Beras dan Rokok Terbesar Tentukan Nilai Garis Kemiskinan Sulut
SULUTDAILY|| Manado- Kepala BPS Sulut Dr Ateng Hartono mengatakan peranan komoditas makanan terhadap Garis Kemiskinan jauh lebih tinggi dibandingkan komoditas non makanan .
“Sumbangan Garis Kemiskinan Makanan terhadap nilai garis kemiskinan pada September 2019 adalah sebesar 76,50. Kondisi ini tidak jauh berubah dibandingkan kondisi Maret 2019 yaitu sebesar 77,09,” kata Dr Ateng saat merilis data Kemiskinan dan Ketimpangan Provinsi Sulut dalam jumpa pers Rabu (15/01/2020) di Kantor BPS Sulut Jl 17 Agustus.
Jenis komoditas makanan yang berpengaruh besar terhadap nilai Garis Kemiskinan baik di perkotaan maupun di perdesaan adalah beras, rokok kretek filter, ikan tongkol/ cakalang, kue basah, dan cabe rawit. Sementara komoditas non makanan yakni perumahan, listrik, angkutan dan bensin.
Menurut Dr Ateng, di Sulut selama periode Maret 2019-September 2019, Garis Kemiskinan naik 2,33 persen, yaitu dari
371.283,- per kapita per bulan di Maret 2019 menjadi Rp379.923,- per kapita per bulan pada SeptemberSementara selama periode September 2018-September 2019, Garis Kemiskinan naik sebesar 6,45 ersen, yaitu dari Rp356.906,- per kapita per bulan pada September 2018 menjàdi Rp379.923,- per kapita per bulan pada September 2019.
” Dengan memperhatikan komponen Garis Kemiskinan (GK), yang terdiri dari Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM), terlihat bahwa peranan komoditas makanan masih jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditas bukan makanan. Besarnya sumbangan GKM terhadap GK pada September 2019 secara lokal adalah sebesar 76,50 persen,” jelas Dr Ateng.(Jr)