Kamajaya: Karya Sastra Kurang Digemari Siswa
SULUT DAILY|| Manado- Kamajaya Al Katuuk mengatakan bahwa siswa sekarang tidak lagi mengenal karya kemanusiaan dalam sastra. Hal ini dikatakan Kamajaya ketika menyaksikan Reiner Ointoe memberi materi di para Finalis Nyong-Noni Sulut Senin (26/08/2013). Kamajaya terhenyak karena tidak ada peserta yang tahu siapa penulis Salah Asuhan. ‘’Ini bukan cuma terjadi di Sulut tetap juga di tataran nasional, ‘’demikian Kamajaya mengutip kata Dr. Urip Tim Ahli BSNP (Badan Standardisasi Pendidikan Nasional).
Itulah sebabnya sekarang tengah dirancang Karya Sastra Unggul Nasional yang kelak jadi bacaan wajib nasional. Diharapkan para siswa Indonesia, akan seperti siswa di Amerika, yang apapun jurusan dan keakhliannya, bahkan secanggih apapun teknologi, tetap merela tahu karya sastra unggul bangsanya. Mereka membaca ketika sekolah serta membaca karya lain saat luang, di pesawat, kereta api atau saat menunggu sesuatu.
Menurut Kamajaya, karya-karya unggul Amerika seperti The Great Gatsby, Scarlete Letter, atau The Old Man and The Sea dengan mudah dan nyaman kita bincangkan dengan seorang terpelajar bangsa tersebut kapan saja kita bertemu. ‘’Bangsa kita telah bergerak secara menyimpang, sedikit mengalami kemajuan tetapi banyak mengalami kerusakan kemanusiaan. Penyebab utamanya adalah karena kadar humanitas kebangsaan yg memudar,’’tulisnya Dosen di Universitas Negeri Manado di media sosial.
Sejatinya Karya sastralah sumber mata air kemanusiaan bangsa. Untuk sangat penting mengarahkan anak, adik, kerabat dan siapa saja untuk membaca karya sastra unggul, seperti gubahan St Takdir Alisjahbana, Mochtar Lubis, Ajip Rosidi, Chairil Anwar, Taufik Ismail, Rendra, serta beberapa karya mutakhir yang unggul nasional seperti Karya Iverdikson Tinungki. (jbr)