Wamen Suahasil Nazara Soft Launching Buku PEN dan Beri Kuliah Umum di Unsrat
SULUTDAILY|| Manado – Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Prof. Suahasil Nazara SE. M.Sc. Ph.D melakukan kunjungan kerja ke Manado dengan agenda yaitu soft launching PEN berjudul ‘Keeping Indonesia Safe from The Covid-19 Pandemic: Lessons Learnt from The National Economic Recovery Programme’ (Menjaga Indonesia Aman dari Pandemi Covid-19 : Pembelajaran dari Program Pemulihan Ekonomi Nasional)
Wamenkeu mengatakan Pandemi Covid-19 merupakan kejadian yang unprecedented dan extraordinary, yang belum pernah dihadapi oleh Indonesia sejak Republik ini berdiri. “Sejak COVID-19 pertama diidentifikasi di Wuhan pada Desember 2019, kemudian WHO mendeklarasikan sebagai Public Health Emergency of International Concern di akhir Januari 2020 dan meningkatkan level menjadi pandemi pada tanggal 11 Maret 2020,” kata Wamen Suahasil Nazara di Aula Universitas Sam Ratulangi, Senin (03/10/2022).
Ia juga menjelaskan di Indonesia, kasus pertama Covid-19 dikonfirmasi pada 2 Maret 2020 dan terus meningkat secara cepat (1.528 kasus aktif di 32 provinsi pada 31 Maret 2020). “Dengan keterbatasan pengetahuan tentang COVID-19, satu-satunya cara untuk menghentikan penyebarannya adalah dengan membatasi pergerakan manusia, yang berdampak pada penurunan aktivitas ekonomi,” ujarnya.
Penurunan tersebut, kata Wamenkeu
baik dari sisi demand maupun supply tentu akan berdampak pada perlambatan ekonomi global maupun nasional dan menurunkan pendapatan negara. ” Di sisi lain, ada penambahan belanja negara karena pemerintah perlu menangani dampak pandemi dengan berupaya untuk menjaga keselamatan dan kesejahteraan masyarakat, serta dunia usaha,” jelasnya.
Konsekuensinya, terjadi pelebaran defisit anggaran serta peningkatan kebutuhan pembiayaan melalui utang.
Selama ini, untuk menjaga kesinambungan fiskal, Indonesia telah mempunyai fiscal rule yang tertuang dalam UU No 17 tahun 2003. Dalam UU tersebut, defisit anggaran dibatasi maksimal 3% PDB dan rasio utang dibatasi maksimal 60% PDB. Namun, di masa pandemi, APBN harus fleksibel dan responsif, sehingga Pemerintah harus mencari cara untuk mengizinkan defisit melebihi 3% dari PDB, tetapi harus tetap dikelola secara prudent dan bertanggung jawab.
“Buku ini memuat 17 bab yang memaparkan soal ekonomi sampai soal sosial begitu juga termasuk masalah kesehatan mental, soal bagaimana cara birokrasi berubah.
Pemerintah telah mengambil langkah-langkah yang diperlukan dan mengadopsi kebijakan ekonomi untuk menahan dampaknya,”katanya.
Secara garis besar, terdapat dua dimensi utama di dalam stimulus penanganan Covid-19, yang pertama adalah untuk penanganan kesehatan dan pengendalian wabah sebagai sumber utama penyebab krisis. Dimensi kedua adalah penanganan krisis ekonomi sebagai efek domino dari krisis kesehatan, melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Pada saat yang sama, lembaga penelitian independen secara berkala memantau kondisi sosial ekonomi selama pandemi dan mengevaluasi dampak dari respons kebijakan pemerintah.
Kementerian Keuangan pada akhir tahun 2021 menginisiasi upaya kolaboratif, yang melibatkan para peneliti dari lembaga yang aktif melakukan monitoring dan evaluasi selama pandemi, untuk mendokumentasikan bagaimana Indonesia selama pandemi tahun 2020-2021 dan lahirlah buku yang berjudul “Keeping Indonesia Safe from The Covid-19 Pandemic: Lessons Learnt from The National Economic Recovery Programme” yang diterbitkan bersama oleh Kementerian Keuangan Republik Indonesia dan The ISEAS Publishing dari Institute of Southeast Asian Studies (ISEAS) Singapura.
“Apa yang sudah terjadi 2,5 tahun terakhir kita berharap tidak terjadi lagi, tapi kita tetap harus belajar dan bersiap. Itu suatu kewajiban. Kita rekam, kita pelajari dan kita siapkan terus Indonesia karena tugas kita adalah untuk menyiapkan generasi yang akan datang. Kami berharap buku ini menjadi sumbangsih kita kepada negara, kepada masyarakat, kepada masa depan Indonesia.” tutup Wamenkeu.
Sementara itu Rektor Universitas Sam Ratulangi Prof. Dr. Ir. Ellen Joan Kumaat M.Sc DEA IPU dalam sambutannya mengatakan dua setengah tahun masyarakat Indonesia merasakan suka duka penanganan pandemi Covid-19, dan upaya mendokumentasikan semua itu adalah suatu langkah yang sangat berharga karena dokumen resmi ini dapat dilihat sebagai lessons learnt sekaligus knowledge capture yang akan menjadi kontribusi pemikiran bagi bangsa tetapi juga dunia.
“Kita bersyukur badai hampir berlalu, dan bangsa semakin memiliki ketahanan (resiliensi) tetapi juga mulai menerapkan strategi untuk memitigasi peluang terjadi kembali bencana yang sama,” ujar Rektor Ellen.
Usai acara tersebut, Wamenkeu berpindah tempat ke auditorium Fakultas Kedokteran untuk menyampaikan kuliah umum pada ratusan mahasiswa terkait kondisi ekonomi Indonesia terkini. (Jr)