Medsos Picu Kasus Perceraian di Kota Bitung

Medsos Picu Kasus Perceraian di Kota Bitung

SULUTDAILY||Bitung-Kasus perceraian yang terjadi di kota Bitung paling menurut data dari Pengadilan Agama yang dipaparkan oleh Panitera Muda bidang hukum Hanife Pulukadang saat dikonfirmasi oleh wartawan di Kantor Pengadilan Agama, kelurahan Manembo-nembo atas, kecamatan Matuari, kota Bitung, pada hari Senin (28/01/2019) pemicunya adalah dari media sosial (medsos).

“Kasus perceraian sesuai data per tahun 2018 kebanyakan masyarakat umum dengan pemicunya ialah medsos dan rekaman via whatsapp (WA) yang ditemukan oleh isteri mereka.” kata Hanife menambahkan, jadi kebanyakan pemicunya adalah si pria yang menjadi awal terjadinya laporan perkara perceraian

Untuk kasus perceraian ASN Bitung saat dikonfirmasi wartawan, Pulukadang mengaku laporan perkara perceraian selama tahun 2018 hanya 5 (lima) pasangan,

“Untuk ASN sendiri selama tahun 2018 hanya 5 keluarga saja, 4 sudah berstatus sah bercerai dan yang 1 masih dalam proses.” kata Hanife

Hanife juga menjelaskan, untuk proses perceraian jika dia ASN sangat susah. Kenapa saya katakan susah?, karena mereka harus minta ijin dari pimpinan mereka.

“Jadi mereka harus meminta ijin pimpinan mereka, jika diijinkan dengan segala aspek aspek memungkinkan pasti tidak susah. Namun jika yang bersangkutan tidak diberikan ijin dan memaksa untuk melakukan perceraian, makan yang bersangkutan harus menerima segala konsekuensi dan menanggung segala resikonya.” kata Hanife.

Di Bitung sendiri, untuk kasus gugatan perceraian paling muda berumur 15 tahun, dan paling tua berumur 90 tahun.

“Pengajuan gugatan cerai paling muda berumur 15 tahun, lucunya mereka menikah tidak diketahui oleh orang tua mereka, karena menikah diluar kota Bitung dan paling parah lagi umur perkawinan mereka baru 3 bulan.” bebernya.

Kalau untuk seorang Opa berumur 90 tahun yang menceraikan isterinya berumur 30 tahun modus perceraiannya tidak bisa kami jelaskan.

“Untuk modusnya tidak bisa kami jelaskan, karena itu masalah privasi mereka.” tutup Hanife Pulukadang.

(romo)

CATEGORIES
TAGS
Share This