Korban Bom Gereja di Surabaya Sudah 8 Tewas, 38 Luka Berat
IWO: Terorisme itu Terkutuk dan Bedebah!
SULUTDAILY|| Surabaya- Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung mengatakan, data sementara, sudah enam orang meninggal dalam peristiwa ledakan di tiga gereja di Surabaya, Jawa Timur, Minggu (13/05/2018). “Update sementara, ada delapan meninggal dunia,35 korban luka yang dibawa ke beberapa rumah sakit di Surabaya ” ujar Frans kepada wartawan.
Saat ini, polisi masih melakukan identifikasi di tiga lokasi. Frans meminta agar warga tidak terhasut informasi yang simpang siur di media sosial. Diharapkan warga menunggu penjelasan resmi Polri. “Kita update terus menerus di sana,” ujar Frans.
Sementara itu Pengurus Pusat Ikatan Wartawan Online (IWO) menyatakan bahwa terorisme itu terkutuk dan bedebah! Teroris itu tak beradab. Maka mereka yang melakukan tindakan teror dan mereka yang berada di belakangnya sebagai pendukung dan pembela tindakan terorisme, sama bedebahnya dengan para teroris itu sendiri. IWO mengutuk keras tindakan teror yang terjadi di tiga Gereja di Surabaya, Jawa Timur, melalui bom bunuh diri,”kata Ketua Umum IWO Jodhi Yudono
”Bukankah Tuhan mengajarkan kepada mahluknya untuk menebarkan cinta kasih di muka bumi? Bukankah Yang Maha Hidup mengutuk setiap tindakan bunuh diri dan tentu saja mengutuk tindakan membunuh sesama? Tapi begitulah, tiap kali terjadi tindakan teror dengan bom atau senjata lainnya, benak saya senantiasa bertanya, di mana sebenarnya alamat sorga mereka? Adakah mereka akan dijemput bidadari berparas elok seperti yang dijanjikan oleh Tuhan? Akankah mereka menempati Istana yang pada halamannya terhampar taman indah dengan pohonan penuh buah segar dan di bawahnya mengalir dan berkelok sungai madu? ,”kata Yoddy
Kawan-kawan IWO di mana pun berada, tindakan teror dalam segala bentuknya, adalah pengingkaran terhadap perjuangan kita, perjuangan IWO yang memiliki spirit Membangun Peradaban dan Kemanusiaan. Maka haram bagi kita kini dan nanti memberikan panggung kepada mereka yang berniat memecah belah kita sebagai bangsa yang akan berujung pada penghancuran nilai-nilai kemanusiaan kita.
Keterbukaan kita, kesabaran kita, selama ini, ternyata telah dimanfaatkan oleh mereka yang ternyata lebih mementingkan kelompok mereka sendiri yang akan membangun tatanan kehidupan versi mereka yang antitoleransi dan antipersahabatan sesama mahluk.
”Cukup sudah pelajaran yang kita dapat dari mereka mengenai kekejaman dan angitoleransi. Kini saatnya kita menutup halaman media kita buat mereka dan mengisinya dengan berita-berita yang menyejukan, berita-berita yang memuliakan kemanusiaan,”tambahnya.(Jr/*)