Rakor Provinsi: Minut dan Bitung Jadi Pilot Project Program Destana

Rakor Provinsi: Minut dan Bitung Jadi Pilot Project Program Destana

MINAHASA UTARA – Kesiapsiagaan dalam bencana merupakan hal yang sangat penting. Pencegahan bencana akan meminimalisir kerugian materi bahkan mencegah banyak korban nyawa karena itu program pencegahan harus mendapat dukungan semua pihak. Program Desa Tanggap Bencana (Destana) yang partisipatif dan berkelanjutan akan menjadi solusi yang diharapkan efektif untuk menjawab persoalan ini.

Demikian diungkapkan Robert Irwan selaku Tenaga Ahli (TA) Bidang Pelatihan dan Peningkatan Kapasitas Regional Management Consultant (RMC) Wilayah 3. “Indonesia merupakan bagian dari  Pacific Ring of Fire (Cincin Api Pasifik). Secara geografis Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan tiga lempeng tektonik aktif dunia, yaitu Lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia, dan Lempeng Pasifik. Pada bagian timur Indonesia terdapat sabuk vulkanik yang menanjang dari Pulau Sumatera-Jawa-Nusa Tenggvara-Maluku-Sulawesi, yang sisinya berupa pegunungan vulkanik tua dan dataran rendah serta rawa-rawa. Kondisi tersebut sangat berpotensi sekaligus rawan bencana seperti letuan gunung api, gempa bumi, tsunami, banjir dan tanah longsor,” ungkapnya dalam pembukaan Rapat Koordinasi Provinsi Sulawesi Utara di Hotel Aston Manado, Rabu (30/08/2023)

Dipaparkan Robert bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki tingkat kegempaan yang tinggi di dunia. Gempa bumi yang disebabkan karena lempeng tektonik dapat menimbulkan gelombang pasang apabila terjadi di samudera. Tsunami yang terjadi di Indonesia sebagian besar disebabkan oleh gempa- gempa tektonik di sepanjang daerah subduksi dan daerah seismik aktif lainnya.

“Kabupaten Minahasa Utara (Minut) dan Kota Bitung terletak di ujung utara Pulau Sulawesi dan paling rawan bencana. Dua kabupaten dan kota ini menjadi pilot project dengan harapan jika program ini berjalan dengan tepat sasaran bisa direplikasi oleh kabupaten kota lain yang berpotensi bencana,” ujar Robert.

Senada diungkapkan Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Minahasa Utara (Kalak BPBD Minahasa Utara) Theodorus Lumingkewas. Bencana sudah banyak terjadi di Provinsi Sulawesi Utara tanpa terprediksi. Kabupaten Minahasa Utara langganan terjadi banjir dan juga beberapa kali terjadi gempa yang sangat kuat. Begitu juga kebakaran hutan yang tiba-tiba terjadi hampir setiap tahun di musim kemarau.

“Jangan hanya mau mengeluarkan dana yang banyak disaat tanggap darurat yaitu disaat bencana sudah terjadi, seharusnya ada anggaran untuk pencegahan bencana termasuk untuk mendukung program partisipatif masyarakat agar siap siaga terhadap bencana untuk meminimalisir korban nyawa, korban materi dan kerugian lainnya,” ungkapnya.

Menurut Lumingkewas, anggaran program penanggulangan bencana melalui Bupati dan Wakil Bupati Minut telah mendapat tambahan alokasi terutama untuk memenuhi kebutuhan SPM (Standar Pelayanan Minimal) di APBD-P 2023. Semoga di tahun berikutnya Kabupaten Minahasa Utara bisa ada peningkatan anggaran untuk program diantaranya Desa Tangguh Bencana (Destana) dan program penting lainnya untuk pencegahan dan kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana. Pihak swasta atau perusahaan yang berlokasi ataupun pemasaran produknya di daerah ini, juga bisa dilibatkan dalam pemberdayaan dana Corporate Social Responsibility (CSR) mereka.

“Harus ada perhatian semua pihak karena bencana terjadi tidak pilih-pilih orang, tidak pilih-pilih dinas jadi harapan kami ada kerja sama dari OPD terkait agar bisa sinkronkan program dan memaksimalkan pencegahan serta kesiapsiagaan bencana,” katanya.

Narasumber lainnya dalam Rakor tingkat provinsi ini adalah Rofii Muhammad Koordinator Advokasi dan Komunikasi RMC-3, Supriadi Waka Advokasi dan Komunikasi, Niko Paramani Waka Pemberdayaan dan Umar Sangaji Waka Gender.

Rakor yang akan berlangsung hingga Jumat (01/09/2023) ini pun dihadiri berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dari Kabupaten Minahasa Utara, Kota Bitung, Fasilitator Kabupaten Destana dan OPD terkait dari tingkat Provinsi.

Perlu diketahui untuk tingkat nasional ada 4 provinsi yang menjadi sasaran program ini yaitu Provinsi Maluku, Maluku Utara, Sulawesi Tengah dan Provinsi Sulawesi Utara. Program ini merupakan program kerjasama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Indonesia Disaster Resilience Initiatives Project (IDRIP) dan The World Bank melalui PT. Prismaita Cipta Kreasi.(*)

Berikut foto-foto kegiatan antara lain meliputi pemaparan program dari setiap OPD yang hadir dan juga proses diskusi.

CATEGORIES
TAGS
Share This