Destinasi Wisata di DPSP Likupang dan Membludaknya Produksi Sampah Plastik

Destinasi Wisata di DPSP Likupang dan Membludaknya Produksi Sampah Plastik

MENURUT data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia tercatat negara Indonesia menghasilkan sampah sebanyak 21,88 juta ton pada tahun 2021. Jumlah itu menurun sedikit dari jumlah sampah tahun 2020 namun pada tahun 2019 saat pandemi covid19 dimulai, jumlah timbunan sampah mencapai 29,14 juta ton.

Intinya produksi sampah kian meningkat dari hari ke hari. Semua tempat wisata yang ada di Indonesia termasuk di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Likupang yang tersebar di tiga kecamatan yaitu Likupang Timur, Likupang Barat dan Likupang Selatan tentunya memiliki daya tarik masing-masing. Hal ini juga sepaket dengan permasalahan sampah khususnya sampah jenis plastik.

Wilayah Likupang Raya di Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara saat ini memang seperti mendapatkan ‘durian runtuh’ yaitu ditetapkan sebagai Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP). Daya tarik lokasi-lokasi wisata otomatis meningkat berbarengan dengan jumlah produksi sampah di destinasi wisata tersebut.

Catatan Bank Sampah Induk (BSI) Likupang setiap minggu kawasan wisata Pantai Paal menyerahkan 30 karung sampah dengan perkiraan berat 100 kilogram. Tak jauh berbeda dengan sampah plastik Pantai Kinunang untuk jumlah per minggunya. Jumlah ini hanya dikumpulkan oleh masing-masing satu orang koordinator di Pantai Paal, Desa Marinsow dan satu orang di Pantai Kinunang, Desa Kinunang.

Seperti diketahui ada 3 desa di Likupang yang menjadi desa induk KEK yaitu Desa Marinsow, Desa Pulisan dan Desa Kinunang. BSI Likupang belum secara menyeluruh menjangkau desa-desa untuk pengendalian sampah. Kesiapan Sumber Daya Manusia dan kesadaran masyarakat Likupang maupun wisatawan juga masih sangat kurang.

Selain di Desa Sarawet, belum ada Bank Sampah yang eksis berkelanjutan di DPSP Likupang. Selain itu, pengurus BSI Likupang masih terkendala mobil angkutan angkutan sampah jadi jumlah 30 kilogram per minggu sesuai kapasitas 1 mobil pickup.

Kondisi yang makin tidak terkendali saat ini adalah hampir semua ujung desa menjadi tempat pembuangan sampah akhir (TPA) kecil. Sebut saja di ujung Desa Likupang Dua arah ke Desa Sarawet, ujung Desa Likupang Satu, ujung Desa Paslaten, ujung Desa Batu, ujung Desa Munte, dan lainnya.

Sampah yang dihasilkan rumah tangga maupun industri di Likupang masih dibakar. Ada sebagian yang menimbun sampah jenis dedaunan. Kedua cara ini merupakan cara yang keliru namun menjadi solusi terbaik saat ini.

Ada banyak tempat wisata di Likupang selain 3 desa utama tersebut. Di Likupang Timur ada Pantai Pulau Komang di Desa Kalinaun, Desa Wineru ada Pantai Surawaya, Desa Olahraga Winuri, Desa Wisata Sarawet dengan Wisata susur sungai bakau dan Pulau Napomanu.

Ada juga di Kdcamatan Likupang barat air terjun Palaes, pantai Paputungan, pantai Tarabitan, pantai dan air terju  di Serei, Desa Bahoi dan Likupang Kepulauan lainnya. Ada air terjun Paslaten, waruga Kokoleh Satu dan Kokoleh Dua, air terjun dan desa wisata Batu.

Semua lokasi potensi wisata memiliki potensi sebagai penyumbang sampah plastik terbesar di kawasan tersebut. Jenis sampah terbanyak adalah sampah jenis plastik. Khusus di destinasi wisata adalah jenis botol plastik bekas.

Adapun dilansir dari dataindonesia.id dituliskan bahwa berdasarkan laporan Break Free From Plastic (BFFP), Coca-Cola merupakan perusahaan global yang menyumbang sampah plastik terbesar di dunia pada 2021. Selain coca cola ada 8 perusahaan penghasil sampah plastik terbesar di dunia yaitu pepsico, unilever, nestle, danone, mondelez,  procter&gamble dan philip moriz.

Hadirnya Bank Sampah bukan serta-merta menyelesaikan persoalan namun setidak-tidaknya merupakan konsep secara berkesinambungan. Bupati Minahasa Utara dalam kampanyenya sebelum terpilih pernah menyampaikan usulan 1 desa 1 bank sampah.

Bank Sampah Induk (BSI) Likupang hadir sebagai satu harapan sekaligus tantangan pribadi. Semoga dengan kesadaran akan penanggulangan sampah oleh semua pihak maka DPSP Likupang akan menjadi destinasi wisata secara terus menerus bukan hanya sesaat. (***)

 (*)

CATEGORIES
TAGS
Share This