
Perempuan TOP Viralkan Kerukunan dan Perdamaian di Sulawesi Utara
SULUTDAILY|| Manado – Perempuan Teladan, Optimistis, dan Produktif TOP Viralkan Perdamaian, dalam Pencegahan Radikalisme dan Terorisme digelar Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) melalui Subdirektorat Pemberdayaan Masyarakat Bidang Perempuan dan Anak bekerja sama dengan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Sulawesi Utara.
“Kegiatan ini digagas BNPT dan FKPT Sulawesi Utara dengan dukungan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Daerah (P3AD) Sulut,” kata Ketua Panitia dr. Makmun Djaafara saat menyampaikan laporan kegiatan di Gedung C.J Rantung Kantor Gubernur, Sabtu (27/07/2021) .

Kasubdit Data dan Pelaporan BNPT RI Chairil Anwar dalam arahannya menyampaikan Perempuan, memiliki peran strategis dalam membentengi keluarga dan masyarakat dari segala bentuk penyebaran dan ajakan kelompok radikal terorisme. Seorang Ibu bisa menjadi partner dialog anaknya, sebagai seorang istri, perempuan bisa menjadi teman diskusi suaminya dalam berbagai hal, sebagai contoh dalam pemahaman ajaran agama.
Ia menjelaskan, radikalisme, dan terorisme menjadi salah satu tantangan besar bagi keamanan masyarakat dan kedaulatan bangsa , dan posisi perempuan sangat rentan. Faktanya sejumlah perempuan telah menjadi bagian dari tindakan teroris selama ini. ‘’ Perempuan Sulut diajak untuk menjadi pelopor dalam pencegahan aksi radikalisme dan terorisme di lingkungan sekitar,’’ tutur Chairil Anwar sambil memberikan apresian kepada Perempuan di Sulut, karena istrinya adalah perempuan dari Minahasa Utara.
Ia mengakui Perempuan, sebenarnya menjadi salah satu benteng dari pengaruh paham dan ideologi radikal yang saat ini juga mulai menyasar pada anak usia dini.”Maka, diperlukan upaya penanaman nilai kebangsaan, wawasan keagamaan dan kearifan lokal dalam keluarga menjadi sangat efektif sebagai filter dalam menangkal penyebaran radikalisme terorisme,” katanya.
‘’Ibu adalah Madrasah pertama bagi anak-anaknya. Maka dengan ‘soft power approach’yang dimiliki kaum perempuan terutama ibu, keluarga akan menjadi damai, dan Indonesia semakin kuat, menuju kejayaan dan menjaga NKRI, serta paham radikalisme maupun terorisme dapat dicegah,’’ tambah Chairil Anwar.
Kepala Bidang Perlindungan Hak dan Perempuan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Sulut, Everdien Kalesaran, SE, M.Si memaparkan terdapat tujuh faktor yang menyebabkan perempuan rentan dilibatkan dalam aksi terorisme yaitu pertama adalah budaya patriarki, kedua menyangkut faktor ekonomi, ketiga tentang faktor Sosial, yang keempat tentang adanya perbedaan pola pikir.Kelima, adanya doktrin dari keluarga dan lingkungan sekitar. Kemudian, keenam adalah keterbatasan mengakses informasi, dan ketujuh adalah perempuan memiliki perasaan yang sensitif dan emosi labil.
Sementara itu, untuk memotivasi perempuan untuk terus berkarya Mila Viendyasari, S.Sos, M.Si yang adalah Dosen dan Peneliti Vokasi Universitas Indonesia (UI) menyampaikan perempuan harus menjadi teladan dalam produktifitas menghasilkan karya dan kreasi bagi sekitarnya terutama pada keluarga. ‘’ Perempuan harus menjadi bagian dari ketahanan ekonomi digital. Tantangan ini akan mendorong perempuan untuk optimis dan ptoduktif ,’’ ujar pengusaha muda ini.
Gubernur Sulut Olly Dondokambey yang diwakili Asisten Administrasi Umum Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Utara Asiano Gammy Kawaatu, SE, M.Si menjelaskan keterlibatan perempuan dalam aksi radikalisme dan terorisme di Indonesia sejak 2005-2021 lalu, mengalami peningkatan.

‘’ Diperlukan upaya pencegahan, khususnya melalui penguatan ketahanan keluarga sebagai unit terkecil dan pertahanan pertama dalam masyarakat. Kami berharap kegiatan ini, mampu memberikan penguatan pada perempuan Sulut untuk tampil menangkal radikalisme dan terorisme,” katanya.
Ketua FKPT Sulut, Max Togas menegaskan diperlukan kegiatan sosialisasi untuk mendorong masyarakat khususnya para perempuan, untuk mengoptimalkan pemahamannya kepada keluarga dan lingkungan terdekat, sebagai daya cegah dan daya tangkal terhadap penyebarluasan paham radikalisme dan terorisme. ‘’ Data terbaru BNPT mengungkap sebesar 78 persen kehadiran dan keterlibatan perempuan dalam aksi radikalisme dan terorisme di Indonesia, sementara pria sebesar 72 persen,” ungkapnya didampingi Koordinator Humas FKPT Sulut, Aswin Lumintang.(***)