STEMI dan Sinode GMIM Gelar Konvensi Reformasi 500 di Manado

SULUTDAILY|| Manado – Memperingati hari Revormasi Gereja Protestan tahun 1517 silam, Stephen Tong Evangelistic Ministries International (STEMI) Jakarta bekerja sama dengan Sinode GMIM, menggelar Konvensi Nasional Reformasi 500, bertempat di Manado Convention Center, Rabu (13/09/2017).

Dalam Kovensi STEMI Jakarta di bawah pimpinan Pdt DR Stephen Tong yang juga hadir bersama rekan-rekannya ini, dihadiri pula oleh Bupati Minahasa Drs Jantjte Wowiling Sajow MSi bersama Ketua TP PKK Minahasa DR Olga Sajow Singkoh MHum, Sekretaris Daerah Minahasa Jeffry Robby Korengkeng SH MSi dan jajaran pejabat Pemerintah Kabupaten Minahasa.

Dalam konvensi ini, dilakukan seminar sebanyak lima sesi, yakni yang pertama dengan tema, “Reformasi dan Zamannya” dengan pembicara Pdt Ivan Kristiono. Kedua dengan tema “Sola Scriptura dan Sola Gratia”, dengan pembicara Pdt Billy Kristanto, selanjutnya yang ketiga dengan tema “Sola Christus dan Solideo Gloria” oleh Pdt Ivan Kristiono, keempat oleh Vic Eduard Oei Dipl Ing dengan tema “Pengaruh Tantangan Reformasi Dahulu Sekarang dan Masa Depan”, kemudian pada sesi kelima berupa pemutaran film Marthin Luther.

Dari semua inti seminar ini, muncul sejumlah hal penting dalam pembahasan, mengapa perlu ada reformasi? Kemudian tercetus beberapa hal diantaranya:

Pertama, birokrasi gereja korup. Simone practises, bukan cari kekudusan tapi mencari kemampuan seperti Petrus (magic, red), supaya terkenal atau memiliki sifat ‘celebrities’, dimana egonya ketika seseorang membeli sesuatu, untuk mendapatkan suatu keahlian atau karunia, mendapatkan kedudukan dalam jemaat dengan cara membayar ataupun karena jabatan, kekayaan ataupun hal-hal lahiriah lainnya, bahkan menginginkan jabatan lebih dari satu.

Kedua, moral para rohaniawan yang rusak, hidup dalam kemewahan dan lupa pelayanan karena sibuk dengan politik, bisnis dan lain sebagainya, atau yang biasa disebut ‘absentation’.

Ketiga, ajaran gereja yang diselewengkan, hal ini dikarenakan ketidak mengertian tentang visi Firman Tuhan, sehingga mudah diselewengkan. Maka dari itu, harus kembali memahami Firman Tuhan.

Keempat, gerakan humanisme, gerakan ini cenderung mencintai teks-teks kuno, maka anak-anak sekolah diajari bahasa-bahasa klasik. Menangkap sumber yang asli, dibuatlah alkitab-alkitab dalam bahasa Yunani, Ibrani, Latin dan lain-lain.

Kelima, teknologi percetakan. Dimana, 60 persen keuntungan dunia percetakan pada waktu itu dihasilkan dari buku-buku tentang reformasi

Keenam, dukungan penguasa negara. Nasionalisme muncul dan dukungan kepada Roma makin menipis. Kemudian pada poin yang ketujuh, Tuhan membangkitkan pemimpin seperti Marthen Luther, Johanes Clavin dan lain-lain.

Selanjutnya, pada malam harinya, kegiatan dilanjutkan dengan ibadah KKR dengan pembicara Pdt DR Stephen Tong. (davyt)

TAGS
Share This