
Gagal Tembus ke Kampung Batubulan, Pemkab Sitaro Butuh Helikopter
SULUTDAILY|| Siau- Warga Kampung Batubulan yang terisolir sejak 5 Pebruari lalu akibat larva gunung api Karangetang kini membutuhkan bantuan penanganan lebih optimal dari pemerintah. Pemkab Sitaro selalu sering gagal untuk tembus ke lokasi karena ombak yang besar.

Bupati Kepulauan Siau Tagulandang Biaro Sitaro Evangelien Sasingen didampingi Wakil Bupati Jhon Palandung mengatakan Pemkab Sitaro dan tim tidak bisa maksimal memantau kondisi warga Kampung Batubulan karena kondisi cuaca dilaut kurang memungkinkan . ” Gelombang dilaut sangat besar dan kami tidak bisa tembus kesana. Kami butuh Helikopter, kiranya pemerintah pusat bisa membantu,” kata Bupati kepada sejumlah wartawan Sabtu (09/02/2019).
Meski demikian Bupati menjamin untuk 15 hari kedepannya stok bantuan makanan di Kampung Batubulan masih tersedia. ” Ada perahu khusus mengantarkan bantuan yang berusaha tembus ke sana. Jadi ada stok bantuan untuk beberapa hari,” kata Bupati Eva.

Sebelumnya, Kamis (07/02/2019) Rombongan Bupati bersama Basarnas menuju lokasi Batubulan, namun kapal Basarnas gagal berlabuh di kampung Batubulan karena gelombang yang besar. Dari Pelabuhan Pehe, Bupati dan rombongan naik KN SAR Bima Sena milik Basarnas Manado.
” Tiap hari saya kontrol lewat laut karena darat sudah tidak bisa. Beberapa kali bisa tembus ke Batubulan. Tapi paling banyak gagal. Saya selalu berupaya mendatangi mereka untuk memberikan semangat bahwa bencana ini akan berlalu dan Tuhan pasti menolong,” kata Bupati kepada sulutdaily.

Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sitaro, Bob Wuaten menyatakan tercatat ada beberapa instansi bersama stakeholder terkait yang berpartisipasi dalam peduli bencana erupsi karangetang.
” Terdapat dua tempat pengungsian yakni di shelter Paseng di Siau Barat dan di Kampung Batubulan, tepatnya di SD GMIST Batubulan. Di shelter Paseng ada 34 kepala keluarga dengan 132 jiwa. Mereka adalah pengungsiyang dipindahkan dari GMIST Nazaret Niambangeng Kawahang,” kata Kaban Bob.
Pengungsi di Batubulan berjumlah 42 jiwa ( 11 KK). Mereka menempati gedung SD GMIST Batubulan. Namun ada juga 20 kepala keluarga dengan 39 jiwa yang mengungsi di rumah-rumah keluarga mereka.
” Jadi total 213 jiwa, memang berubah-ubah jumlah yang ada di shelter sebab ada yang akhirnya berpindah di rumah keluarga mereka,” kata Wuaten sambil menambahkan bahwa warga dievakuasi oleh petugas BPBD Sitaro dibantu TNI, Polri, dan Basarnas.
KESDM, Badan Geologi, PVMBG
Pos Pengamatan Gunungapi Karangetang Aditya Gurasali A.Md untuk periode pengamatan 09-02-2019 18:00-24:00 WITA melaporkan Cuaca berawan. Angin bertiup lemah hingga sedang ke arah timur laut. Suhu udara 25-27 °C, kelembaban udara 0-0 %, dan tekanan udara 0-0 mmHg.
Secara visual gunung terlihat jelas hingga kabut 0-III. Asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas tebal dan tinggi 100 m di atas puncak kawah. Kw II tertutup kabut & asap kw I.
Kegempaan dengan hembusan
(Jumlah : 16, Amplitudo : 15-52 mm, Durasi : 35-65 detik). Vulkanik Dangkal (Jumlah : 1, Amplitudo : 5 mm, Durasi : 3.5 detik) dan tektonik jauh (Jumlah : 2, Amplitudo : 5-6 mm, S-P : tidak terbaca, Durasi : 55-60 detik)
Tremor Menerus (Microtremor)terekam dengan amplitudo 0-0.25 mm (dominan 0.25 mm). (Jr)