BI Sulut: Kinerja Perekonomian Sulut Triwulan II Kontratif

BI Sulut: Kinerja Perekonomian Sulut Triwulan II Kontratif

SULUTDAILY|| Manado- Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara (Sulut) TW Il 2020 terkontraksi sebesar -3,89% (yoy) sebagai dampak kebijakan pembatasan aktivitas masyarakat da]am rangka mengendalikan penyebaran pandemi COVID-19.

Kepala Kantor Perwakilan BI Sulut Arbonas Hutabarat mengatakan pertumbuhan tersebut tercatat lebih rendah dibandingkan TW 1 2020 yang tumbuh sebesar 4,27% (yoy) maupun dibandingkan triwulan yang sama pada tahun 2019 yang masih tumbuh tinggi sebesar 5,8% (yoy).

” Kontraksi perekonomian Sulut tersebut masih sedikit lebih baik dibandingkan kontraksi pertumbuhan ekonomi nasional triwulan Il 2020 yang mencapai -5,32% (yoy),” kata Arbonas.

Menurut Arbonas, bila dilihat dari Sisi lapangan usaha (LU), tiga dari lima lapangan usaha utama ekonomi Sulut tercatat mengalami kontraksi. Lapangan usaha utama yang terkontraksi adalah LU transportasi, perdagangan dan konstruksi.

Sementara itu, LU pertanian dan industri pengolahan masih mencatatkan pertumbuhan positif.
Kinerja LU transportasi dan pergudangan pada triwulan Il terkoreksi cukup dalam dan tercatat tumbuh -31,49% (yoy).

” Kontraksi LU ini memberikan kontribusi terbesar pada kontraksi ekonomi Sulut yaitu mencapai sebesar -2,82% (yoy) dari total kontraksi perekonomian sebesar -3,89% (yoy),” jelasnya.

Aktivitas ekonomi yang berjalan terbatas ini seiring dengan upaya pencegahan penyebaran wabah COVID-19 di Sulawesi Utara, termasuk melalui implementasi protokol kesehatan dalam operasional transportasi menyebabkan penurunan utilitas dan okupansi angkutan.

Hal ini tercermin dari data penumpang angkutan udara dan angkutan laut yang masing-masing terkontraksi sebesar -91,39% (yoy) dan -77,69% (yoy). Pembatasan aktivitas termasuk pemberlakuan pola kerja work from home juga berdampak pada penurunan permintaan transportasi darat sepanjang TW I l 2020.

Sejalan dengan pembatasan aktivitas masyarakat, penutupan pusat-pusat perbelanjaan pada masa tanggap darurat COVfD-19 juga menurunkan kinerja LU perdagangan.

Meski demikian, peningkatan aktivitas perdagangan secara gradual terutama sejak minggu ketiga Mei 2020 menahan penurunan kinerja yang lebih dalam, sehingga pertumbuhan LU perdagangan tercatat sedikit terkontraksi sebesar -0,90% (yoy).

Kondisi ini tercermin dari volume muat barang antar pulau Sulut yang pada Juni 2020 tercatat tumbuh sebesar 161,59% (yoy) setelah pada dua bulan sebelumnya terkontraksi sebesar 53,25% (yoy).

Sementara itu, LU Konstruksi terkontraksi sebesar -8,04% (yoy) seiring kecenderungan swasta untuk menahan investasi di tengah tingginya ketidakpastian jangka waktu penurunan permintaan akibat pandemi COVID-19. Hal ini tercermin dari data pengadaan semen di Sulut yang pada TW Il 2020 terkontraksi sebesar -33,22% (yoy).

Disisi pemerintah, realokasi anggaran untuk mendukung penanggulangan COVID-19 balk yang bersumber dari APBD maupun APBN, menyebabkan ruang belanja modal pemerintah lebih terbatas.

Adapun LU pertanian dan Industri pengolahan masih tumbuh positif pada TW I l 2020 dan menahan pelambatan ekonomi Sulut lebih dalam. LU Pertanian tercatat masih tumbuh positif 1,47% (yoy), terutama didukung oleh kinerja sub-LU tanaman bahan pangan dan perkebunan tahunan. Pergeseran musim panen tanaman pangan dan terjaganya permintaan sektor hilir perkebunan pada triwulan Il menopang pertumbuhan positif LU ini.

Sementara itu, LU industri tercatat tumbuh positif sebesar 5,24% (yoy) sejalan dengan kinerja ekspor minyak nabati/hewani (HS Code: 15) yang tumbuh sebesar 23,53% (yoy).(***)

CATEGORIES
TAGS
Share This