Spanduk: Usir PT. TMS dari Sangihe Menyambut Kedatangan Tim ESDM
SULUTDAILY||Sangihe – Aksi spontan dilaksanakan oleh masyarakat Bowone dan sekitarnya setelah pada hari Kamis, 2 Desember 2021, mendapat informasi bahwa pada hari Jumat tanggal 3 Desember 2021 akan datang satu tim terdiri dari enam orang dari Kementerian ESDM akan datang ke Sangihe. Tim ini terdiri dari tenaga ahli geologi dan pertambangan yang terdiri dari:
- Imam Bustan Pramudya (dari Direktorat Pembinaan Pengusahaan Mineral)
- Ni’am Mustofa Thohari (Direktorat Pembinaan Pengusahaan Mineral)
- Arif Zardi Dahlius (Komite Bersama KCMI)
- STJ Budhi Santoso (Ikatan Ahli Geologi Indonesia- MGEI)
- Andi Erwin Syarief (Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia)
- Kamsul Hidayat ( Ikatan Ahli Geologi Indonesia- MGEI)
Berdasarkan informasi yang diterima, mereka diutus untuk menyelidiki fakta-fakta lapangan terkait penambangan yang dilakukan oleh PT TMS, serta penolakan oleh masyarakat.
Pukul 05.00 Wita, perwakilan masyarakat kampung Bowone, Binebas, Salurang dan Bentung berangkat menuju Bandar Udara Naha.
07.00 Wita, Masyarakat peserta aksi berkumpul di Pertigaan jalan menuju Bandara di kampung Naha Kecamatan Tabukan Utara.
08.15 Wita, Pesawat Wings Air dari Manado yang membawa tim Kementerian ESDM tiba di Bandara Naha.
08.16, masyarakat peserta aksi membentangkan spanduk di tiga titik, yakni di simpang tiga jalan bandara Naha, simpang tiga Kalurae dan Simpang tiga desa Raku Kecamatan Tabukan Utara.
Empat buah spanduk dibentangkan bertuliskan
- Usir PT. TMS dari Sangihe.
- Ini Pulau Kami, akan kami jaga dengan cara apa pun dan sampai kapan pun
- Ini tanah kami, ini ruang hidup kami, TMS angkat kaki dari Bowone
- Perusahaan apa pun yang mau merusak dan merebut ruang hidup kami, akan kami lawan!
08.20 Mobil yang membawa tim ESDM keluar dari bandara disambut dengan teriakan oleh para peserta aksi, TMS, Lawan! TMS, Tolak! TMS, Usir.
09.00 Peserta aksi bergerak menuju kota Tahuna dan membentangkan spanduk di sejumlah titik yakni di depan kantor cabang Dinas ESDM Provinsi Sulawesi Utara, di Pelabuhan Tua tahuna, di depan Hotel Nasional tempat menginap anggota tim ESDM, di Simpang tiga kantor Bupati Sangihe, dan terakhir di depan rumah jabatan Bupati Kepulauan Sangihe.
Di setiap titik itu, para peserta hanya berdiri sambil membentangkan spanduk dan tidak melakukan orasi apapun. Aksi berakhir tepat pukul 12.00 wita. Peserta yang terdiri dari 35 orang petani dan nelayan desa Bowone, Salurang, Bentung dan Binebas itu pun kembali ke tempat masing-masing dengan tertib.
Menurut Koordinator Aksi Jan Takasihaeng, aksi ini adalah respon terhadap langkah yang diambil oleh Kementerian ESDM yang tetap bersikukuh untuk membuka peluang selebar-lebarnya bagi PT. TMS untuk beroperasi di pulau Sangihe sekalipun melanggar UU 1 tahun 2014 tentang Pengelolaan pesisir dan pulau-pulau kecil. Aksi ini sekaligus pesan kepada Kementerian ESDM dan juga pihak PT. TMS bahwa masyarakat akan terus melakukan perlawanan hingga ruang hidupnya terbebas dari ancaman eksploitasi, dan PT. TMS angkat kaki dari pulau Sangihe.(*/stb)