Satu Panggung untuk Alam yang Lestari
‘Ini pertama kali buat saya’. Ir Is Mugiono Direktur PJLHK KLH dengan spontan mengakuinya. Disela sela orang ramai berbelanja , terdapat panggung dengan pentas musik dan teatrikal, pembacaan puisi juga stand informasi bertajuk ”Festival Konservasi Sulawesi Utara 2016” . Di halaman Mega Mall Manado lebih seru, terlihat para pemanjat dinding melakukan atraksi.
Direktur Pemanfaatan Jasa Lingkungan Hutan Konservasi Kementerian Lingkungan Hidup , Ir. Is Mugiono mengatakan melihat dukungan luar biasa dari masyarakat terhadap festival ini, saya yakin agenda-agenda konservasi akan semakin mudah untuk dilaksanakan.
” Agenda konservasi sering terkendala dari sisi penegakan hukum. Sanksi hukum rupanya tidak cukup memberi efek jera. Tapi , kegiatan seperti ini akan melibatkan masyarakat untuk mengenal lebih jauh pentingnya konservasi alam,” kata Mugiono saat diwawancarai wartawan di acara Festival Konservasi Sulawesi Utara 2016 di Mega Mall Jumat (02/08/2016)
Acara ini di gelar Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) f/21, bekerjasama dengan berbagai lembaga konservasi di Sulut. LPM f/21 adalah sebuah lembaga fotografi yang fokus pada isu konservasi, lingkungan dan sosial-budaya.
Ronny Buol, Ketua LPM f/21 mengatakan, ide penyelenggaraan festival berasal dari pengalaman menyelenggarakan Festival Maleo 2015 . Tahun 2016 ini kami melibatkan seluruh lembaga konservasi di Sulut, dalam satu acara dan satu panggung menyuarakan untuk kelestarian alam.
“Intinya, kami ingin, masyarakat mengetahui kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan lembaga-lembaga konservasi juga instansi-instansi pemerintah. Karena, selama ini, upaya pelestarian, penelitian, atau peningkatan populasi, hasilnya hanya dikonsumsi orang-orang yang paham konservasi,” ujar Ronny.
Kepala BKSDA Sulut Sudiyono mengatakan adanya sambutan masyarakat dan mitra non pemerintah sangat positif. ” Masyarakat dapat mengetahui dampak dan manfaat konservasi dan melibatkan diri dalam pelestarian alam, ” katanya.
Selain berbagi informasi secara persuasif dan edukatif kepada pengunjung, terdapat juga aksi panggung grup band Lamp of Bottle. Dalam aksinya, mereka membentangkan spanduk bertuliskan ‘Save Bangka Island’ yang menolak pertambangan di Pulau Bangka. (Jr)