ISKU, POSSI, DKP Sulut Lakukan Monitoring Corak di Pantai Malalayang dan Kalasey

ISKU, POSSI, DKP Sulut Lakukan Monitoring Corak di Pantai Malalayang dan Kalasey

SULUTDAILY||Manado — Ikatan Sarjana Kelautan Unsrat (ISKU), tim Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sulut dan Persatuan Olahraga Selam Seluruh Indonesia (POSSI) Sulut, melakukan coral monitoring di sepanjang Pantai Kalasey dan Malalayang, Sabtu (09/02/2019)

Ketua ISKU Audy Sumendap menggunakan kegiatan ini bertujuan merehabilitas kembali beberapa meja yang menjadi media hidup dari pertumbuhan coral baru, serta melakukan pemantauan pertumbuhan koral.

“Ini kami lakukan hampir setiap bulan. Pantai Kalasey dan Malalayang memiliki banyak media, dan yang fokus kami adalah meja yang menggunakan bahan dasar buatan yang dicampur dengan semen, serta besi,” kata Sumendap.

Selama dua jam monitoring ditemukan beberapa kerusakan, namun tidak terlalu berat karena patahan media, disebabkan pertumbuhan koral yang makin besar luar biasa.

Lulusan Fakultas Perikanan dan Kelautan Unsrat ini menerangkan Pantai Malalayang dan Kalasey sebagai aset besar untuk pertumbuhan rumah ikan.

“Untuk itu perlu kita jaga bersama. Media yang sempat kami monitoring tadi adalah milik ISKU yang berupa table dengan besaran 1 X 2 meter, kemudian media dari besi milik perusahaan swasta dan ada pula milik Boboca dan POSSI Sulut,” jelas Audy sambil menyebut program dari ISKU untuk menanam koral dengan media meja buatan dilakukan sejak empat tahun lalu dan hasilnya begitu menggembirakan.

Sementara itu, POSSI Sulut mengungkapkan bahwa kegiatan transplantasi coral sudah lama dilakukan di pantai Malalayang dan Kalasey. “Sejak 2006 POSSI dan Boboca Club sudah melakukan terobosan agar rumah ikan makin banyak. Mulai dari Reef block hingga ban dan meja serta bahan besi. rata ratanya sudah bagus karena telah jadi spot baru,” kata pelatih dan penggagas menanam coral untuk klubnya ini, Nelson Uada didampingi Kompol Ermy Setyawati.

Malalayang dan Kalasey sendiri disebut mereka sebagai cantik yang bisa menjadi bank ikan dan taman bagi dunia pariwisata di Sulut.

“Karena hanya tiga meter kita bisa melihat kecantikan buatan yang bisa berpadu dengan buatan manusia. Inikan luar biasa,”tambah Ermy, aparat keamanan yang bertugas di Polda Sulut ini. (Jr)

CATEGORIES
TAGS
Share This