
Sore ini Diskusi Virtual AGENN Bertajuk ‘ Pandemi Covid-19 dan Bahaya Disinformasi
SULUTDAILY|| Manado-Tidak ada satu negara yang siap dan menyiapkan diri menghadapi pandemik global COVID 19, termasuk daerah Sulawesi Utara. Sore ini Kamis (04/06/2020), Diskusi Virtual AGENN (Aktivis Gerakan Era New Normal) akan membahasnya dengan tajuk ‘ Pandemi Covid-19 dan Bahaya Disinformasi dengan menghadirkan para pembicara yang kompeten.
Pertambahan orang dalam pengawasan (ODP), pasien dalam pengawasan (PDP) serta jumlah kasus positif COVID 19 masih sedang menunjukkan gejala virus ini mulai memuncak.
Sementara itu, sudah lebih dari 2 (dua) bulan diberlakukan protokol kesehatan serta pengetatan relasi sosial melalui kampanye sosial and physical disatancing (jaga jarak). Ini terutama setelah ditetapkannya status darurat kebencanaan non alam di Indonesia.
Terhitung sejak bulan maret 2020, informasi, proses pembelajaran, penegasan soal hidup sehat, protokol penanganan pasien terduga COVID 19 berulang kali disampaikan bukan saja oleh pemerintah. Akan tetapi bahkan juga oleh lapisan masyarakat lainnya melalui cara dan media berbeda-beda.
Menurut Inisiator AGENN Joice Worotikan bahwa salah satu persoalan pokok yang menyebabkan COVID 19 terasa demikian mencekam dan juga berdampak besar kepada masyarakat, adalah akses informasi sudah (nyaris) tanpa batas.
“Kejadian-kejadian lebih dramatis sebelum era sekarang, tidak memiliki daya cekam seperti sekarang, karena akses informasi yang masih terbatas. Saat ini, masyarakat nyaris setiap saat disuguhi oleh berita dan informasi yang sebagian besarnya justru masih butuh verifikasi lebih lanjut,” ujar Joice.
Bagi AGENN, hal yang akan lebih berbahaya lagi adalah ketika di era darurat bencana non alam, serta di tengah tingkat stress masyarakat sedang memuncak akibat tekanan dari banyak segi dan terjadi disinformasi. Atau penyebaran berita bohong secara sengaja dan tentunya bukanlah tanpa maksud.
“Kondisi seperti ini sangatlah mungkin dengan mudah memecah masyarakat berdasarkan belahan-belahan identitasnya (SARA). Kombinasi tekanan kebutuhan untuk bersosialisasi, pembatasan sosial, tekanan kebutuhan keseharian ditambah dengan faktor disinformasi, sangat mungkin menghadirkan malapetaka lainnya yang tidak kurang bahaya dan ancamannya atas tertib sosial,” kata Joice didampingi Audi Wuisan.
Karena itu, maka AGENN dengan dasar berikir konstruktif mengajak elemen masyarakat untuk lebih berhati-hati dan bertanggungjawab dalam penyebaran informasi di tengah masa pandemik global COVID 19 ini. Dan merancang diskusi online sebagai pembelajaran atas kasus yang sedang menggejalah di Indonesia ini.(***)