Bahan Makan Sumbang Inflasi di Awal 2019

Bahan Makan Sumbang Inflasi di Awal 2019

SULUTDAILY || Manado- Awal Januari 2019, Sulawesi Utara tercatat mengalami inflasi sebesar 1,09% ( mtm) dengan inflasi tahun kalender sebesar 1,09% (mtm) dan inflasi tahunan sebesar 4,45% (yoy). Inflasi Sulut pada Januari 2019 lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang sebesar 0,78% (mtm) dan rata-rata inflasi pada bulan Januari selama 5 tahun terakhir yang sebesar 0,35% (mtm).

Menurut data yang dirilis BI Sulawesi Utara, nflasi Sulut pada bulan Januari juga tercatat lebih tinggi dari inflasi Nasional yang sebesar 0,32% (mtm). Secara tahunan, inflasi tahunan Sulut juga lebih tinggi dari tahun sebelumnya yang sebesar 1,83% (yoy) dan inflasi Nasional yang sebesar 2,82% (yoy). Di Sisi Iain, inflasi tahunan Sulut masih tercatat lebih rendah dari rata-rata inflasi selama 5 tahun terakhir 5,43% (yoy). Inflasi pada bulan Januari 2019 terjadi di 10 dari 1 1 kota di Sulawesi, namun secara spasial, Sulut merupakan provinsi dengan inflasi tertinggi secara bulanan.

Berdasarkan kelompoknya, inflasi terjadi di seluruh kelompok pengeluaran kecuali Sandang yang tercatat deflasi. Laju inflasi pada bulan Januari 2019, terutama disebabkan Oleh Iaju inflasi kelompok Bahan Makanan yang mencatatkan inflasi sebesar 3,47% (mtm) dengan andil inflasi sebesar 0,86% (smtm*).

Inflasi kelompok Bahan Makanan terutama disebabkan oleh meningkatnya harga pada sub-kelompok sayur-sayuran dengan komoditas penyebab inflasi utama adalah Tomat Sayur dengan andil sebesar 0,33% (smtm*) dan bawang merah sebesar 0,15% (smtm*) dan subkelompok ikan segar dengan komoditas penyebab inflasi utama adalah Ikan Cakalang dengan andil sebesar 0,23% (smtm*) dan Ikan Tindarung dengan andil sebesar 0,22% (smtm*).

Komoditas strategis Sulut yang kerap menjadi penyumbang inflasi di setiap bulannya seperti Tomat Sayur, Bawang Merah dan Cabai Rawit dapat dikurangi tekanannya dengan partisipasi masyarakat melalui pemenuhan kebutuhan dari kebun sendiri maupun menahan konsumsi yang berlebihan.

Selain kelompok Bahan Makanan, Inflasi juga disebabkan oleh kelompok Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan dengan inflasi sebesar 0,98% ( mtm) dan andil inflasi sebesar 0,16% (smtm*). Inflasi kelompok Transportasi, Komunikasi & Jasa Keuangan terutama disebabkan Oleh komoditas Tarif Angkutan Udarayang menyumbangkan andil Inflasi sebesar 0,19% (smtm*).

Menurut Kepala Kantor perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Utara Soekowardojo, diprediksikan laju inflasi Sulawesi Utara pada tahun 2019 berada pada rentang 3t1% (yoy). Dengan tantangan tahun ini yang relatif lebih kompleks, Bank Indonesia bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) akan terus berupaya untuk memelihara ketersediaan pasokan, menjaga keterjangkauan harga, dan memastlkan kelancaran distribusi melalui operasi pasar serta pengelolaan ekspektasi masyarakat.

‘’ Reformasi kelembagaan pertanian juga perlu dilakukan untuk menjamin terkendalinya inflasi khususnya untuk kelompok bahan makanan bergejolak di Sulawesi Utara. Selain iłu, Bank Indonesia bersama TPID akan melakukan koordinasi dalam menyediakan informasi yang dapat diakses oleh masyarakat melalui Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), inisiast kerjasama perdagangan antar-daerah, pencanangan program penanaman BARITO di pekarangan rumah tangga dan juga penguatan kelembagaan petani produsen komoditas pangan strategis,’’kata Soekowardojo. (Jr)

CATEGORIES
TAGS
Share This