LPA Minut Tindaklanjuti Dugaan Eksploitasi Siswa di SMP Nasional Kahuku Likupang

LPA Minut Tindaklanjuti Dugaan Eksploitasi Siswa di SMP Nasional Kahuku Likupang

LIKUPANG, SULUTDAILY – Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kabupaten Minahasa Utara (Minut) mengecam pihak yang melakukan ekploitasi siswa. Kecaman ini muncul ketika viral di media sosial, video dan foto sejumlah siswa laki-laki dan perempuan di SMP Nasional Kahuku, Kecamatan Likupang Timur yang disuruh mengangkat balok-balok kayu dari pinggir pantai ke rumah kepala sekolahnya.


“Segala bentuk ekpolitasi anak tidak boleh karena bertentangan dengan undang-undang nomor 35 tahun 2014 tentang Perlindungan Anak. Kami kecam pihak manapun yang melakukan ekploitasi terhadap anak dan akan kami kawal supaya ada peyelesaian tuntas terkait laporan dari SMP Nasional Kahuku,” ungkap Ketua LPA Minut Deiby Pangemanan melalui Koordinator Wilayah Likupang Timur Rudy Woy, Sabtu (16/03/2019).


Sebagai bentuk tindaklanjut LPA Minut melakukan koordinasi dengan aparat terkait dan konfirmasi ke oknum Kepsek bersangkutan. “Kami sudah melakukan konfirmasi kepada oknum Kepsek namun jawabannya versi yang berbeda bahwa itu kemauan siswa untuk membantu, bukan dipaksakan,” ungkap Rudy.


LPA Minut juga sudah berkoordinasi dengan Polsek Likupang Timur terkait kasus ini. Rupanya kasus ini belum ada laporan resmi dari pihak orangtua wali siswa SMP Nasional Kahuku hanya viral di media sosial dan menjadi laporan masyarakat. “Kami sudah koordinasi dengan Polsek Likupang dan kami yakin pasti akan ditindaklanjuti sesuai bukti-bukti yang ada,” ujar Rudy.


Rudy menegaskan LPA Minut tidak akan tinggal diam jika ada kasus ekploitasi anak dan sejenisnya. Setiap laporan akan ditindaklanjuti sesuai dengan prosedur dan hukum yang berlaku. 


Sementara itu, saat dikonfirmasi Kepala Sekolah Nasional Kahuku Bapak Lansus Ruitang mengatakan ia tidak melakukan eksploitasi terhadap anak. Ia hanya meminta tolong siswa yang ingin membantu mengangkat kayu-kayu milik gereja dari pinggir pantai ke pekarangan rumahnya yang dekat dengan gereja tersebut.


“Tapi tidak dipaksakan untuk semua siswa wajib angkat, saya hanya meminta tolong kepada siswa yang mau menbantu angkat milik gereja,” ungkap Lansus dalam dialek Manado.


Sampai berita ini diturunkan belum ada laporan resmi dari orangtua atau wali siswa terkait. LPA Minut merespon laporan ini karena sudah viral  di media sosial dan berharap hal ini menjadi pembelajaran dan peringatan bagi semua pihak.


Dugaan ekploitasi siswa ini terkuak dari postingan video akun Facebook ‘Victor’ yang jelas memperlihatkan sejumlah siswa sedang mengangkat balok-balok kayu. Dari postingan tersebut terkuak kecaman-kecaman warga lainnya terkait perintah Kepala Sekolah SMP Nasional Kahuku yang diduga menyuruh sejumlah siswa-siswinya untuk mengangkat balok kayu dengan jarak cukup jauh.  (*/tim)

CATEGORIES
TAGS
Share This