4 Tahun Memimpin Sulut, Ini Keberhasilan ODSK di Bidang Pariwisata
SULUTDAILY|| Manado- Gubernur Sulut Olly Dondokambey, SE dan Drs. Steven O.E Kandouw menetapkan sektor pariwisata sebagai salah satu program prioritas sepanjang 2016-2021.
Tak berselang lama usai dilantik sebagai top eksekutif di Bumi Nyiur Melambai, gubernur dan wakil gubernur pilihan rakyat ini, langsung membuat terobosan di bidang pariwisata.
Menurut Gubernur Olly Dondokambey, SE, pariwisata dapat menjadi prime mover perekonomian di Sulawesi Utara yang berada di ujung utara jazirah pulau Celebes ini.
Pilihan pada sektor pariwasata sebagai salah satu program prioritas, didasarkan pada potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia di Bumi Nyiur Melambai.
Gubernur Olly Dondokambey, SE yakin, pariwasata di Sulawesi Utara tumbuh dan berkembang. Pilihan pada sektor pariwisata, terbukti tidak keliru.
Buktinya, sejak tahun 2016 sampai 2019, dunia pariwisata di daerah ini berkembang pesat. Bahkan tingkat keberhasilan di sektor ini, melebihi prediksi awal.
Kunjungan Wisman Melonjak 1000 Persen
Di awal tahun 2016, Gubernur Olly Dondokambey, SE bertekad untuk menjadikan Sulawesi Utara sebagai destinasi wisata baik wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara.
Salah satu terobosan yang dilakukan Gubernur Olly Dondokambey, SE adalah upaya untuk mendatangkan turis dari negeri Tiongkok ke Sulawesi Utara.
Berbagai cara dan upaya dilakukan agar terobosan itu bisa berhasil. Mulai dengan melobi pemerintah pusat, mencari maskapai penerbangan dan hingga mengajak kerjasama agen perjalanan.
Kendati proses itu yang dilalui terbilang sulit dan rumit, namun rencana itu akhirnya bisa terwujud.
Pada hari Senin, tanggal 4 Juli 2016, merupakan hari bersejarah. Untuk pertama kalinya, 205 wisatawan asal China dengan menggunakan pesawat Lion Air mendarat di Bandara Sam Ratulangi, Manado.
Beberapa hari berselang, tepatnya Jumat 8 Juli 2016, pesawat Lion Air yang membawa 204 turis dari negeri Tirai Bambu itu, tiba. Lion Air akan melakukan 246 penerbanga dari 8 kota di China.
Kebijakan maskapai Lion Air ini diikuti pula oleh maskapai lainnya yakni Citilink dan Sriwijaya. Maskapai Citilink mengambil rute Hongkong-Manado dan Chengdu-Manado sebanyak 36 kali penerbangan. Sedangkan maskapai Sriwijaya, memilih rute Guangzhou-Manado dengan 8 kali penerbangan.
Pada hari Selasa, tanggal 12 Juli 2016, turis asal China di Manado dengan penerbangan Citilink dan Sriwijaya, tiba di daerah ini. Selama bulan Juni dan Juli ini, ada 19 charter flight per minggu.
Di bulan Agustus 2016, 6.455 turis asal China tercatat berkunjung ke Sulawesi Utara. Dari data yang dilansir BPS Sulawesi Utara, wisatawan mancanegara yang datang ke Sulut didominasi oleh warga China sebesar 81,67 persen dari total wisman yang datang ke Sulut melalui pintu gerbang Bandara Sam Ratulangi.
Selain China, kunjungan wisman di Sulut diikuti oleh Singapura 229 orang (2,90%), Jerman 154 orang (1,95%), Jepang 130 Orang (1,64%), Hongkong 129 Orang (1,63%). Dari Amerika 115 Orang (1,45%), Belanda 85 Orang (1,08%), Inggris 80 Orang (1,01%), Australia 72 Orang (0,91%), Malaysia 51 Orang (0,65%).
