Trump Nyatakan Tidak Puas dengan Penanganan Arab Saudi atas Kematian Jamal Khashoggi
SULUTDAILY|| New York- Presiden AS Donald Trump merasa tidak puas dengan penanganan Arab Saudi atas meninggalnya jurnalis Jamal Khashoggi di Istanbul, dan begitu banyak pertanyaan yang belum terjawab.” Tidak ada seorang pun yang tahu di mana tubuh wartawan itu, dan tidak seorang pun yang telah melihat video atau transkrip dari apa yang terjadi di dalam konsulat,” kata Trump Sabtu seperti dilansir Reuters. “Tidak, saya tidak puas sampai kami menemukan jawabannya. Tapi itu adalah langkah pertama yang besar, itu adalah langkah pertama yang baik. Tapi saya ingin mendapatkan jawabannya. ”kata Trump.
Pemerintah Arab Saudi hanya memberikan pernyataannya pada hari Sabtu pagi bahwa Khashoggi, seorang pengkritik penguasa de facto negara, Putra Mahkota Muhammad bin Salman, telah tewas dalam pertempuran di dalam konsulatnya di kota Turki.
Pemerintah Jerman dan Perancis menyebut penjelasan Arab Saudi tentang bagaimana Khashoggi meninggal tidak lengkap. Sementara para pejabat Turki mencurigai Khashoggi, seorang kolumnis Washington Post, tewas di dalam konsulat oleh tim agen Saudi dan tubuhnya dipotong.
Jamal Diduga Tewas Dimutilasi
Jamal Khashoggi, wartawan Arab Saudi pengkritik rezim kerajaan, dipastikan tewas dibunuh di dalam Konsulat Saudi di Istanbul. Jamal memasuki gedung konsulat untuk memperoleh dokumen perceraian dengan mantan istrinya. Dokumen itu dia butuhkan sebagai syarat untuk menikah lagi dengan perempuan asal Turki.
The New York Times merilis laporan yang menyebut tubuh jurnalis 60 tahun yang sudah setahun tinggal di pengasingan di Amerika Serikat (AS) itu dipotong-potong (mutilasi) tim algojo Saudi dalam waktu tujuh hingga 15 menit pada 2 Oktober 2018 lalu. Pihak berwenang Turki mengklaim memiliki bukti bahwa dia dibunuh oleh 15 orang yang terbang dengan jet pribadi.
Menurut laporan New York Times, Dr Salah al-Tubaigy, seorang ahli autopsi yang belajar di Glasgow pada tahun 2004, merupakan salah satu tersangka dalam tim algojo yang dituduh menyiksa dan membunuh Khashoggi. Tubaigy, yang dijuluki sebagai “Dr Death (Dokter Maut)”disebut sebut memutilasi hidup-hidup Khashoggi dalam tujuh menit pembunuhan. Sedangkan proses mutilasi rampung dalam 15 menit.
Bagian tubuh wartawan itu kemudian dibungkus oleh tim algojo. Mereka beraksi dengan mendengarkan musik. Musik itu dibutuhkan agar mereka tidak mendengar jeritan. Sumber investigator Turki yang mendengarkan rekaman audio dari momen-momen terakhir wartawan tersebut, mengatakan butuh tujuh menit bagi Khashoggi untuk meninggal.
Tubaigy sendiri terdeteksi berada di bandara Ataturk Istanbul pada 2 Oktober 2018. Sumber tersebut mengatakan, jeritan keras terdengar, namun berhenti ketika wartawan itu diduga disuntik dengan zat yang tidak diketahui.
Pemerintah Saudi yang selama dua pekan terakhir menyangkal akhirnya mengonfirmasi bahwa wartawan tersebut tewas di konsulat. Riyadh mengklaim Khashoggi tewas setelah berkelahi dengan sejumlah orang yang ditemuinya di Konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober. Penyelidikan masih berlangsung dan 18 warga Saudi telah ditangkap.
Wawancara Jamal dengan Jurnalis Newsweek
Sebelum dirinya tewas di gedung Konsulat Saudi di Turki, kritikan kepada ‘ pemerintahan otoriter’ Putra Mahkota Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman itu disampaikan Khashoggi dalam wawancara off the record dengan seorang jurnalis Newsweek .
Newsweek memutuskan untuk merilis wawancara tersebut , setelah pemerintah Saudi mengakui bahwa Khashoggi yang hilang sejak 2 Oktober lalu, telah tewas dalam perkelahian di gedung Konsulat Saudi.
Kepada jurnalis Newsweek, Khashoggi membeberkan terkait kegalauannya tentang keselamatan dirinya. Dia juga mengatakan bahwa dirinya tidak memandang dirinya sebagai “oposisi”, tapi hanya menginginkan Arab Saudi yang lebih baik.
“Saya tidak menyerukan penggulingan rezim, karena saya tahu itu tidak mungkin dan terlalu berisiko,” tutur Khashoggi dalam wawancara kepada Newsweek seperti dilansir AFP, Sabtu (20/10/2018).(Jr/AFP/Newsweek/Reuters)