SIAP QRIS untuk Pemulihan Ekonomi Nasional di Masa Pandemi

SIAP QRIS untuk Pemulihan Ekonomi Nasional di Masa Pandemi

IKAN Tude Oci, demikian nama ikan favorit warga Sulawesi Utara. Jualan ibu Anita di Pasar Tanawangko ini transaksinya bisa dengan scan barcode. Mendorong pemulihan ekonomi nasional di masa pandemi Covid-19, Bank Indonesia meluncurkan program SIAP (Sehat Inovatif dan Aman Pakai) QRIS (Quick Response Code Indonesia Standard) dengan piloting implementasi pasa 51 pasar dan 45 pusat perbelanjaan menjangkau 34 provinsi di Indonesia. Kick of dimulai dari Sulawesi Utara yang ditandai dengan pencanangan di Manado Town Square dan Pasar Tanawangko, Minahasa Jumat (05/11/2021).

Tak hanya pedagang ikan, semua yang berjualan di pasar tersebut telah memiliki Scan Barcode yang difasilitasi BRI. ‘’Sudah setahun saya menjual Barito dengan menggunakan QRIS. Memang transaksinya di kios saya lebih banyak tunai, tapi ada juga yang mengunakan QRIS. Kami di pasar ini sudah siap, jika langganan kami mau pakai Scan Barcode,’’ kata Ibu Susi kepada Sulutdaily.com.

Ibu Susi bersama kiosnya

Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia Filianingsih Hendarta mengatakan piloting tersebut merupakan kolaborasi antara Kementerian Perdagangan, Bank Indonesia, didukung oleh KemenkoMarvest, serta stakeholders terkait untuk menghadirkan pembayaran yang CeMuMuAh (Cepat, Mudah, Murah, Aman, dan Handal) serta sehat dan higienis bagi seluruh masyarakat Indonesia.

“Tahun 2020-2021 menjadi tahun yang penuh tantangan dan berdampak sangat luar biasa (extraordinary) terhadap kemanusiaan, ekonomi, dan keuangan di seluruh dunia. Puji Tuhan, memasuki penghujung tahun 2021, pandemi covid -19 di Indonesia
semakin terkendali, dan pertumbuhan ekonomi diperkirakan terus membaik, yang didukung juga dengan berjalannya program Vaksinasi Nasional.

‘ Pertumbuhan ekonomi yang membaik tersebut, tidak lepas dari upaya Pemerintah, baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah daerah dalam menjaga perekonomian Indonesia melalui program-program pemulihan ekonomi,’’ ujarnya saat menyampaikan sambutan.

Seiring dengan membaiknya ekonomi disertai denganrelaksasi PPKM di berbagai daerah, kegiatan aktivitas transaksi jual beli masyarakat diharapkan akan meningkat. Sebagaimana di wilayah Kota Manado yang saat ini sudah masuk ke dalam PPKM Level 2.

‘’Saya yakin geliat transaksi perdagangan juga semakin meningkat. Namun demikian, kita harus tetap waspada dalam menjaga kesehatan agar terhindar dari virus Covid-19. Salah satu cara untuk memutus penularan virus adalah dengan tidak melakukan kontak fisik dengan orang lain, baik langsung maupun tidak langsung, seperti bertransaksi menggunakan uang tunai. Hal ini juga sejalan dengan arahan WHO, dimana metode pembayaran nirsentuh harus diutamakan karena memiliki risiko penularan yang relatif lebih rendah,’’jelas Filianingsih

Di tengah kondisi pandemi, transformasi digital menjadi semakin
penting untuk mendorong pemulihan ekonomi dan dapat menjadi alternatif kebangkitan negara dengan mendorong aktivitas ekonomi tetap berjalan. Hal ini sejalan dengan arahan Presiden RI bahwa transformasi ekonomi digital wajib kita dorong, mengingat infrastruktur digital di Indonesia yang sudah terbangun.

Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia Filianingsih Hendarta

Oleh karena itu, BI bersama dengan industri telah meluncurkan QRIS yang merupakan game changer untuk metode pembayaran ritel. QRIS menjadi solusi untuk pembayaran
yang lebih sehat di masa pandemi, karena meminimalisir kontak saat bertransaksi, sesuai dengan rekomendasi WHO tersebut.

QRIS dikembangkan oleh Bank Indonesia dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) dan telah didukung oleh 68 Penyelenggara Bank dan Non Bank. Penggunaan QRIS yang secara nirsentuh, memungkinkan masyarakat untuk bertransaksi secara digital tanpa melalui sentuhan.

QRIS juga sangat fleksibel untuk ditampilkan di berbagai media, seperti terminal Point of Sale (POS), lanyard, akrilik, struk yang dicetak, bahkan dapat pula dikirimkan melalui image (gambar) kepada pembeli untuk dibayarkan secara tanpa tatap muka, sehingga sangat cocok untuk diimplementasikan di pusat-pusat perbelanjaan.

‘’Berkat dukungan semua pihak, Puji Syukur, sejak 1 November 2021 QRIS telah digunakan oleh lebih dari 12 juta merchant di seluruh Indonesia, sebagaimana telah diumumkan oleh Gubernur Bank Indonesia. Apresiasi setinggi-tingginya saya sampaikan kepada seluruh stakeholders, baik Pemerintah Daerah, PJP, Asosiasi, dan pihak-pihak lainnya atas sumbangsihnya dalam memperluas akseptasi QRIS, khususnya di wilayah Kota Manado dan Sulawesi Utara,’’ kata Filianingsih.