Pada Agustus 2016 wisman yang datang seanyak 7.904 orang meningkat sebesar 251,76% dibandingkan dengan bulan sama tahun sebelumnya sebanyak 2.247 Orang.
BPS mencatat pada bulan Agustus 2016 sebanyak 7.904 orang atau meningkat sebesar 2,96% dibanding Juli 2016 yang berjumlah 7.677 orang.
Pada akhir Desember 2016, total turis mancanegara yang berkunjung ke Sulawesi Utara mencapai 50.888 orang. Dari jumlah itu, wisatawan asing didominasi oleh warga China sebanyak 27.403 orang. Capaian yang belum pernah terjadi di tahun-tahun sebelumnya.
Terobosan dari pemerintah provinsi ini mendapatkan apresiasi dari Presiden RI Ir. Joko Widodo. Saat berkunjung di Sulawesi Utara pada 18 Oktober 2016, menurut Presiden Jokowi, lonjakan kunjungan wisatawan mancanegara hingga 1000 persen, patut mendapat pujian.
Menurut Presiden Jokowi, kunjungan wisatawan itu bukan hanya memengaruhi pereknomian Sulawesi Utara, tapi juga perekonomian nasional.
Di tahun 2017, kunjungan wisatawan mancanegara terus melonjak. Selama periode 1 Juli 2016-20 Juli 2017 ini, tercatat sudah ada 47.794 wisatawan Tiongkok yang berkunjung ke Sulawesi Utara.
Ditambah pada periode Juni-Juli ada 19 penerbangan dari beberapa kota di Tiongkok, seperti Changsa, Guangzhou, Wuhan, Sanghai, Shenzen, Chongqing, Chengdu, dan Kunming. Di tahun ini, kunjungan wisman Tiongkok ke Sulawesi Utara meningkat signifikan sebanyak 63.076 orang.
Secara keseluruhan, turis mancanegara yang berkunjung ke daerah ini sebanyak 92.729 orang.
Laju Pertumbuhan Tertinggi
Di tahun 2018, Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara menorehkan sejarah luar biasa di sektor pariwisata. Di tahun ini, kunjungan wisatawan mancanegara menembus angka 100 ribu.
Dari data yang dilansir Dinas Pariwisata Sulawei Utara, kunjungan wisawatan luar negeri berjumlah 139.857 orang. Jumlah itu didominasi oleh turis Tiongkok sebanyak 107.075 orang.
Menurut Menteri Pariwisata Arief Yahya, kunjungan wisatawan China di Sulawesi Utara hingga pertengahan 2018, telah mencatatkan prestasi gemilang.
Dari data Laju Pertumbuhan Majemuk Tahunan (Compound Annual Growth Rate atau CAGR), laju pertumbuhan majemuk Sulawesi Utara menduduki peringkat pertama di Indonesia.
Prosentasenya mencapai 66 persen dengan sokongan terbesar dari sektor pariwisata. Laju pertumbuhan ini mengalahkan provinsi Nusa Tenggara Barat (20 persen), Yogyakarta (17 persen) dan Bali (1), yang masing-masing berada di nomor urut dua, tiga dan empat.
Sulawesi Utara, The Rising Star
Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara meraih prestasi luar biasa di bidang pariwisata setelah berhasil mendatang wisatawan mancanegara ke daerah ini.
Tidak hanya karena di tahun 2018, jumlah turis luar negeri mencapai 139.857 orang dan di tahun 2019 meningkat menjadi 116.150 orang.
Tapi konsistensi kunjungan wisatawan luar negeri terliha dalam tiga tahun terakhir, mulai 2016 hingga 2018. Pada tahun 2016, jumlah turis mancanegara mencapai 50.888 orang dan tahun 2017 berjumlah 92.729 orang.
