Puput Petugas Keamanan KPU Bitung Mendapat Tindak Kekerasan dari Oknum Anggota Polisi Polda Sulut

Puput Petugas Keamanan KPU Bitung Mendapat Tindak Kekerasan dari Oknum Anggota Polisi Polda Sulut

Foto-Puput Aimbu saat Melaksanakan Tugas Penjagaan Pintu Masuk Pada Kegiatan Debat Calon Walikota dan Wakil Walikota Bitung.

SULUTDAILY||Bitung-Puput Aimbu seorang perempuan yang bekerja di Satuan Pengamanan Jagat Saksana Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Bitung mendapat tindakan kekerasan saat bertugas melaksanakan pengamanan pada kegiatan Debat Pasangan Calon (Paslon) Walikota dan Wakil Walikota Bitung yang diselenggarakan di Hotel Grand Kawanua, City Walk Hall, Manado pada hari Minggu 06 Oktober 2024, dari Oknum seorang Polisi yang bertugas di Polda Sulawesi Utara.

Diketahui bersama, akses untuk masuk di dalam ruangan debat tersebut harus menggunakan ID Card yang disediakan oleh KPU Bitung sendiri. Kapolres Bitung sendiri juga harus menggunakan ID Card untuk masuk dalam ruangan debat meski mendapat undangan resmi dari KPU.

Namun malang nasib Puput Aimbu diperlakukan kasar dengan cara diketuk kepalanya menggunakan telepon genggam milik seorang oknum anggota kepolisian tersebut,

Menurut keterangan dari korban, dirinya mendapat kekerasan dari Oknum Polisi tersebut saat dirinya menghalangi orang tersebut yang hendak masuk kedalam ruangan debat karena tidak menggunakan ID Card,

“Saya mendapat perlakuan kasar dari orang itu saat saya mengahalanginya untuk masuk kedalam ruangan debat,” ujar Puput.

Puput juga mengatakan dirinya sudah menegur bapak itu untuk tidak boleh masuk karena tidak menggunakan ID Card,

“Saya sempat menegur bapak itu, namun dia memaksa untuk masuk, sehingga saya menarik tangan bapak itu. Karena dia seorang laki-laki tentu saja saya tidak kuat untuk menahannya,” katanya.

Sontak saya mengatakan kepada anggota polisi yang sedang berjaga untuk menarik bapak itu keluar dari ruangan debat,

“Karena bapak itu sudah berada disamping kameramen, saya mengatakan kepada para polisi yang berjaga untuk menarik bapak itu keluar dari ruangan debat, sehingga para polisi tersebut menghanpiri bapak itu dan bersama-sama keluar dari ruangan,” bebernya.

Setelah keluar dari ruangan debat, bapak itu menghampiri saya kemudian melakukan tindakan kekerasan terhadap saya,

“Bapak itu tiba-tiba datang menghampiri saya dan mengetuk kepala saya menggunakan HP, dan saat itu juga saya merasa kesakitan akibat tindak kekerasan tersebut serta merasa sakit hati atas tindakan brutal dari bapak itu,” jelasnya sambil bersedih saat ditanya oleh wartawan.

Lanjutnya, kemudian ada anggota Polisi yang mengatakan kepada saya bahwa, bapak itu adalah anggota Polisi yang bertugas di Polda Sulut sebagai Kasubdit Intel,

“Ada oknum Polisi yang mengatakan kepada saya bahwa bapak itu adalah anggota kepolisian, namun saya mengatakan meskipun dia anggota kepolisian seharusnya dia tahu akan aturan ini,” katanya.

Puput pun tidak menerima akan tindak kekerasan yang dilakukan oknum Polisi tersebut kepada dirinya, dan akan melaporkannya di Propam Polda Sulut,

“Saya akan melaporkan tindakan Polisi tersebut,” katanya.

Sementara itu, Wiwinda Hamisi Komisioner KPU Bitung yang juga selaku kepala divisi (Kadiv) Sosdiklih, Parmas dan SDM saat dikonfirmasi akan hal tersebut mengaku baru mengetahuinya,

“Saya baru mengetahuinya usai mendapat info dari teman-teman wartawan dan menanyakan langsung kepada Puput, dan ternyata benar dia mendapatkan perlakuan yang kasar dari oknum Polisi saat bertugas di tahapan Debat Paslon Walikota dan Wakil Walikota Bitung di Hotel Grand Kawanua,” Kata Wiwinda.

Puput itu Jagat Saksansa KPU. Dia memang ditugaskan untuk tidak mengijinkan orang masuk tanpa ID Card, apalagi orang yang tidak dikenal,

“Dia bekerja atas dasar SOP. Kalau Polisi memakai baju preman, apa tidak bisa Polisi tersebut info sama Puput kalau dia anggota Polisi?,” ujar Wiwinda.

Saya juga akan mengajukan keberatan ini selain dari sisi Komisioner saya selaku perempuan menolak akan tindakan kekerasan ke petugas KPU yang juga perempuan,

“Apalagi debat pada malam itu mengusung salah satu tema terkait kekerasan terhadap perempuan dan anak, dan tindakan itu dilakukan oleh oknum yang seharusnya mengayomi kami sebagai perempuan dengan rasa aman,” ungkapnya.

Lanjut Wiwinda, “Ini jika benar terjadi, ada bukti dan Puput keberatan, saya tidak akan kompromi meski dia seorang anggota Polisi, dan saya sudah menghubungi Pak Kasat bahwa saya keberatan dengan tindakan kekerasan yang dialami oleh Puput dari oknum Polisi tersebut,” tutup Wiwinda.

(RoMo)

CATEGORIES
Share This