Akseptasi QRIS yang kian meningkat semenjak diluncurkan pada 17 Agustus 2019, menunjukkan bahwa QRIS telah menjadi pilihan bagi masyarakat sebagai alat pembayaran yang aman, khususnya di masa pandemi. Di tengah pandemi COVID-19, fokus implementasi QRIS dilakukan secara tematik, salah satunya pada sektor perdagangan ritel.

Filianingsih berharap, meskipun di tengah pandemi, kegiatan perdagangan ritel tetap harus berjalan guna memenuhi kebutuhan vital, Untuk itu, penyediaan QRIS di lingkungan pusat pusat perbelanjaan, pasar, dan toko-toko barang kebutuhan pokok menjadi solusi di era new normal. ‘’ Pusat perbelanjaan di Manado dan Sulawesi Utara harus sudah siap menjawab kebutuhan masyarakat agar dapat bertransaksi dengan aman tanpa takut terpapar virus covid-19,’’ tuturnya.

Bank Indonesia beserta seluruh 46 Kantor Perwakilan BI di seluruh Indonesia, termasuk Kantor Perwakilan BI Provinsi Sulawesi Utara, bersama 68 PJP berkomitmen akan terus membantu memperluas akseptasi digital, salah satunya memfasilitasi elektronifikasi pembayaran menggunakan QRIS
di pusat-pusat perbelanjaan.

BI percaya bahwa digitalisasi akan mampu membawa Indonesia survive dan recover dan optimis bahwa sinergi seluruh pihak baik Bank Indonesia dan Pelaku usaha serta
masyarakat dapat mewujudkan inklusi keuangan, memperluas metode pembayaran bagi masyarakat, menyediakan kanal penerimaan yang efisien, dan dapat mengurangi resiko penularan covid-19.

Ketua Himpunan Peritel &Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (HIPPINDO) Budihardjo Iduansjah menyanggupi dan mendorong semua member HIPPINDO untuk membantu mensukseskan program Bank Indonesia terkait SIAP QRIS . ” Kami siap, karena proses transaksi dengan QR code dapat lebih mudah, cepat, dan terjaga keamanannya. Semua member akan diupayakan akan menggunakan QRIS” katanya.

Disiplin dalam mematuhi dan menjalankan protokol kesehatan menjadi benteng efektif untuk menekan penyebaran Covid-19. Karena itu dibutuhkan perilaku disiplin baik secara individu maupun secara kolektif yang dilakukan dengan kesadaran penuh untuk melawan Covid-19.

Wakil Menteri Perdagangan RI Dr. Jerry Sambuaga dalam sambutannya mengatakan Tanpa Tatap Muka (TTM) SIAP (Sehat Inovatif dan Aman Pakai) QRIS merupakan salah satu cara di tengah pandemi untuk mendisiplinkan protokol kesehatan.” Target 12 Juta merchant QRIS telah di capai oleh BI. Kedepan ditambah lagi targetnya hingga 50 juta. Semua kita QRISkan,” ujarnya.

Menurut Wamen Sambuaga, untuk memenuhi capaian target kerja, nantinya masyarakat yang menggunakan QRIS dalam bertransaksi harus diberi diskon, cashback dan bonus lainnya. ‘’Sehingga masyarakat semakin terpacu dengan cepat dalam tranformasi digital,” jelasnya.

Pertumbuhan Ekonomi Melambat

Pembatasan aktivitas sosial ekonomi masyarakat menahan percepatan perbaikan perekonomian di Sulawesi Utara. Meski demikian kinerja perekonomian Sulut relatif baik dan tumbuh positif. Hal ini tercermin dari pertumbuhan ekonomi Sulut yang masih positif sebesar 3,15% (yoy), meski melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 8,49% (yoy).

Tertahannya kinerja perekonomian daerah sebagai dampak covid -19 yang ditransmisikan pada pembatasan aktivitas sosial ekonomi masyarakat, perlu menjadi bahan evaluasi kita bersama. Oleh karena itu, percepatan vaksinasi dan adaptasi pada kebiasaan baru terus diperkuat untuk mencegah terjadinya gelombang kasus covid-19 berikutnya.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Utara Arbonas Hutabarat berpendapat , konsumsi pemerintah yang masih berperan penting dalam perekonomian daerah diharapkan dapat dipercepat realisasinya baik dari sisi belanja barang maupun belanja modal. Hal ini penting mengingat efek multiplier konsumsi pemerintah pada perekonomian.

‘’ percepatan adaptasi pada ekonomi digital perlu ditingkatkan untuk tetap menjaga momentum pemulihan perekonomian meski masih dibayangi risiko pandemic,’’ kata Arbonas.

Untuk menyikapi tantangan tersebut, Bank Indonesia akan tetap memperkuat koordinasi kebijakan dengan pemerintah daerah dengan memberi dukungan sistem pembayaran non tunai serta mendorong pemanfaatan digitalisasi dalam kegiatan ekonomi di Sulawesi Utara.(Jr)

CATEGORIES
TAGS
Share This