Atas prestasi ini, Provinsi Sulawesi Utara pada tahun 2019 dinobatkan sebagai The Rising Star sektor pariwisata Indonesia karena mampu mendorong pertumbuhan kinerja pariwisata yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan pariwisata Sulawesi Utara memiliki pertumbuhan tertinggi. Dalam 4 tahun terakhir, pertumbuhan sektor pariwisata tercatat sebesar 6 kali lipat atau 600% sehingga layak mendapat penghargaan sebagai The Rising Star.
Dalam 4 tahun kunjungan wisatawan mancanegara ke Sulut meningkat 6 kali lipat. Begitu juga pergerakan wisatawan nusantara dari sekitar 2 juta menjadi 4 juta. Berarti terjadi kenaikan sebanyak 200 persen.
Sementara itu, di tahun 2019, Sulawesi Utara kini memiliki tiga gelaran unggulan yang masuk dalam 100 Wonderful Event 2019.
Kemenpar memasukan 3 event yakni Festival Pesona Bunaken, Tomohon International Flower Festival, dan Festival Pesona Selat Lembeh dalam kalender nasional. Di tahun ini juga Sulawesi Utara akan mengelar 14 event unggulan di 15 kota dan kabupaten.
Festival Pesona Bunaken akan berlangsung di Manado pada 26-29 Juli 2019. Festival ini merupakan bentuk upaya melestarikan sumber daya alam bawah laut dan seni budaya di Pulau Bunaken.
Sementara itu event Tomohon International Flower Festival akan berlangsung di Kota Tomohon pada 7-12 Agustus 2019. Event tahunan ini menampilkan kendaraan hias yang didekorasi menggunakan bunga khas Kota Tomohon dan daerah lainnya dalam berbagai bentuk dan variasi sesuai karakteristik masing-masing peserta.
Adapun, event Festival Pesona Selat Lembeh akan berlangsung di Satkamla, Kecamatan Aertembaga Kota Bitung, pada 6-10 Oktober 2019. Acara festival budaya ini dimeriahkan sailing pass; lomba kapal hias, festival kuliner, pentas seni dan budaya.
Rute Penerbangan Internasional Bertambah
Kunjungan wisatawan mancanegara ke Sulawesi Utara yang terus mengalami lonjakan sejak tahun 2016 hingga tahun 2019, secara otomatis berdampak pada bertambahnya rute penerbangan internasional.
Sejak 2016, maskapai Lion Air melayani carter penerbangan dari 7 kota di China ke Manado. Kota-kota tersebut yakni Tianjin, Naning, Sanghai, Guangzhou, Xian, Fuzhou dan Changsa.
Di tahun 2020, rute penerbangan charter dari Cina ke Manado bertambah. Maskapai Citilink secara resmi kembali membuka rute penerbangan charter baru yakni rute Guiyang (KWE) – Manado (MDC).
Maskapai Citilink dengan nomor penerbangan QG 5921 menggunakan pesawat Airbus a320 telah mendarat di Bandar Udara Internasional Sam Ratulangi Manado pada Kamis, 1 Januari setelah melalui perjalanan udara selama kurang lebih 5 jam dari Bandara Internasional Guiyang Longdongbao yang berada di Provinsi Guizhou, Cina dengan membawa 98 penumpang.
Kemudian disusul dengan Lion Air yang mengoperasikan kembali rute Manado (MDC) – Hangzhou (HGH) pada Sabtu, 18 Januari 2020. Rute ini akan melayani penerbangan 3 kali dalam seminggu.
Berdasarkan data Imigrasi TPI I Manado, sepanjang tahun 2019 tercatat sebanyak 116.144 turis Cina masuk ke Sulawesi Utara melalui Bandara Sam Ratulangi Manado atau meningkat 8,5% dibandingkan tahun 2018.
Sebelumnya, pada tahun 2019 telah dilakukan pembukaan rute penerbangan baru Manado-Davao oleh Maskapai Garuda Indonesia.
Launching penerbangan perdana dilakukan pada tanggal 26 September 2019, oleh Gubernur Olly Dondokambey, SE dan Juliandra Nurtjahjo, Dirut City Link, anak perusahan Garuda Indonesia di Jakarta.
