Nexusguard Tunjukan Serangan DDoS Menggunakan Metode Multi Vektor

Nexusguard Tunjukan Serangan DDoS Menggunakan Metode Multi Vektor

SULUTDAILY||HONG KONG, RRC – Media OutReach – Tiga daripada empat serangan distributed denial of service (DDoS) dalam kuartal kedua 2017 menggunakan metode multi vektor, menurut Laporan Ancaman K2 2017 dari Nexusguard. “Dari 8.300 serangan yang tercakup dalam laporan per kuartal ini, para peneliti menyimpulkan bahwa para peretas masih mengandalkan serangan dalam partai raksasa untuk menguasai sistem. Sebagai contoh, serangan UDP (user datagram protocol) meningkat tajam sebanyak 15 persen dalam kuartal ini dengan target utama adalah perangkat yang tersambung pada sistem Internet of Things (IoT). Jumlah serangan UDP jauh melebihi serangan SYN, HTTP Flood serta jenis serangan partai besar lainnya. Mengingat ukurannya yang mencapai 4,65 Gbps, para perusahaan yang tidak memiliki akses pada fasilitas anti serangan DDoS kapasitas tinggi dapat dipastikan akan sangat menderita oleh serangan-serangan tersebut (03/10/2017).

Jaringan sistem IoT masih menjadi target utama serangan DDoS dalam K2, termasuk botnet baru yaitu Persirai, yang telah menyerang lebih dari 1.000 model kamera IP. Nexusguard, sebuah perusahaan yang telah dikenal di seluruh dunia dalam penanganan serangan Internet, berhasil mengumpulkan data serangan DDoS melalui pemindaian botnet scanning, honeypots, ISP maupun lalu lintas antara para peretas dan targetnya yang berasal dari berbagai latar belakang dan industri. Melihat peningkatan jumlah serangan UDP, Nexusguard menyarankan para perusahaan untuk melindungi server DNS mereka dan menerapkan teknologi routing Anycast untuk mendistribusikan jejak serangan DDoS ini.

“Serangan UDP dapat terjadi secara sangat samar sebagai pelindung terhadap serangan lain, seperti eksekusi kode remote, malware ataupun pencurian informasi pribadi,” ujar Juniman Kasman, chief technology officer Nexusguard. “Oleh karena kemampuan serangan UDP melumpuhkan server DNS dan membajak perangkat IoT dalam waktu singkat, deteksi dini serta respon cepat sangat penting dalam menangani serangan tersebut. Para perusahaan harus melindungi server DNS mereka dan mempertimbangkan untuk menggunakan teknologi routing Anycast agar target individu tidak sampai kewalahan menghadapi serangan.”

Sebagaimana para pelaku serangan DDoS semakin aktif di beberapa negara Eropa, Swiss muncul untuk pertama sekali sebagai salah satu dari tiga negara dengan jumlah peretas DDoS tertinggi di dunia. Para peneliti dari Nexusguard juga menemukan bahwa Cina adalah sumber utama serangan DDoS. Sebanyak 34% dari seluruh jumlah serangan berasal dari Cina, mengalahkan AS yang turun pada posisi kedua, dengan jumlah 21%.(MC/stb)

CATEGORIES
TAGS
Share This