Komunitas Anak Bangsa Gelar Diskusi Publik Tentang ‘Presiden’ dan 10 Kriteria Pemimpin Masa Depan Indonesia

Komunitas Anak Bangsa Gelar Diskusi Publik Tentang ‘Presiden’ dan 10 Kriteria Pemimpin Masa Depan Indonesia

Sulutdaily|| Jakarta –  Tugas kebangsaan presiden masih banyak yang belum tertangani dalam periode lima tahun pertama. Banyak hambatan di lapangan dan tak bisa dipungkiri adanya benturan kepentingan politik sempit yang membuat ruang gerak presiden untuk bekerja optimal jadi terbatas.

Tantangan-tantangan ini hanya akan dapat ditangani presiden Jokowi apabila ia punya tangan bebas untuk mengangkat pembantu-pembantu yang bermutu: menteri dan pembantu kunci yang integer, bebas dari bayang-bayang korupsi, kompeten, berwawasan kebangsaan, bersemangat maju. Tak boleh terulang kabinet yang terus diwarnai  pergantian menteri, hasil akomodasi kiri-kanan.

Demikian diungkapkan Ketua Panitia Andre Vincent Wenas dalam keterangan tertulis kepada sulutdaily, Selasa (27/09/2019).

“Kegiatan ini adalah inisiatif Komunitas Anak Bangsa yang tujuannya untuk kepentingan bersama. Kegiatan ini bukan untuk mencari-cari kesalahan pimpinan kita, tapi justru memberikan kritik membangun sehingga kedepannya negara ini akan lebih maju karena memiliki pemimpin-pemimpin yang luar biasa,” ungkapnya.

Adapun Diskusi Publik bertema: “ PRESIDEN RAKYAT, BUKAN PRESIDEN PARTAI” akan dilaksanakan pada Rabu, 28 Agustus 2019 di Dapur Ciragil, Jakarta Selatan. Nara sumber utama antara lain, Prof.Franz Magnis Suseno, Habib Jindan, Mongol dan Hokkop Situngkir.

“Komunitas Anak Bangsa menginisiasi wacana publik ini sebagai dukungan moril kepada Presiden Jokowi agar dapat mengeksekusi Hak Prerogatifnya secara penuh. Jangan sampai presiden terpilih ini direcoki oleh titipan-titipan partai atau kepentingan politik lain yang dapat mengganggu kinerja pemerintahan nantinya,” urainya.

Dikatakannya KAB mendukung Presiden Jokowi sebagai Petugas Rakyat, bukan Petugas Partai manapun. KAB juga berharap agar tidak ada manuver-manuver politik tertentu dari sementara pihak berkepentingan (terutama partai politik) yang bermaksud menekan presiden saat beliau menyusun kabinetnya.

Komunitas Anak Bangsa meminta agar presiden bisa menyusun kabinet yang profesional (zaken-kabinet) yang bisa membantu presiden menyelesaikan banyak persoalan bangsa dan mengeksekusi semua program pembangunan yang sudah dirancang.

“Kita semua berharap, pada periode kedua pemerintahan Pak Jokowi yang bertema pembangunan sumber daya manusia, juga bisa sekaligus mempersiapkan kader-kader pemimpin bangsa Indonesia di masa depan,” kata Wenas.

Sebagai usulan, Komunitas Anak Bangsa (KAB) dalam kesempatan ini juga mengusulkan sepuluh (10) kriteria pemimpin masa depan Indonesia, sebagai suatu kontribusi pemikiran.

Kesepuluh kriteria itu adalah bahwa pemimpin masa depan Indonesia mestilah : 1) Nasionalis dan Pancasilais sejati, 2) Memiliki keberpihakan kepada masyarakat, terutama masyarakat miskin, 3) Berani bertindak tegas terhadap sikap intoleran dan SARA, 4) Bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme, 5) Sehat jasmani dan rohani, 6) Memiliki kecerdasan intelektual dan emosional, 7) Ahli di bidangnya & memiliki rekam jejak serta prestasi yang baik, 8) Mampu bekerja secara tim dan mampu menggerakkan tim, 9) Memiliki jiwa kepemimpinan yang berani membuat keputusan dan terobosan sesuai perkembangan zaman 10) Aktif mempromosikan sejarah, warisan budaya dan karakter bangsa. (yr)

CATEGORIES
TAGS
Share This