Potensi Wisata Jalur Trans Sulawesi, Desa Aergale
SulutDaily || Minsel – Seperti yang dikatakan Kepala Dinas Pariwisata Sulawesi Utara, Hendry Katjily saat pertemuan dengan Kelompok Sadar Wisata Minahasa Selatan, “Minsel memiliki banyak destinasi, termasuk jalur Trans Sulawesi pesisir pantai”. Kadis Pariwisata mengatakan selama hampir 10 tahun tidak ada perkembangan pariwisata di Minsel dan diharapkan Bupati Frangky Wongkar dan Pdt. Petra Rembang dapat mengangkat potensi alam yang bisa dijadikan destinasi pariwisata Minahasa Selatan, selain Batu dinding Amurang, Holtikultura Modoininding, Gunung payuung dan masih banyak lagi, Potensi Pantai dan terumbu karang bisa diangkat sebagai potensi pariwisata.
Desa Aergale kecamatan Sinonsayang berada tepat dijalur trans Sulawesi yang dilalui oleh ratusan kendaraan setiap harinya. Aergale memiliki sejarah yang unik dimana terdapat mata air tawar dipesisir pantai dekat dengan spot pariwisata aergale. Desa ini dulunya merupakan dusun jauh dari desa Tanamon, mayoritas penduduk berasal dari Sanger-Talaud disusul dengan penduduk asli Minahasa. Awalnya penduduk Aergale berprofesi sebagai buruh tani, menjadi pemanjat kelapa dibeberapa perusahaan Hak Guna Usaha (HGU) dan diakhir tahun 1982 mereka memberanikan diri berpisah dengan desa Ongkaw. Hukum Tua pertama adalah B.W. Sigarlaki yang menjadi tokoh serta beberapa penduduk yang ada memisahkan diri yang dahulunya kampung ini Dusun V (lima) desa Tanamon. Ungkap Frely Mongkaren salah satu tokoh yang juga pedawai negeri Dinas Perkebunan dan diperbantukan menjabat sebagai perangkat desa.
Destinasi wisata baru Aergale sangat tepat dijadikan objek wisata dimana ada 3 spot wisata pantai yang bisa dijadikan spot wisata. Ketiga spot tersebut sangat dekat dengan akses jalan trans Sulawesi, hanya 30 sampai 70 meter dari jalan Trans.
Pemerintah desa melalui Hukum Tua Shaunkel Tumbel menjelaskan bahwa wacana ini sudah lama direncanakan dan baru sekarang kami seriusi untuk dijadikan destinasi wisata Trans Sulawesi. Konsep yang akan dibuat pada 3 tempat tersebut yaitu rekreasi keluarga, rekreasi anak muda dan penginapan murah dan professional. Khusus untuk penginapan (Homestay) tersebut sasaran kami adalah pengguna jalur trans Sulawesi yang bisa menjadikan Home stay kami sebagai tempat istirahat dalam perjalanan panjang dari Makasar, Palu, Kendari, Poso dll. Rekreasi keluarga juga kami sudah siapkan beberapa konsep dan desain dekorasi dari mahasiswa Seni di Unima, serta konsep lainnya adalah rekreasi anak muda yang akan bekerjasama dengan beberapa oraganisasi Sanggar seni dan Pencinta alam untuk mendisain lokasi agar menarik simpatik anak muda.
Semuanya ini akan dikelola sangat professional dengan membentuk Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) untuk mengelola Badan usaha milik Desa (Bumdes). Langka awal yang kami lakukan ada membuat paffingblok akses masuk lokasi, rutin membersihkan lokasi wisata setiap minggunya serta memberikan penyadaran pada masyarakat soal sampah dan menjaga kebersihan desa untuk menuju Desa Aergale sebagai desa wisata di Kabupaten Minahasa Selatan.* (Jonathan Worotitjan)