
Cerita Pemuda Milenial Buka Usaha Warung Kopi Ditengah Pandemi Covid-19 Yang Sulit
SULUTDAILY, BOROKO – Seperti diketahui bersama, pandemi Covid-19 membawa dampak luar biasa bagi kehidupan manusia. Namun, di tengah situasi pandemi COVID-19 yang serbasulit ini, ada sosok-sosok generasi milineal yang berhasil menangkap peluang untuk membuka usaha.
Mereka sosok yang dianggap memiliki keberanian, mengingat berani mengambil segala risiko di tengah situasi tak pasti. Mereka juga sosok-sosok yang punya jiwa survive tinggi karena enggan berpangku tangan, menyerah dengan keadaan.
Mereka ingin terus berjuang demi kehidupan yang lebih baik, dalam situasi sulit yang masih mendera.
Satu di antara sosok pemberani itu ialah Ricky Babay. Pemuda 30 tahun ini memutuskan untuk membuka Warung Kopi saat pandemic Covid-19 masih berlangsung.
“Jangan kalah dengan keadaan yang sedang sulit, tak ada yang tidak bisa”, kata Ricky Babay yang berprofesi sebagai jurnalis media online itu.
Ricky Babay mengaku tertarik terjun ke bisnis ini lantaran usaha warung kopi memiliki kepraktisan.
“Salah satunya, kepraktisan bisnis warung kopi tidak perlu pusing memikirkan bahan baku dan modal yang banyak “, ujar pria yang hobi komunitas sepeda motor itu.
Dalam menjalankan bisnisnya, Ricky tidak sendirian. Dia dibantu oleh salah satu anak komunitas motor yang sedang kuliah di Universitas Negeri Manado Sulawesi Utara yang susah mencari uang kebutuhan Fakultasnya pula.
“Saya dalam menjalankan usaha ini berdua dengan teman komunitas motor Aerox Riders Club Indonesia yang kesehariannya di sapa Fier,” ungkapnya.
Keduanya lantas bersama membuka usaha bernama Kedai Kopi Mokapog. Bisnis yang bergerak di bidang kopi presko berjalan sejak Juni 2021.
Ricky menilai, warung kopi memiliki peluang usaha yang besar.
Ricky bersama rekan sehobinya memulai usaha dengan bermodalkan dari pinjaman dana bumdes.
Kedai Kopi Mokapog yang terletak di jalan desa Ollot nomor 34 kecamatan Bolangitang Barat kabupaten Bolaang Mongondow Utara, Buka setiap hari mulai pukul 15.00 WITA hingga 02.00 WITA yang dioperasikan oleh dua orang karyawan.
” Saya melihat pasar yang cukup bagus didalam desa yang sedikit jauh dari pusat kota kabupate. Cukup menjanjikan. Target kami para ASN yang bekerja di PKM, pemuda dan dan pekerja ,” lanjut Ricky.
Harga yang ditawarkan cukup terjangkau dan efektif untuk menarik pelanggan datang ke kedai, yakni satu mug kopi susu presko seharga Rp 6.000 dengan paket roti bakar keju.
Di tengah pandemi COVID-19, sebagai pelaku usaha, Ricky mau tidak mau harus menerima tantangan yang dihadapi. Dia mengakui, pandemi memengaruhi keberlangsungan bisnisnya .
“Di saat kami membuka usaha ini kan sudah masuk ke era pandemi. Kendalanya adalah pengunjung yang terbatas”, imbuh Ricky.
Meski pandemi COVID-19 memengaruhi kelangsungan bisnis, Ricky bersama rekannya mencoba berpikir cerdas demi berupaya mencari metode yang tepat bagi usahanya.
“Selain sudah memanfaatkan platform online, seperti layanan ride hailing penjualan kopi, di saat pandemi seperti ini cara lain paling efektif yang kami lakukan adalah aktif paid promotion di akun media sosial Instagram. Kami merasakan kenaikan omzet yang lumayan dari iklan di media sosial,” jelas Indi.
Dengan berbagai strategi yang dijalankan, bisnis kopi yang dirintis Ricky beserta rekannya ini mampu meraup omzet sekitar Rp 9 juta per bulan.
Dalam menjalankan bisnisnya di tengah pandemi COVID-19, pihaknya tak lupa untuk selalu menerapkan protokol kesehatan yang ketat dengan menerapkan pesan ibu 3M bagi pengunjung yang datang ke warung kopi. Hal ini menjadi bagian yang penting untuk menambah kepercayaan konsumen.
“Untuk prokes karyawan difasilitasi masker dan sarung tangan serta vitamin untuk menjaga imun tubuh. Kalau teknis untuk customer,” ujar Ricky
Ricky pun menitipkan pesan bagi para pelaku usaha, terutama bagi yang masih dalam awal merintis bisnis apa pun.
Diharapkan petuah yang diberikan mampu memotivasi tak hanya dirinya, melainkan orang lain agar tetap semangat menggeluti usaha yang sedang dijalankan di masa sulit seperti era pandemi Covid – 19 seperti sekarang. (ricky)