Menanti Layanan 4G Telkomsel di Kaki Gunung Klabat
Menara pemancar (Base Transceiver Station/BTS) yang berdiri kokoh disamping sebuah gereja telah menyimpan sebuah harapan bagi warga Kelurahan Tendeki dan Desa Tontalete Rok Rok . Memang, selama ini penduduk yang berdomisili di kaki gunung tertinggi di Sulawes Utara (Sulut) yakni Gunung Klabat dan Gunung Dua Sudara tersebut belum menikmati layanan telekomunikasi secara prima.
‘’ Layanan Telkomsel disini buruk signalnya, apalagi jika cuaca ekstrim seperti hujan dan angin kencang. Menelepon saja susah. Kalau sudah ada menara telkomsel disini, pasti terasa ‘merdeka, komunikasi lancar dan layanan internetnya pasti mantap,’’kata Nyong Lumenta warga Kelurahan Tendeki, Kecamatan Matuari Kota Bitung dengan wajah ceria kepada wartawan sulutdaily.com pekan lalu.
‘’ Menaranya memang sudah selesai tapi belum beroperasi. Semoga warga disini dalam waktu dekat sudah dapat menikmati jaringan telpon dan internet,’’ kata Menix Rondonuwu , Kepala Jaga Lingkungan IV Desa Tontalete Rok Rok, Kecamatan Kema Kabupaten Minahasa Utara (Minut).
Kelurahan Tendeki dan Desa Tontalete Rok Rok merupakan dua desa perbatasan antara Kota Bitung dan Kabupaten Minut, Sulawesi Utara. Berada di Kaki gunung Klabat dan Gunung Dua Sudara membuat kedua desa ini unik dan berpemadangan indah, namun sayang belum ‘mederka’ dalam dunia telekomunikasi, apalagi mendapatkan pengalaman 4G persembahan telkomsel.
Terkait pembangunan manara tersebut, Manager PT Telekomunikasi Seluler Branch Manado, Joseph F Dangeubun menekankan bahwa pihak telkomsel telah berkomitmen untuk membuka jaringan hingga ke pelosok . ‘’ Membuka gerbang digital ke seluruh masyarakat Indonesia adalah komitmen kami dan untuk mencapai tujuan ini Telkomsel akan terus meningkatkan teknologi mobile broadband dan layanan digitalnya,’’kata Joseph.
Joseph berjanji bulan September 2017 warga di sekitar lokasi BTS Tendeki sudah bisa menikmati jaringan telkomsel. ‘’ Saya jamin September ini, BTS Tendeki segera akan beroperasi dan kami berharap kehadiran layanan broadband ini mampu mendorong dampak sosial ekonomi yang positif bagi masyarakat,’’ujar Joseph saat ditemui di kantornya Selasa (29/08/2017).
Dijelaskan Joseph bahwa dalam menentukan BTS memang harus melalui beberapa tahapan survey apakah wilayah itu menunjang untuk broadband berbasis 4G dan 3G atau hanya bisa telpon dan sedikit internet karena fasilitas mobile warga di wilayah tersebut belum menunjang. ‘’ Membangun BTS sebenarnya cepat, yang lumayan membutuhkan waktu itu adalah proses administrasinya yakni mendapatkan ijin dari warga dari sekitar towernya,’’jelas Joseph dampingi Supervsor Sales dan Outlet Bitung, Minahasa dan Talaud Reinald Keintjem sambil menyebutkan saat ini 60 BTS Telkomsel sudah ada di Kota Bitung dan di Sulut 1200 BTS.
Jaringan Hingga ke Pelosok
Sejak awal beroperasi 22 tahun lalu, Telkomsel memiliki visi untuk menyatukan Indonesia melalui hadirnya layanan telekomunikasi di berbagai lokasi di Indonesia, sehingga masyarakat bisa saling terhubung kapan pun dan di mana pun. Komitmen ini terus kami pertahankan hingga saat ini, dimana kami konsisten membangun wilayah pelosok agar tidak terisolasi dari sisi telekomunikasi, ‘’ kata Direktur Utama Telkomsel, Ririek Adriansyah dalam press release Telkomsel.
Sejalan dengan pemerataan akses telekomunikasi di seluruh Indonesia, Telkomsel gencar melakukan pembangunan infrastruktur jaringan hingga ke pelosok negeri , termasuk di wilayah-wilayah berpenduduk yang belum memperoleh akses telekomunikasi. Tahun ini Telkomsel akan membangun sebanyak 63 Base Transceiver Stations (BTS) di lokasi-lokasi pelosok melalui program Merah Putih.
Sebanyak 63 BTS Merah Putih Telkomsel tahun ini akan tersebar di berbagai wilayah Indonesia, seperti di NTT (16 BTS), NTB (7 BTS), Maluku (11 BTS), Sulawesi (21 BTS), Papua (5 BTS), dan Kepri (3 BTS). Hadirnya 63 BTS baru di lokasi-lokasi tersebut diharapkan akan mampu melayani kebutuhan komunikasi dari sekitar 120.000 warga masyarakat yang sebelumnya memiliki kesulitan dalam mengakses layanan telekomunikasi.
Dijelaskan sejak diluncurkan pertama kali di tahun 2008, proyek Telkomsel Merah Putih telah berhasil membuka jaringan di 450 lokasi dari ujung Barat hingga ujung Timur Indonesia, yang terus ditingkatkan layanannya dari sisi kualitas dan kapasitas.(Jeane Rondonuwu)