Pada hari Kamis, tanggal 27 September 2109, Pesawat Garuda Indonesia take off di Bandara Samratulangi, Manado menuju Davao, Filipina.
Wagub Sulut Drs Steven Kandouw, Dirut Garuda I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra, ikut menjajal penerbangan perdana. Dengan mengangkut 70 penumpang, pesawat terbang GA 6401 berangkat dari Manado ke Davao City pada pukul 10:30 Wita.
Setelah menempuh penerbangan selama satu jam dan 55 menit, pesawat akhirnya mendarat mulus di Bandara Internasional Francisco Bangoy Davao Filipina pada pukul 12.25 Wita.
Selanjutnya untuk penerbangan rutin, Garuda Indonesia akan menggunakan tipe pesawat ATR 726-6000. Jadwal penerbangan dua kali seminggu yakni Senin dan Jumat dengan kapasitas 70 penumpang.
Beroperasinya kembali rute Manado-Davao dapat menunjang pengembangan kerja sama ekonomi, investasi, perdagangan maupun kegiatan pariwisata di wilayah regional antara Davao sebagai salah satu pusat bisnis di selatan Filipina dengan berbagai wilayah di Sulut.
Bahkan penerbangan ini menjadi momentum penting bagi kedua negara khususnya dalam memperkuat sektor perdagangan dan investasi, serta perluasan akses konektivitas udara antara Indonesia dan Filipina. Selama ini pintu masuk di Indonesia dari Filipina hanya Jakarta dan Bali.
Tingkat Penghunian Kamar Meningkat
Kunjungan wisatawan mancanegara maupaun wisatawan domestik yang dari tahun ke tahun melonjak tinggi, berdampak positif bagi sektor lainnya. Sebut saja sektor perhotelan, restoran, transportasi, makanan dan minuman serta sektor industri kerajinan. Perkembangan sektor pariwisata akan berpengaruh ganda terhadap kegiatan ekonomi lainnya.
Meningkatnya jumlah kunjungan wisman dibarengi dengan meningkatnya Tingkat Penghunian Kamar (TPK). Dari data yang dipublikasikan BPS Sulawesi Utara, pada tahun 2018, TPK hotel bintang meningkat dari tahun sebelumnya yaitu 61,24 persen manjadi 66,81 persen.
Wisatawan yang berkunjung di Sulawesi Utara umumnya melakukan perjalanan singkat, yang dapat dilihat dari lamanya mereka menginap di hotel. Rata-rata lama menginap wisman sekitar dua hari di tahun 2018.
TPK ini terus meningkat di tahun 2019. Pada bulan Januari 2019, TPK sebesar 68,56% meningkat 2,40 poin atau 3,63% jika dibandingkan dengan Desember 2018. Secara year on year meningkat sebesar 8,32 poin atau sebesar 13,81% dibandingkan dengan TPK pada Januari 2018.
Menurut klasifikasi bintang, TPK hotel bintang dua pada bulan lalu mencapai 93,05% dan merupakan TPK tertinggi. Sedangkan TPK hotel bintang empat sebesar 72,20%, diikuti hotel bintang tiga sebesar 66,56%, hotel bintang satu sebesar 56,61%, dan hotel bintang lima sebesar 37,08%.
Sementara rata-rata Lama Menginap Tamu (RLMT) asing di hotel berbintang bulan Januari 2019 mencapai 4,27 hari atau meningkat 0,98 poin dibanding bulan Desember 2018 sebesar 3,29 hari. Untuk RLMT Indonesia pada Januari 2019 mencapai 2,59 hari meningkat 0,89 poin dibanding Desember 2018, yaitu sebesar 1,70 hari. Secara keseluruhan RLMT pada Januari 2019 sebesar 2,83 hari meningkat 0,94 poin jika dibandingkan dengan Desember 2018 yang mencapai 1,89 hari.(advertorial)