
Christiany Eugenia Paruntu Kartini Masa Kini
SulutDaily//Amurang – Hari ini 21 April 2016 Bangsa Indonesia memperingati sosok pahlawan wanita yang memperjuangkan kesetaraan wanita atau emansipasi yakni Raden Ajeng Kartini, yang dikenal dengan Semboyan Habis Gelap Terbitlah Terang.
Dalam rangka memperingati hari Kartini tahun 2016, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Minahasa Selatan yang di nahkodai Bupati Christiany Eugenia Paruntu, SE yang merupakan contoh Konkrit dari perjuangan R.A Kartini menyampaikan selamat Hari Kartini 2016,
Majulah perempuan Minahasa Selatan, marilah harumkan tanah Minahasa Selatan dan janganlah menjadi orang yang lemah tapi harus kuat membawa perubahan untuk Minsel tercinta, seperti Kartini yang terus memperjuangkan kaumnya,” ujar Bupati Christiany Eugenia Paruntu dengan Semangat
Nama Kartini menjadi simbol untuk mengenang peran seorang perempuan di masa hidupnya pada penghujung abad ke-19, yang dihinggapi kegelisahan mengenai kesamaan hak antara kaumnya dan laki-laki yang terantuk adat dan tradisi.
Kini, gagasan Kartini yang tertuang dalam buku kumpulan suratnya yang berjudul Habis Gelap Terbitlah Terang itu telah menjadi sumber inspirasi para perempuan, Sensasi perempuan yang menjadi roh tulisannya itu telah menjelma dan berkembang dari masa ke masa, Sehingga melahirkan para perempuan tangguh yang tidak kalah saat menjalankan berbagai pekerjaan yang sebelumnya dimonopoli kaum laki-laki.
Tentu hal itu telah menandai pencapaian dari sebuah gagasan seorang Kartini yang di masa beliau hidup dalam sebuah pingitan, Namun dengan pencapaian seperti itu, apakah emansipasi telah cukup berhenti sampai di situ saja.
Bupati Minahasa Selatan (Minsel) Christiany Eugenia Paruntu SE melihat, emansipasi perempuan di masa kini telah jauh lebih maju dibandingkan awal kemunculannya, Hal ini dia contohkan dalam dinamika kehidupan sekarang yang tidak lagi didominasi kaum laki-laki.
Pada ranah profesional lahir perempuan-perempuan yang tampil sebagai, pengacara, hakim, polisi, maupun tentara, Di bidang kesehatan, profesi dokter juga telah diwarnai dengan kehadiran para perempuan, Bahkan di politik yang sarat dengan persaingan yang keras dalam hal adu argumen dan penentuan kebijakan, lahir pula para kepala daerah perempuan.
“Jelas beda dengan dulu. Karena dulu sekatnya masih sangat besar, Ada adat istiadat dan tradisi yang kuat,” kata Tetty sapaan akrab Bupati Minsel ini.
Dengan keadaan saat ini, emansipasi perempuan yang kini telah berkembang menjadi isu kesetaraan gender belum cukup terhenti di titik sakarang, Sebab di tengah keterbukaan atas pemahaman emansipasi, tidak sedikit juga perempuan yang masih malu-malu untuk terjun dan menunjukkan totalitasnya pada profesi yang digelutinya, Sehingga kontribusi perempuan masih belum maksimal.
Sebetulnya, kontribusi perempuan tidak mesti di politik saja, Tiap perempuan itu punya talenta atau bakatnya sendiri-sendiri,” ujarnya.
Lihat lagi hobi dan minatnya ke mana, Kalau minat dengan bisnis, ya jangan setengah-setengah, Bidang apapun itu, Kalau yakin dunia itu sudah menjadi jiwanya, ya harus seratus persen,” ungkap bupati dua periode ini.(Jim)