PT Djarum Temu Sekdaprov, Janji Beli Cengkih Sulut 85 Ribu Per Kilo

PT Djarum Temu Sekdaprov, Janji Beli Cengkih Sulut 85 Ribu Per Kilo

Sulutdaily|| Manado – Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara berhasil menjalin kerjasama secara langsung dengan PT Djarum Kudus terkait jual-beli cengkeh. PT Djarum Kudus menyatakan siap membeli cengkih petani Sulut dari hasil panen raya tahun 2019 ini dengan harga layak.

Per kilogram cengkeh dengan kadar air 13 persen akan dibeli PT Djarum seharga Rp. 85 ribu.

Demikian disampaikan perwakilan PT Djarum dihadapan Sekdaprov Sulut Edwin Silangen dalam pertemuan yang berlangsung di ruang kerjanya, Senin (24/6/2019) sore.

Dalam pertemuan ini hadir juga Kadis Perindustrian dan Perdagangan Jenny Karouw dan Karo Protokol dan Humas Dantje Lantang serta perwakilan PT Gudang Garam.

Adapun kesiapan PT Djarum menyerap sebagian besar komoditi yang sering disebut ‘emas cokelat’ ini dengan harga layak merupakami kabar baik bagi petani di Sulut. 

“Dengan hitungan tersebut diharapkan petani bisa memperoleh untung yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya,” ungkap Silangen salam siaran pers Humas Pemprov Sulut dilansir Selasa (25/06/2019).

Kedatangan PT. Djarum dan pabrikan lainnya merupakan upaya Gubernur Olly Dondokambey untuk mengintervensi harga cengkeh yang saat ini melemah.

Sejumlah penduduk penghasil cengkih di Desa Ammat, Kecamatan Tampa’ammat, Kabupaten Kepulauan Talaud menjemur cengkih hingga ke badan jalan, Senin (24/07/2019) namun hal ini sudah menjadi komitmen bersama masyarakat pada saat musim panen raya jadi tidak menganggu arus lalu lintas. Desa ini merupakan salah satu penghasil cengkih terbanyak di Provinsi Sulut. (Foto: Walde M.)

Dikatakannya, melemahnya harga jual cengkeh merupakan pengaruh dari hukum pasar. Artinya, saat produksi meningkat dan permintaan menurun, harganya pun terdampak ikut melemah.

Saat ini kebutuhan cengkeh secara nasional ada sebanyak 120.000 ton. Sedangkan luasan lahan cengkeh yang ada di Sulut sekira 50.000 hektare.

Jadi, produksi cengkeh Sulut dengan luas lahan cengkeh tersebut diperkirakan hampir mencukupi sebagian kebutuhan cengkeh nasional sebanyak 120.000 ton. Artinya, saat ini produksi melebihi kebutuhan di dalam daerah. 

Sementara itu, ketika kabar ini beredar sejumlah warga Sulut menyatakan apresiasi kepada pemerintah provinsi namun berharap kerjasama itu tidak hanya janji semata tapi direalisasi dengan baik dan jelas lokasi, sistem atau gudang penjualannya. 

Mereka juga berharap tidak ada antrian panjang saat menjual cengkih dan pemerintah setempat bisa membantu mempermudah proses penjualan dari petani ke pabrik PT Djarum. 

“Mari jo torang (petani cingkeh)  bersyukur dengan harga saat ini…Setidaknya nda maso di 10 besar org miskin di INA to wkwkkwww…#SulutHebat,” tulis Raimond Rambing menanggapi kabar  di media sosial akun Hubmas Pemprov Sulut.

Namun beberapa komentar berharap harga bisa seperti tahun-tahun sebelumnya. “waduh  ,,,yg lalu bisa rp 120-  150 – 250 ….guys  harapan bisa seperti itu …,” tulis akun Olga Kotambunan.

Lain halnya dengan komentar Anthony Paul S yang mengusulkan agar semua pabrik rokok besar di Sulut supaya mengikuti jejak PT Djarum dalam membantu pemerintah provinsi menjaga harga jual cengkeh. 

“Pabrikan rokok di Sulut Ada 3, Djarum ~ Gudang Garam ~ Sampoerna … kiranya bisa disandingkan untuk memberi harga Terbaik bagi masyarakat, dan kiranya tetap diupayakan terobosan untuk Market Spicy (cengkeh&pala) serta minyak Atsiri … bagaimanakah dengan dana2 talangan untuk komodity2 tsb?,” tulisnya. (*/timsd)

CATEGORIES
TAGS
Share This