau snorkling sangat cocok berkunjung ke tampat wisata yang terbilang masih sangat alami ini.

Ada berbagai macam ikan yang hidup di sekitar perairan ini. Bahkan beberapa kali muncul ikan duyung di lokasi ini. Ternyata memang sejak dahulu di antara hutan bakau Sarawet dan Pulau Napomanu ini merupakan tempat bermain ikan duyung. Tak heran oleh warga setempat turun-temurun lokasi ini juga disebut ‘Napo Duyung’.

Pulau ini berlokasi di Desa Sarawet, Kecamatan Likupang Timur, Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara. Pulau ini merupakan pulau kosong yang belum banyak ‘dijamah’ dan untuk mencapainya bisa melalui beberapa titik tambatan perahu di desa setempat.

Titik terbaik adalah melalui tambatan perahu di Desa Sarawet, Jaga Satu. Bisa juga melalui Jaga 2 Dusun Kualabatu atau tambatan perahu yang ada di Dusun Rasaan. Khusus Desa Sarawet, Jaga Satu hanya membutuhkan 10-15 menit jika menggunakan perahu motor. Jika ingin mendayung secara tradisional membutuhkan 30-50 menit tergantung jumlah pendayung dan isi perahu.

Perjalanan ke Pulau Napomanu Sarawet akan melalui sungai yang dikelilingi hutan bakau. (foto:yudithrondonuwu).

Hukum Tua Desa Sarawet, Jenny Pakaya kepada media ini, mengatakan, setiap hari tersedia banyak perahu-perahu nelayan lokal yang disebut perahu sema-sema untuk ke Pulau Napomanu. Khusus di Desa Sarawet, Jaga Satu tersedia pemandu wisata yaitu kelompok ibu-ibu nelayan, bapak-bapak nelayan hingga kelompok pemuda.

“Walaupun belum secara profesional tapi warga disini sudah beberapa kali mengantar tamu ke Pulau Napomanu hanya untuk keliling, foto-foto. Terakhir tamu dari wartawan televisi nasional yang meliput banyak hal di Pulau ini,” ungkapnya.

Lokasi ini memang masih sangat ‘pure’ jadi pemerintah setempat berharap wisatawan yang ingin ke Pulau Napomanu sebaiknya diantar oleh penduduk setempat. “Pulau Napomanu memang sangat potensial untuk dikembangkan sebagai tempat wisata. Hanya memang dari dulu nenek moyang kami sangat menjaga kelestarian tempat ini sehingga ada mitos-mitos atau kepercayaan lokal yang sebaiknya dijaga bersama demi kebaikkan bersama,” ungkap Ever Jois Rondonuwu salah satu tetua adat kampung yang merupakan warga asli Desa Sarawet ini.

Mitos atau kepercayaan menurut Rondonuwu sebenarnya berkaitan dengan masa depan manusia. Bisa dibilang mitos atau kepercayaan itu sebenarnya secara ilmu pengetahuan sama, yaitu tidak boleh merusak hutan bakau, tidak boleh memancing ikan dengan bom atau racun dan tidak boleh berteriak-teriak saat menyusuri hutan bakau menuju Pulau Napomanu. “Kepercayaan orangtua kami dulu kala, jika ada yang datang berkunjung ke Pulau ini dengan niat baik maka masa depannya akan baik dan sebaliknya jika melanggar ‘aturan-aturan’ itu maka masa depannya akan tidak baik misalnya sakit-sakitan, miskin, susah jodoh, berumur pendek dan sulit hidup bahagia. Itu sebenarnya hukum normatif dalam kehidupan manusia,” ungkapnya sambil tersenyum.

Nah, aturan-aturan itu sebenarnya secara tidak langsung sama di lokasi wisata manapun. Tentunya untuk bisa eksis sebuah destinasi wisata harus dijaga kebersihan dan kelestarian alam disekitarnya.

Kembali soal keindahan Pulau Napomanu Sarawet nih, ternyata lokasi ini juga pernah menjadi lokasi pengungsian warga desa setempat ketika perang Permesta. Selain itu, konon katanya ada harta karun yang tersimpan di pulau ini. Cerita turun-temurun banyak juga yang mempercayainya mengingat Pulau ini ada di antara Pelabuhan Munte dan Pelabuhan Likupang Dua, yang dulunya merupakan pintu masuk para perompak dan pelaut-pelaut dari Spanyol, Portugis, Belanda dan pedagang asing lainnya.

Hemmmm… kita sepakat aja Lokasi Pulau Napomanu jadi lokasi wisata yah. Mari kita nikmati dan jaga bersama ‘kecantikannya.’ (yudithrondonuwu)

CATEGORIES
TAGS
Share This